Bahan Ngobrol Podcast Bahan Ngobrol

Kekeyi pertama kali muncul di publik langsung dapet banyak simpati atas kepercayaan dirinya tampil di depan umum. Sekarang justru ia jadi musuh publik karena dinilai melakukan hal-hal gak perlu dan cuma sekadar cari sensasi. Tapi apakah sesederhana itu yang terjadi?

Diawali dengan kasus minta tolong ojek online buat beli rokok, bahan ngobrol episode ini ngomongin tentang gimana kita memandang posisi orang lain dalam urusan pekerjaan.

Bahan ngobrol kali ini kami cerita tentang gimana dulu rasa takut jadi penghalang buat bisa ngomong ke orang lain atau di depan orang lain; mau pas di warung, di tempat belanja, di sekolah, dan di mana pun. Hingga akhirnya masing-masing dari kami punya titik balik buat nerobos batas berani itu untuk bisa ngomong di depan orang lain termasuk apa yang kami lakukan supaya bisa terbiasa dan ga takut lagi ngomong di depan orang lain.

Di episode kali ini kita ngobrolin soal hal yang belum banyak kebahas di episode 2 kemarin: Memimpin dan kendali diri, manajemen persepsi, sampe overthinking--dan kaitan ketiganya sekaligus dalam pandangan kita masing-masing. Yuk Nimbrung!

Seberapa sering kamu ngerasain cemas, takut, khawatir, galau, dan perasaan ga enak lainnya dalam sehari?

Dari sekian banyak sumber rasa gak enak tadi mulai dari sosial media sampe interaksi sama orang, apakah kamu udah punya cara sendiri buat ngatasin perasaan gak enak itu? Gimana seharusnya kita memandang masalah mulai dari munculnya sumber masalah sampai mengelola perasaan biar bisa tetep adem ngatasin semua itu? 

Nah, di episode ini kita bakal ngobrolin fenomena dan jawaban hal-hal tadi yang terinspirasi dari buku "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring.

Selama ini kita sebel sama wacana, mungkin bisa lebih sebel lagi sama tukang wacananya kali ya. 

Nah, di episode pertama ini bahan ngobrol kita adalah seputar wacana. Ketika di luar sana wacana terlanjur dianggap sesuatu yang menyebalkan, di sini kita coba obrolin wacana dari sudut pandang yang berbeda. Lebih lanjut lagi, kita juga nyampein pandangan kita soal gimana sebaiknya kita menyikapi hal-hal terkait wacana: gimana kalau kita pengen wacana tapi orang udah males dengan wacana sampai gimana sebaiknya kita menyikapi orang yang wacana mulu alias ga jadi-jadi.

Jadi, seberapa sering kalian diwacanain? Atau..seberapa sering kalian berwacana?