6 min

Riview buku manajemen media penyiaran televisi Al-Hafis Nur Muhammad L100190101 Manajemen Media Televisi Al -Hafis Nur Muhammad L100190101

    • Books

perkembangan media penyiaran di Indonesia mengalami lonjakan pesat pasca reformasi tahun 1998. Sistem politik yang sebelumnya otoriter di masa Orde Baru berganti dengan sistem politik yang lebih demokratis membuka kesempatan bagi ber-kembangnya media penyiaran di Indonesia. Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran bisa dilihat sebagai tonggak perubahan kebijakan di langit penyiaran Indonesia.Sebenarnya sejak masa-masa akhir kekuasaan Orde Baru, pemerintah yang berkuasa saat itu mulai membuka kesempatan bagi swasta untuk bersiaran. RCTI menjadi stasiun televisi swasta pertama yang mengudara pada tahun 1989. Walaupun jangkauannya masih terbatas di Jakarta dan sekitarnya, mengudaranya RCTI memberi perubahan besar bagi dunia penyiaran di Indonesia.Penonton di Indonesia tidak lagi hanya mendapat satu suguhan televisi yaitu TVRI, namun sejak meng-udaranya RCTI penonton televisi memiliki pilihan untuk memilih program acara yang diminatinya. Keberhasilan RCTI kemudian diikuti oleh SCTV, Antv, Indosiar, TPI dan berbagai stasiun televisi lain. Dikotomi stasiun televisi di masa Orde Baru adalah televisi pemerintah dan televisi swasta. Yang pertama tentu saja adalah TVRI, dan yang kedua adalah RCTI dan stasiun televisi milik swasta yang mengudara sesudahnya.Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang Pe-nyiaran yang memberi angin segar bagi format baru perkembangan televisi di Indonesia. Persaingan bisnis dalam dunia penyiaran pun semakin ketat, baik di radion dan televisi. Stasiun televisi yang tidak mampu bersaing akhirnya gulung tikar dan dibeli oleh pemodal lain. Kasus Lativi, sebagaimana yang disebutkan dalam bagian sebelumnya adalah satu contoh nyata dari kegagalan bisnis dalam media penyiaran yang memerlukan modal besar.Keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis penyiaran sangat tergantung pada manajemen dalam media pe-nyiaran. Program televisi yang bagus dengan penonton yang banyak dan mendapatkan rating tinggi tidak bisa dilihat semata-mata sebagai keberhasilan bagian yang memproduksi program tersebut, namun harus dilihat sebagai keberhasilan bersama dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses manajemen di stasiun televisi.

perkembangan media penyiaran di Indonesia mengalami lonjakan pesat pasca reformasi tahun 1998. Sistem politik yang sebelumnya otoriter di masa Orde Baru berganti dengan sistem politik yang lebih demokratis membuka kesempatan bagi ber-kembangnya media penyiaran di Indonesia. Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran bisa dilihat sebagai tonggak perubahan kebijakan di langit penyiaran Indonesia.Sebenarnya sejak masa-masa akhir kekuasaan Orde Baru, pemerintah yang berkuasa saat itu mulai membuka kesempatan bagi swasta untuk bersiaran. RCTI menjadi stasiun televisi swasta pertama yang mengudara pada tahun 1989. Walaupun jangkauannya masih terbatas di Jakarta dan sekitarnya, mengudaranya RCTI memberi perubahan besar bagi dunia penyiaran di Indonesia.Penonton di Indonesia tidak lagi hanya mendapat satu suguhan televisi yaitu TVRI, namun sejak meng-udaranya RCTI penonton televisi memiliki pilihan untuk memilih program acara yang diminatinya. Keberhasilan RCTI kemudian diikuti oleh SCTV, Antv, Indosiar, TPI dan berbagai stasiun televisi lain. Dikotomi stasiun televisi di masa Orde Baru adalah televisi pemerintah dan televisi swasta. Yang pertama tentu saja adalah TVRI, dan yang kedua adalah RCTI dan stasiun televisi milik swasta yang mengudara sesudahnya.Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang Pe-nyiaran yang memberi angin segar bagi format baru perkembangan televisi di Indonesia. Persaingan bisnis dalam dunia penyiaran pun semakin ketat, baik di radion dan televisi. Stasiun televisi yang tidak mampu bersaing akhirnya gulung tikar dan dibeli oleh pemodal lain. Kasus Lativi, sebagaimana yang disebutkan dalam bagian sebelumnya adalah satu contoh nyata dari kegagalan bisnis dalam media penyiaran yang memerlukan modal besar.Keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis penyiaran sangat tergantung pada manajemen dalam media pe-nyiaran. Program televisi yang bagus dengan penonton yang banyak dan mendapatkan rating tinggi tidak bisa dilihat semata-mata sebagai keberhasilan bagian yang memproduksi program tersebut, namun harus dilihat sebagai keberhasilan bersama dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses manajemen di stasiun televisi.

6 min