An-Najm Project An-Najm Project

Mungkin ada saat dalam hidup seseorang dimana waktu terasa menghimpit, bahkan energi pun rasanya kian habis.

Namun, kita harus ingat, bahwa masalah yang ada, terjadi atas kehendak Allah, sehingga penyelesaiannya pun akan bersumber dari-Nya.

Barangkali hal yang membuat kita merasa payah adalah karena kita berusaha mengendalikan hal-hal di luar kendali kita, serta merebut peran-peran Sang Pemilik Ketetapan.

Maka, redakan riuhnya dengan berserah dan menyerahkan semuanya kepada Allah.

Layaknya anak panah, ketika hidup terasa menarik kita ke belakang dengan sesuatu yang berat, satu-satunya hal yang akan terjadi adalah kita akan melesat jauh ke depan.

Jadi, meskipun lelah, jangan pernah menyerah dan teruslah berprasangka baik kepada Allah.

Jika kita yakin akan datang pertolongan-Nya, pasti Allah akan segera menolong kita sebab Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Diantara Shiners, adakah yang menuliskan jadwal hariannya pada lembaran kertas atau gadget?

Mulai dari aktivitas yang ingin kita lakukan, hingga dipetakkannya tiap-tiap waktu pelaksanaan.

Namun, terkadang tak semua perencanaan bisa kita ceklist, karena ada saja rencana yang mungkin tak terlaksana.

Misalnya saja, kita ingin bangun tidur jam 4 pagi. Lalu, saat alarm pertama berbunyi, tiba-tiba kita membuat rencana baru dengan melanjutkan tidur sekitar 5 atau 10 menit lagi.

Beruntunglah apabila kita bisa terbangun saat tiba alarm yang kedua. Jika malah sebaliknya, gimana? 😁

Atau misalnya lagi, di hari itu kita menuliskan rencana akan melaksanakan sholat Dhuha. Namun, saat ada celah untuk menundanya, kita pun menunda. Sampai pada waktu Dzuhur tiba, kita terlupa belum juga melakukannya.

Maka, berhati-hatilah, karena sekali kita mengambil kesempatan untuk menunda,
di kemudian hari, kita akan lebih mudah terdorong untuk menundanya lagi.

Pernah terjebak dalam pertanyaan 'Allah tuh ingin aku menjalani peran yang seperti apa sih di dunia?'?

Sebelum berlarut, coba kita pikirkan lagi. Kalau saja diawal Allah memberi tau peran seperti apa yang akan kita lakoni, apakah kita yakin akan bergerak maksimal ke arahnya?

Sebagaimana Rasulullah yang mencapai peran besar sebagai Nabi dan Rasul diusia ke 40-nya, apakah beliau mengetahui sebelumnya?

Beliau bahkan gak pernah menyangka, bukan?

Bahwa sebelum Rasulullah menerima wahyu pertamanya, yang beliau lakukan ialah memaksimalkan setiap peran kecil yang dipunya.

Sebab perjalanan menikmati peran itu seperti menaiki anak tangga, yang terus bergerak naik hingga akhirnya sampai di puncak.

Tak peduli sekecil apapun peran yang kita emban. Selama peranan itu bukan dalam misi keburukan, maka jalani saja dengan usaha maksimal yang kita bisa.

Namun, ingat. Kebaikan apapun yang dititipkan melalui tangan-tangan kita, adalah karena atas izin Sang Pemilik Langit dan Bumi.

Maka sementara kita memaksimalkan peran, biarlah Allah yang menaruh buah kebaikan sesuai porsi dan tempatnya masing-masing.

Semakin Allah mencintai hamba-Nya, maka semakin berat ujian yang dihadapi. Tetapi Allah tidak membiarkan kita begitu saja, namun Allah tetap bersama kita saat kita menghadapi ujian.

Allah Maha Baik, yakinlah akan selalu ada hikmah dalam setiap ujian yang diberikan.

Ada pertanyaan begini, "Emang salah, ya? Jadi manusia yang biasa-biasa aja. Jalan aja gitu, ngikutin arus."



Kalau kamu penasaran sama jawabannya, sebenernya gak salah sih. Tapi, coba deh kita cek lagi, kenapanya. Karena manusia itu memiliki naluri untuk bertahan. Sementara agar bisa bertahan, bukankah kita butuh alasan?



Ternyata orang-orang yang menikmati rasa lelah ini, tersebab mereka memiliki alasan yang jelas, kuat, dan layak untuk diperjuangin.



Kamu mungkin pernah mendengar tentang dua tipe manusia, runner dan mediocre.



Pertanyaannya, kamu mau jadi seorang runner? Seseorang yang memiliki tujuan dalam hidup dan mau berusaha keras mengejarnya.



Ataukah menjadi seorang mediocre? Seseorang yang belum memiliki tujuan hidup yang kuat, sehingga ngalir aja hidupnya.



Nah, mulai sekarang sama-sama belajar jadi runner, yuk. Tentunya tujuan yang kita pilih adalah pilihan-pilihan yang Allah sukai ya, teman.

Hati yang diliputi rasa kecintaan kepada Allah, niscaya ia akan berusaha untuk selalu dekat dengan-Nya.

Hati itu akan senantiasa takut jikalau Allah akan berpaling dari dirinya. Seperti halnya ketika Rasulullah di Perang Badar, beliau pernah berkata, "Asalkan Allah tidak marah kepadaku."

So, keep in touch with Allah yuk. Salah satunya ialah senantiasa membasahi lisan kita dengan Al-Qur'an.