10本のエピソード

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

Radio Rodja 756 AM Radio Rodja 756AM

    • 宗教/スピリチュアル
    • 5.0 • 1件の評価

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

    Pelajaran dari Kisah Nabi Shalih dan Kaumnya

    Pelajaran dari Kisah Nabi Shalih dan Kaumnya

    Pelajaran dari Kisah Nabi Shalih dan Kaumnya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 27 Syawal 1445 H / 06 Mei 2024 M.







    Kajian sebelumnya: Kisah Nabi Shalih ‘Alaihissalam















    Kajian Tentang Pelajaran dari Kisah Nabi Shalih dan Kaumnya







    Pada kesempatan ini, memasuki pelajaran-pelajaran atau ibrah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Shalih. Ada lima pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Shalih.







    Pelajaran yang pertama adalah kita mengambil nasihat dan pelajaran dari kebinasaan orang-orang yang dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,







    وَأَنذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ ۗ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍ ‎﴿٤٤﴾‏ وَسَكَنتُمْ فِي مَسَاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الْأَمْثَالَ ‎﴿٤٥﴾‏







    “Dan berikanlah peringatan kepada manusia pada hari mereka ditimpa adzab, kemudian berkatalah orang-orang yang dzalim: ‘Wahai Rabb kami, berilah kesempatan kepada kami (untuk kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul’. (Kepada mereka dikatakan): ‘Bukankah dahulu kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? dan kamu telah tinggal di tempat-tempat orang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri, dan telah jelas bagimu bagaimana Kami telah memperbuat terhadap mereka dan Kami telah membuat perumpamaan.” (QS. Ibrahim[14]: 44-54)







    Di sini Allah mengabarkan kepada kita tentang orang-orang yang dzalim, yang diadzab oleh Allah, berharap mereka diberi kesempatan untuk hidup di dunia walaupun sebentar saja, untuk menerima seruan dan ajakan Allah, taat kepada para rasul, tapi tidak bisa. Dan orang-orang yang dzalim, yang diadzab oleh Allah, akan menyesal, seperti mereka menyesal.







    Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu pernah berkata, “Orang yang bahagia itu orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain.”







    Jadi, ketika hidup di atas muka bumi ini, kita harus bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi sebelum kita dan dari apa yang terjadi di saat-saat ini. Allah kabarkan dalam Al-Qur’an, dari orang-orang yang dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, orang-orang yang melakukan kesyirikan, tidak taat kepada Allah, tidak taat kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, atau para rasul sebelumnya. Itu dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.







    Kita lihat di sini, Nabi Shalih ketika mendakwahi mereka agar mentauhidkan, taat kepada Allah dan taat kepada rasul. Mereka malah menolak ajakan Nabi Shalih dan membunuh untanya, kemudian Allah binasakan.







    Penulis mengatakan bahwa kalau kita melewati tempat-tempat dibinasakannya orang-orang yang diadzab, kita harus memperhatikan adab-adab berikut ini;







    Yang pertama, kita mengambil ibrah akan kebinasaan mereka. Allah Taala berfirman,

    • 56分
    Bisikan Malaikat dan Bisikan Setan

    Bisikan Malaikat dan Bisikan Setan

    Bisikan Malaikat dan Bisikan Setan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 27 Syawal 1445 H / 06 Mei 2024 M.















    Kajian Islam Ilmiah Tentang Bisikan Malaikat dan Bisikan Setan







    Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata,







    ما منكم من أحد إلا وقد وكل به قرينه من الجن وقرينه من الملائكة…







    “Tidak seorang pun di antara kalian kecuali telah ditugaskan temannya dari jin dan dari malaikat.” Mereka bertanya, “Meskipun engkau, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Juga kepadaku, akan tetapi Allah ‘Azza wa Jalla menolongku atasnya, maka ia masuk Islam dan tidak menyuruhku kecuali kebaikan.” (HR. Muslim)







    Juga dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar dari kamarnya pada suatu malam. Kemudian, ia berkata, “Aku pun cemburu.” Maka beliau melihat apa yang aku kerjakan, dan bertanya, “Wahai Aisyah, apa yang engkau lakukan, apakah engkau cemburu?” Maka aku menjawab, “Bagaimana tidak cemburu, wanita sepertiku memiliki suami sepertimu.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Apakah telah datang kepadamu setanmu, Aisyah?” Maka Aisyah menjawab, “Ya Rasulullah, apakah bersamaku ada setan?” Nabi mengatakan, “Iya.” Aisyah bertanya, “Dan bersama setiap orang?” Beliau menjawab, “Iya.” “Dan bersamamu juga ada, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, Aisyah bertanya, “Iya, tetapi Tuhanku telah menolongku sehingga masuk Islam.” (HR. Muslim)







    Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,







    إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ…







    “Sungguhnya setan itu mempunyai bisikan kepada anak Adam, juga malaikat punya bisikan, adapun bisikan setan maka ajakan melakukan keburukan dan mendustakan kebenaran, adapun bisikan malaikat maka ia adalah ajakan melakukan kebaikan dan membenarkan yang haq, maka barangsiapa yang mendapatkan bisikan tersebut, hendaklah ia memuji kepada Allah. Dan barangsiapa yang mendapati selainnya, maka hendaklah ia meminta perlindungan dari setan yang terkutuk.” Kemudian, beliau membaca, ‘Setan menjajikan kepada kalian kefakiran, dan mengajak kalian melakukan perbuatan keji.'” (HR. Tirmidzi)







    Sesungguhnya termasuk perkara yang penting untuk diperhatikan dalam memperbaiki hati, yaitu mengetahui perbedaan antara bisikan malaikat dan bisikan setan. Bisikan adalah sesuatu yang terbetik dalam hati. Sehingga orang yang menjaga dirinya, ia melihat apakah yang terbetik dalam hatinya itu adalah bisikan setan atau bisikan malaikat. Hendaklah ia benar-benar mengetahui perbedaan dengan ilmu dan cahaya ketakwaan, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,







    إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ

    • 35分
    Talbis Iblis Terhadap Sufi dalam Hal Fisik dan Harta

    Talbis Iblis Terhadap Sufi dalam Hal Fisik dan Harta

    Talbis Iblis Terhadap Sufi dalam Hal Fisik dan Harta ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 27 Syawal 1445 H / 06 Mei 2024 M.















    Kajian tentang Talbis Iblis Terhadap Sufi dalam Hal Fisik dan Harta







    Kita sampai pada poin penyimpangan kaum sufi atau talbis iblis terhadap mereka dalam hal fisik dan harta, yaitu beberapa riwayat-riwayat yang dinukil dari mereka tentang penyiksaan terhadap diri atau membebani diri, kadang-kadang di luar kemampuan, dan memusnahkan harta atau membuang-buang harta dengan alasan takut terkena fitnahnya. Ini banyak dinukil dari kaum sufi, beberapa riwayat-riwayat kisah-kisah tentang penyiksaan diri atau sengaja menyulitkan, bahkan mencelakakan diri sendiri. Seperti yang dinukil oleh Abu Hamid al-Ghazali di dalam Ihya Ulumuddin. Dia berkata, bahwa ada orang tua aksudnya yang sangat malas untuk shalat malam pada fase-fase awal keinginannya menjalani kehidupan sufi. Disebutkan di sini bahwa dia memaksa dirinya berdiri sepanjang malam, dengan kepala di bawah kaki di atas. Kondisi seperti ini tentunya menyiksa diri. Itu dilakukannya, supaya jiwanya mau mengerjakan shalat malam secara sukarela tanpa ada rasa terpaksa.







    Ini salah satu dari banyak kisah tentang bagaimana bentuk-bentuk penyiksaan terhadap diri, menyiksa fisik, atau melakukan hal-hal yang tidak wajar. Berdiri normal saja sepanjang malam itu tidak pernah dilakukan nabi. Ada waktu yang diberikan untuk tidur, sebagaimana kata nabi ketika ada seorang yang berkata, “Ya Rasulullah, aku akan shalat malam terus, tidak akan tidur selama-lamanya, sepanjang malam setiap hari.” Maka nabi mengatakan, “Aku shalat, dan juga aku tidur.”







    Jadi, nabi juga tidur. Harus ada waktu yang kita berikan untuk diri. Padahal ini berdiri normal. Sementara yang dilakukan oleh orang ini, seperti yang diceritakan oleh Abu Hamid al-Ghazali di dalam kitab Ihya Ulumuddin, dia berdiri dengan kepala di bawah kaki di atas. Ini tentunya boleh dikatakan tidak masuk akal.







    Kemudian, kalaulah benar-benar dilakukan, itu adalah bentuk penyiksaan diri. Ini mirip latihan bela diri, bukan untuk memotivasi diri untuk mengerjakan shalat malam.







    Demikian pula sikap mereka terhadap harta yang cenderung akhirnya menyia-nyiakan dan membuang-buangnya. Sementara di dalam Islam, kita tidak boleh membuang-buang harta.







    Disebutkan di sini oleh Ibnul Jauzi bahwa ada yang mengatasi rasa cintanya terhadap harta dengan menjual seluruh asetnya. Lalu hasil penjualannya itu dibuang ke laut. Ini adalah membuang-buang harta. Sedangkan kita tidak boleh membuang-buang harta.







