Jipeng - Ngaji Kuping JiPeng

Surat An-nasr bercerita tentang salah satu peristiwa fenomal yang tercatat sebagai pangkal berkembangnya agama Islam di tanah Arab, yaitu Fathul Makkah (penaklukkan kota Makkah). Dari sinilah kemudian Islam berkembang menjadi mayoritas, apa rahasianya? Simak dalam episode kali ini

Faidah sudah Al-Falaq yaitu kisah nabi pernah di sihir oleh penyihir (santet) perempuan yang ampuh, kemudian nabi membaca ta'awudz.

Surat ini bercerita tentang paman nabi beserta istrinya yang sangat memusuhi nabi, sampai-sampai termuat dalam satu surat tersendiri. andaikan saja Abu Lahan lebih cerdik ada cara yang bisa dilakukan untuk membatalkan surat ini, bagaimana caranya? Simak dlm podcast episode kali ini

Dari Rabb-Malik-Ilah, Maiyah mendapatkan pendekatan atau rumus manajemen hidup. Dan secara menukik ke realitas, melalui kacamata pendekatan Rabb-Malik-Ilah, yang terlihat di dalam masyarakat kebanyakan adalah kebalikan urutan ketiga fungsi tersebut. Kebanyakan orang sibuk dan ribut pada ‘eksistensi diri atau meng-“ilah”-kan diri. Para politikus menonjolkan dirinya di hadapan masyarakat untuk mendapatkan “kuasa atau malik”, yang seakan-akan nanti mereka akan memberikan “rabb” atau pengayoman atau kesejahteraan setelahnya, tetapi ternyata sesudah terpenuhi “malik”-nya, tidak juga “robbin naas”, tidak juga memberikan sesuatu buat masyarakat. Maiyah membatasi dan mengoptimalkan diri pembelajaran dan langkah-lakunya pada “Rabbin Naas”. Sebab Maiyah mengerti bahwa “ilah” itu mudah, bahwa mengedepankan eksistensi diri itu gampang, “aku ini, aku itu, ini lho aku…”, tetapi menjalankan “rabb” itu tidak mudah. Dalam praktiknya, impelementasi kesadaran “rabb” berlaku dalam bidang atau lapangan apa saja. “Saya nggak pernah sentuh ‘ilah/eksistensi’ dan ‘malik/kekuasaan’, tetapi lebih banyak mengerjakan ‘rabb/pengasuhan’ pada perpolitikan nasional,” ujar Cak Nun.

Orang-orang musyrik berkata : "Sesembahan kami banyak jumlahnya ada sekitar 360. Sebanyak itupun belum mencukupi kebutuhan kami, Lah Tuhanmu cuma satu, coba Muhammad...! Bagaimana Tuhanmu itu? Apakah dari tembaga, emas atau bagaimana?" Kemudian turunlah surat ikhlas ini. Katakanlah Muhammmad! Dialah Allah yang Esa (sewiji), tempat meminta segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya.

Ngaji Al-Qur'an dengan makna Pegon khas pesantren. Di pesantren tradisonal dituntut mempelajari kitab kuning dengan menggunakan makna pegon. Makna gandul adalah terjemah perkata yang ditulis di bawah baris-baris kalimat bahasa Arab yang tertera dalam kitab.

Makna pegon itu bukan sekadar terjemah perkata, melainkan mengisyaratkan posisi kata yang dimaknai dalam ilmu nahwu.