Angkasa Pilu Angkasa Pilu

Melihatmu di dalam ruang tamu dengan wajah bingung. Kau melangkahkan alas kakimu setengah di daun pintu. Padahal pintu itu sudah terbuka lebar.

Mungkin dulu aku terlalu pengecut melihatmu di kecewakan dari kejauhan. Kini aku mohon untuk membuatmu tersenyum saja meski aku tau. Bahwa ia tetap yang ternanti

Mau se erat apapun aku menahanmu. Diriku adalah pisau itu sendiri. Yang memotong tali pertemuan kita dan menggores rasa itu sampai mengecil.

Tersadar bagaimana punggungmu mulai samar dari pintu otomatis itu. Di balik jendela juga kau berjalan keluar dari akhir sebuah tiket perjalanan. menuju seseorang yang kau pikirkan.

Menjalin bersama namun kejutan tak selalu memberi sebuah bahagia. Bisa saja itu menjadi sebuah pilu