13 episodes

selamat datang di podcast aksara. kamu bisa mendengarkan kumpulan cerpen audio Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

AKSARA Amalia Shulha

    • Fiction

selamat datang di podcast aksara. kamu bisa mendengarkan kumpulan cerpen audio Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    Pesan Cinta dari Tragedi Gaza

    Pesan Cinta dari Tragedi Gaza

    Pesan Cinta dari Tragedi Gaza


    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 12 min
    Berharap Kau Pergi

    Berharap Kau Pergi

    audio book


    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 8 min
    hujan di musim kemarau

    hujan di musim kemarau

    selamat datang di podcast aksara


    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 9 min
    Rindu tak bertuan

    Rindu tak bertuan

    cerpen audio




    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 11 min
    Resolusi

    Resolusi

    Gemintang awan nampak bertaburan menyambut sebuah gempita . Tahun sebentar lagi akan berganti.  Lembaran-lembaran kehidupan di tahun baru segera di mulai. Namun, banyak rencana indah yang belum terlaksana, mulai dari kumpul bareng teman-teman kuliah, sahabat organisasi sampai liburan bareng keluarga.

    Kebiasaan-kebiasaan baru juga mulai berubah, dengan melakukan sebuah anjuran menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah. Seperti memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga jarak. Agak canggung awalnya, tapi sekarang sudah mulai terbiasa.

    Jenuh memang, ketika kerja pun harus dari rumah, banyak ruang pembatasan dimana-dimana, hubungan sosial mulai berubah hingga tempat-tempat wisata ditutup sementara. Ruang gerak menjadi sempit. Bahkan kaum rebahan pun sekarang dianggap pahlawan. Itu nyata.

    Salah satu resolusiku di tahun ini pun gagal akibat musim pandemi, ya...memang tidak ada gunanya menyalahkan keadaan bahkan tiada faedahnya lari dari kenyataan. Toh mau gak mau kita berada di situasi seperti ini. Berat badan malah semakin naik di bulan-bulan awal. Di rumah dengan minim aktifitas malah membuat nafsu makan semakin tinggi belum lagi cemilan menjadi teman setia di kala nonton drama korea.

    Hati ini berharap ingin semua kembali normal, seperti dulu lagi, semuanya aman. Tapi kapan? Hemm.. entahlah, kita berada dalam ketidak pastian. Tidak ada yang perlu disalahkan dengan situasi rumit seperti ini. Kita harus berjuang bersama.

    "Nitaaa.... Ngapain sih kamu di kamar terus.... Sini bantu ibu... !". Lengking suara ibu dari luar membuyarkan lamunanku.

    " Iya bu, sebentar.." Jawabku kaget.

    Kerja sampinganku saat ini ketika WFH adalah dengan membantu ibu memotong sayur, meracik bumbu dan membuatkan es untuk pembeli. Semenjak pandemi ini memang banyak yang kehilangan mata pencaharian, termasuk ibuku. Ibu adalah salah seorang pegiat seni di daerah, harus libur berbulan-bulan karena sudah tidak ada hajatan hingga pagelaran seni. Meskipun ada hajatan, ibu dan pekerja seni lainya tidak di undang dalam pementasan karena terkendala perijinan untuk tidak mengadakan pesta besar yang berujung terjadinya kerumunan. Pada akhirnya memutuskan untuk berjualan nasi pecel untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Gaji bulananku memang belum mencukupi untuk memenuhi beragam kebutuhan dan ketiga adikku. Sejak adikku yang keempat berusia empat tahun, bapak meninggalkan kami, dan memilih hidup dengan wanita lain yang lebih muda dari ibu. Sejak  saat itu kami tidak pernah mendapatkan nafkah dari bapak. Ibu berjuang sendiri  untuk membesarkan kami berempat. Aku harus bekerja paruh waktu untuk menyelesaikan kuliah.

    Memang berat kehidupan kami setelahnya, tapi kita tetap semangat menjalani kehidupan. Kami yakin kelak kami akan hidup bahagia. Ketika kita sudah mulai bangkit pada waktu yang bersamaan pandemi datang mengguncang dunia, perekonomian keluarga kami sagat terdampak karena penghasilan hanya mengandalkan gajiku.

    Dalam keadaan seperti saat ini. Apapun kondisinya kita tetap bersabar kami yakin, Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hambanya. Ujian yang datang harus bisa menguatkan kami, harus semakin dekat dengan sang Pencipta sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Walaupun banyak resolusi yang belum terlaksana, tapi kita harus tetap optimis bahwa rencana Allah pasti lebih indah dan persangkaan hambaNya


    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 5 min
    cerpen audio : mainan yang berserakan

    cerpen audio : mainan yang berserakan

    Tumpukan mainan yang sudah tertata rapi itu tiba-tiba jatuh tak beraturan karena tersenggol Alfa, anak pertamaku yang berusia 4 tahun akhir tahun ini. tingkah anak balita itu semakin kegirangan lari kesana kemari melewati mainan yang berserakan di depan matanya. Mungkin,  dia merasa bangga bisa membuat kekacauan itu.


    ---

    Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/amalia-shulha/support

    • 6 min

Top Podcasts In Fiction

Fictions - Tango
BLYND
Celeritas
Magnesium Film
Tower 4
Bloody FM
De Omega
NPO Luister / NTR
Les Enquêtes de Sherlock Holmes
INA
De Buffalo Bitches
Eva Moeraert & Pascal Van Hulst, Nieuwsblad, De Gentenaar