2 min

Eps. 7 - lepas NCK Voicemail

    • Personal Journals

Kali ini beda, kali ini puisi. Bukan tentang aku, meskipun dari anganku. Pluralisme katanya, tapi tanpa romansa apa artinya? Aku.



Lepas



Wahai, seonggok hati sepi di sana

Bagaimana rasamu, apakah masih sama?

Lucu bagaimana sepi tak ingin tetap sama

tapi berbeda buatmu lepaskan singgasana



Sempat ku menari di atas kicauan desir angin

Nyatanya decit ragumu membentang menggerayangi

setiapku, merisak bulir pasir ekspektasi yang meninggi

Renjanamu meluruskan setiap ikalku agar berhenti bermimpi



Putihnya kertas tertawa geli

Karna cacat yang pernah membawaku tinggi

terus menggerogotinya yang perlahan lesap

Selamat tinggal kertas, setidaknya pergilah tanpa asap



Tersungkur kembali aku terhadapkan

nyatanya nadi kencang bergemuruh



Mengapa kepal tanganku tak mampu kau raih?

Padahal telah kubunuh tinggi hatiku dan bersujud

di hadapmu dan yang kau sebut  tuhan mu

Apakah harus pungguk menjadi bulan ‘tuk meraihnya?



Rambutku tak mampu lagi menangkap geram

di mana tanganmu untuk kugenggam?

Jelaga telah padam setelah sekian lama ia membara

dan beraninya masih kau semburkan dingin

ketika tenun asaku terlepas dari jantra begitu saja



Tutup deraimu, lepas ikatku,

dan tolong beranjaklah

Kali ini beda, kali ini puisi. Bukan tentang aku, meskipun dari anganku. Pluralisme katanya, tapi tanpa romansa apa artinya? Aku.



Lepas



Wahai, seonggok hati sepi di sana

Bagaimana rasamu, apakah masih sama?

Lucu bagaimana sepi tak ingin tetap sama

tapi berbeda buatmu lepaskan singgasana



Sempat ku menari di atas kicauan desir angin

Nyatanya decit ragumu membentang menggerayangi

setiapku, merisak bulir pasir ekspektasi yang meninggi

Renjanamu meluruskan setiap ikalku agar berhenti bermimpi



Putihnya kertas tertawa geli

Karna cacat yang pernah membawaku tinggi

terus menggerogotinya yang perlahan lesap

Selamat tinggal kertas, setidaknya pergilah tanpa asap



Tersungkur kembali aku terhadapkan

nyatanya nadi kencang bergemuruh



Mengapa kepal tanganku tak mampu kau raih?

Padahal telah kubunuh tinggi hatiku dan bersujud

di hadapmu dan yang kau sebut  tuhan mu

Apakah harus pungguk menjadi bulan ‘tuk meraihnya?



Rambutku tak mampu lagi menangkap geram

di mana tanganmu untuk kugenggam?

Jelaga telah padam setelah sekian lama ia membara

dan beraninya masih kau semburkan dingin

ketika tenun asaku terlepas dari jantra begitu saja



Tutup deraimu, lepas ikatku,

dan tolong beranjaklah

2 min