    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,







    وَأَنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ…







    “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…” (QS. Al-Baqarah[2]: 195)







    Makna “Janganlah lemparkan dirimu sendiri kepada kebinasaan” yaitu kita tidak boleh juga membuang harta lalu membinasakan atau memudaratkan diri sendiri. Tidak usahlah dibuang, bahkan jika disedekahkan saja, maka tidak boleh seluruhnya, sehingga kita meninggalkan anak dan istri dalam keadaan fakir, terpaksa harus meminta-minta kepada manusia. Itu tidak dibenarkan juga,

    • 33分
    Senantiasa Mengajak Manusia Kepada Tauhid

    Senantiasa Mengajak Manusia Kepada Tauhid

    Senantiasa Mengajak Manusia Kepada Tauhid adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Minhaj Al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha’ifah Al-Manshurah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Sabtu, 25 Syawal 1445 H / 04 Mei 2024 M.







    Kajian sebelumnya: Golongan Yang Selamat Fanatik Kepada Al-Qur’an dan Hadits















    Senantiasa Mengajak Manusia Kepada Tauhid







    Makna kalimat Laa ilaaha illallah yaitu tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Inilah tauhid, inilah keyakinan yang ada di hati orang-orang yang beriman, dan inilah sebab yang menjadikan seorang hamba merasakan kebahagiaan dan ketenangan hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan seorang menjadikan dirinya benar-benar sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dengan itulah dia menempatkan dirinya di tempat yang sesuai dengan tujuan penciptaannya. Tentu dengan itu, dia akan mendapatkan semua kebaikan-kebaikan dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.







    Kita sampai di poin yang keempat. Beliau berkata Rahimahullahu Ta’ala, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menetap di Makkah selama 13 tahun, senantiasa beliau mengajak kepada orang-orang Arab.”







    Ingat, yang beliau ajak adalah orang-orang yang paham bahasa Arab, yang paham bahasa Al-Qur’an. Dan ajakan beliau yang utama adalah ajakan kepada Fitrah. Yakni, seharusnya kita berpikir Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak susah mengajak mereka, tapi kenapa sampai 13 tahun? Sementara yang paling utama beliau serukan adalah, “Ucapkanlah Laa ilaaha illallah , kalian akan beruntung.”







    Ini menunjukkan dakwah tauhid ini diulang-ulang, karena meskipun tauhid ini adalah pembahasan yang paling mudah, yang paling sesuai dengan fitrah manusia, sesuai dengan akal sehat manusia, tapi kita harus ingat godaan setan yang paling besar adalah berusaha untuk memalingkan manusia dari tauhid. Makanya Al-Qur’an diturunkan dengan petunjuknya yang sempurna, paling banyak membahas tentang masalah tauhid, paling banyak membantah tentang keburukan perbuatan syirik. Ini kitab yang diturunkan sebagai sebaik-baik petunjuk, isinya tentang itu.







    Perkara tauhid bukanlah perkara yang diremehkan. Seseorang butuh memahami tauhid dengan benar, dan tidak kalah pentingnya adalah dia butuh untuk mengamalkan dan istiqamah di atasnya, istiqamah di atas kalimat Laa ilaaha illallah, sampai menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini menunjukkan pentingnya, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selama 13 tahun menyerukan kepada umatnya, orang-orang Arab yang mereka paham bahasa Arab, mereka paham isi Al-Qur’an. Beliau senantiasa menyerukan untuk mereka kembali kepada makna kalimat Laa ilaaha illallah (tidak ada sembahan yang benar selain Allah). Sebagaimana seruan dakwah para nabi yang lainnya ‘Alaihimush Shalatu was Salam,







    …يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…







    “Wahai kaumku, sembahlah kalian kepada Allah semata-mata, karena tidak ada bagi kalian sembahan yang benar selain Dia.” (QS. Hud[11]: 84)

    • 55分
    Iman Kepada Para Rasul

    Iman Kepada Para Rasul

    Iman Kepada Para Rasul adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarh Hadits Jibril fi Ta’limiddiin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A pada Rabu, 22 Syawal 1445 H / 01 Mei 2024 M.







    Kajian sebelumnya: Iman Kepada Allah















    Kajian Islam Tentang Iman Kepada Para Rasul







    Iman kepada rasul yaitu keimanan kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih di antara hamba-hambaNya para nabi dan para rasul. Yang tentu tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, memurnikan tauhid hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan surga dan neraka, menurunkan kitab-kitab, dan mengutus para rasul. Tentu tujuan mereka adalah mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan memperingatkan mereka dari bahaya kesyirikan, karena semua nabi, maka pasti tema dakwah pertama mereka adalah,







    …يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…







    “Wahai kaumku, sembahlah hanya kepada Allah, kalian tidak punya sembahan selain Allah.” (QS. Hud[11]: 84)







    وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ…







    “Dan sungguh telah Kami utus untuk setiap umat seorang rasul agar mereka menyeru, ‘Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhilah thaghut.'” (QS. An-Nahl[16]: 36)







    Jadi, para rasul adalah manusia-manusia pilihan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih mereka dari kaum mereka, hamba terbaik di antara mereka, untuk mengajak manusia mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla, meninggalkan segala yang disembah selain Allah ‘Azza wa Jalla, dan memberi petunjuk kepada manusia menuju kebenaran, mengeluarkan mereka dari kegelapan, menuju cahaya Allah.







