Puisi : 16. Titik Terendah ft. Wijaya Bhakti ANTARA KITA
-
- Society & Culture
Seketika hancur, tempatmu untuk merasa pulang kini mesti terpalang. Anggapan kedua orang tuaku, bahwa aku harus mampu dihidupi oleh seseorang setaraf mereka, dan itu bukanlah dirimu. Kita sampai pada titik di mana kedekatan kita malah dirusak oleh orang paling dekat.
Maafkan diriku yang hanya bisa melihatmu tertolak tanpa mampu berbuat banyak. Percayalah, rencana langit tidak pernah salah. Tetaplah melangkah maju, meski bukan aku yang menemanimu.
Ditulis : @drajadulung & Disuarakan : @wibhaes
Seketika hancur, tempatmu untuk merasa pulang kini mesti terpalang. Anggapan kedua orang tuaku, bahwa aku harus mampu dihidupi oleh seseorang setaraf mereka, dan itu bukanlah dirimu. Kita sampai pada titik di mana kedekatan kita malah dirusak oleh orang paling dekat.
Maafkan diriku yang hanya bisa melihatmu tertolak tanpa mampu berbuat banyak. Percayalah, rencana langit tidak pernah salah. Tetaplah melangkah maju, meski bukan aku yang menemanimu.
Ditulis : @drajadulung & Disuarakan : @wibhaes
3 min