Apa Kata Psikologi Apa Kata Psikologi

Terapi spiritual, minum jamu, atau ikut ritual tertentu yang dilakukan pasien demi mencapai kesembuhan bukan hal baru di Indonesia. Di dunia medis fisik, hal ini sering ditemui. Bagaimana fenomenanya pada kasus-kasus gangguan kejiwaan? Bagaimana psikologi modern memandang pengobatan yang berakar dari kepercayaan atau kultur masyarakat? Apakah pengobatan ini bisa berdampingan dengan intervensi berbasis ilmiah yang teruji secara klinis? Pahami lebih jauh bersama Andrian Liem, psikolog yang melakukan penelitian mengenai Pengobatan Komplementer dan Alternatif dalam Psikologi Klinis. Kita juga akan mendengar tanggapan dan cerita di lapangan dari psikolog klinis yang sehari-harinya aktif membantu para klien, Fifi Pramudika. 

Ojo dibanding-bandingke... Tapi emang ada bedanya. 😄 Dengan memahami perbedaan pasangan yang sama-sama bekerja sehingga seringkali harus beda kota karena tuntutan pekerjaan, kita justru dapat mengetahui apa saja sebenarnya faktor yang berdampak pada kepuasan pernikahan dan membuat pasangan itu bahagia dengan pernikahan mereka. Simak selengkapnya di episode kali ini bersama psikolog dan juga peneliti "Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Pekerja Jarak Jauh dan Satu Atap", Chrishianie, M.Psi., Psikolog. Selamat memetik insight! :)

Ada yang merasakan sulitnya meminta pasangan berhenti merokok? Bagaimana sebenarnya cara yang paling efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok pasangan? Ikuti perbincangan bersama Dyah Arum Ayuningtyas, Ph.D. yang telah lama melakukan riset mengenai perilaku merokok, termasuk tentang peran istri dalam menghentikan kebiasaan merokok suaminya. Ketahui juga aspek-aspek apa saja yang saling berkaitan dalam tingginya prevalensi kebiasaan merokok pria di Indonesia.

Kapan sih bakat anak itu tampak? Mungkinkah perlu diarahkan segera demi tercapainya kesuksesan di masa mendatang? Ikuti perbincangan seru menjawab keresahan orang tua mengenai "apa bakat anakku, kapan harus tahu supaya ga terlambat, bisakah dites sejak dini, mana yang lebih bikin sukses, minat atau bakat?", dan keresahan lainnya, bersama psikolog pendidikan pendiri @parentific, Arfilla Ahad Dori, M.Psi., Psikolog.

Di dunia nyata kita hanya bisa berteman dengan orang-orang yang berjumpa secara langsung dan terbatas kondisi geografis, seperti lokasi rumah, sekolah, atau komunitas di kota tempat kita tinggal. Adanya media sosial meruntuhkan sekat-sekat geografis sehingga kita dapat berteman dengan lebih banyak orang dari berbagai latar belakang di seluruh dunia. Namun apakah benar lingkaran pertemanan kita meluas di media sosial atau justru semakin sempit? Apakah di media sosial kita banyak menjalin pertemanan yang berbeda dengan di dunia nyata atau kita mencari mereka yang sama dengan kita dalam berbagai aspek, seperti minat, kepribadian atau bahkan pandangan politik tertentu? Dan apakah media sosial menjamin kita untuk lebih toleran daripada di dunia nyata? Cek faktanya berdasarkan riset yang dilakukan oleh Firman M. Firmansyah, Ph.D., seorang computational social scientist dari Stony Brook University, Amerika Serikat. Selamat menyimak! :)

Sebelum "latah" ikut tes kepribadian ini itu, sampai jadi menghakimi diri sendiri dan orang lain, yuk pahami dulu seluk beluk konsep kepribadian. Episode ini mengupas bagaimana kepribadian terbentuk, apakah menetap sepanjang hayat hingga melihat penting tidaknya tes kepribadian, baik buat anak-anak maupun orang dewasa. Kita juga akan dikasih hints nih tes-tes kepribadian seperti apa yang kontroversial dan yang direkomendasikan, serta mengapa memilih tes itu sangat penting. Simak perbincangan mendalam kali ini bersama psikolog klinis yang sedang menempuh studi doktoral di International Islamic University Malaysia, Ega Asnatasia Maharani, M.Psi., Psikolog.