MypodCAT's catherin Duarr

Namanya Naila, Anak Sulung dari Bapak Sampara. Seorang Anak berprestasi di sekolahnya .

Naila kini tinggal di sebuah gubuk sederhana di pesisir Kota Bantaeng bersama Ayah Dan Adiknya yang masih balita. Sedangkan Ibunya telah meninggal dunia Sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu.

Untuk kebutuhan dasarnya, ayahnya bekerja serabutan dengan memperbaiki Jala nelayan yang koyak dengan upah 3000 hingga 5000 rupiah untuk 1 Jala yang iya perbaiki, namun terkadang dalam sehari bahkan tidak ada yang memakai jasa beliau. Kondisi ini membuat keluarga mereka Kian terpuruk.

Pasca Pandemic Covid-19 sistem belajar dengan metode tatap muka diubah menjadi metode daring, Hal ini Kian menyulitkan Naila, jangankan untuk membeli ponsel pintar, untuk makan sehari saja sulit bagi keluarga mereka. Namun semangat belajarnya tidak pudar, ia rela berjalan kaki 3 KM setiap Hari ke sekolahnya hanya untuk mengambil dan mengambalikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Baginya Hal Ini dia nikmati karena sama saja seperti dia bersekolah setiap harinya. Alhamdulillah pekan lalu beberapa Dermawan berdonasi Dan membelikan ponsel pintar untuk membantu Naila dalam proses belajarnya.

Malam ini, 02 September 2020 kembali teman2 Relawan MRI-ACT mendapat pesan via WhatsApp dari Naila yang mengabarkan kondisi ayahnya yang sedang sakit. Iya memohon kiranya dapat diberi uang 5000 rupiah untuk membeli obat buat ayahnya. Kabar tersebut langsung ditindaklanjuti oleh teman2, yang segera mengunjungi Naila. Setiba di sana kami mengetahui bahwa mereka belum makan 2 hari karena beras sudah habis dan mereka tidak punya uang untuk membelinya.

Dengan sigap teman2 Relawan segera membelikan makanan kemudian Tim Relawan medis kami pun memeriksa kondisi kesehatan ayah Naila.

This is my first trial podcast