    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,







     اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ…







    “Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih dari para malaikat utusan-utusan, juga dari manusia.” (QS. Al-Hajj[22]: 75)







    Jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti yang telah berlalu pembahasannya, mengutus malaikat kepada para nabi, seperti Malaikat Jibril dan sebagian malaikat yang lain juga, mereka diberi tugas-tugas tertentu yang mereka adalah utusan-utusan Allah ‘Azza wa Jalla. Juga, Allah memilih dari para manusia utusan-utusan.







    Adapun dari kalangan Jin, maka tidak ada rasul dari kalangan Jin, yang ada di kalangan jin itu adalah para pemberi peringatan, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,







    وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ







    “Dan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu wahai Muhammad, sekelompok Jin yang mereka mendengarkan Al-Qur’an. Sekelompok Jin tersebut, ketika hadir mendengar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mereka mengatakan, ‘Diamlah.’ Ketika selesai dibacakan Al-Qur’an kepada mereka, mereka kembali kepada kaumnya, memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqaf[46]: 29)

    • 1 時間16分
    Bab Keutamaan Shalat Isya dan Subuh Berjamaah

    Bab Keutamaan Shalat Isya dan Subuh Berjamaah

    Bab Keutamaan Shalat Isya dan Subuh Berjamaah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Sabtu, 26 Syawal 1445 H / 05 Mei 2024 M.















    Bab Keutamaan Shalat Isya dan Subuh Berjamaah







    Kita masuk ke باب: فضل العِشاء والصّبح في جماعة (Bab keutamaan shalat isya dan subuh berjamaah).







    Hadits 324:







    Dari Abdurrahman bin Abi amrah, ia berkata, “Utsman bin Affan masuk ke masjid setelah shalat maghrib, lalu beliau pun duduklah sendirian. Lalu aku pun duduk kepadanya. Lalu Utsman berkata, ‘Hai anak saudaraku, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,







    مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ في جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ.







    ‘Siapa yang shalat isya berjamaah, maka seakan-akan ia shalat setengah malam, dan siapa yang shalat subuh berjamaah, seakan-akan ia shalat semalam suntuk.'” (HR. Muslim)







    Keutamaan shalat isya dan subuh berjamaah







    Di sini nabi mengabarkan bahwa shalat isya berjamaah itu sama dengan shalat setengah separuh malam, dan shalat subuh berjamaah itu sama dengan shalat semalam suntuk. MasyaAllah. Makanya ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang orang munafik,







     أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا







    “Shalat yang paling berat atas orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Seandainya mereka mengetahui bagaimana besarnya pahala yang ada pada shalat isya dan shalat subuh itu (maksudnya berjamaah), pasti mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Ibnu Majah)







    Shalat wajib jauh lebih utama daripada shalat sunnah







    Shalat isya berjamaah, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sama dengan shalat sunnah setengah malam, dan shalat subuh berjamaah sama seperti shalat sunnah semalam suntuk. Maka dari itu, jangan sampai kita lebih mengejar shalat malam, tapi kemudian melalaikan shalat wajib. Ada orang MasyaAllah shalat tahajud, tapi kemudian shalat subuhnya bablas. Kita katakan, Anda tertipu; Anda lebih mengejar pahala shalat sunnah tetapi melalaikan keutamaan shalat subuh berjamaah.







    Anjuran untuk shalat berjamaah







    Hadits ini menunjukkan anjuran untuk shalat berjamaah. Karena pahala ini didapatkan kalau kita berjamaah. Shalat isya berjamaah, pahalanya sama dengan shalat setengah malam. Berarti, kalau yang shalat isyanya sendirian, dia tidak mendapat pahala ini. Shalat subuh berjamaah seperti semalam suntuk, berarti kalau shalat subuhnya sendirian, tidak mendapat pahala seperti ini. Itu menunjukkan akan keistimewaan shalat berjamaah. Maka kita berusaha semaksimal mungkin semangat untuk pergi shalat berjamaah.







    Keistimewaan shalat isya dan subuh







    Hadits ini menunjukkan keistimewaan shalat isya dan shalat subuh berjamaah, bukan berarti shalat yang lain tidak punya keistimewaan. Shalat ashar punya keistimewaan, dimana shalat ashar disebut oleh Rasulullah sebagai shalatul wustha. Shalat ashar dikhususkan oleh Allah dalam FirmanNya,







    حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَان...

    • 57分

カスタマーレビュー

5.0/5
1件の評価

1件の評価

アグス サハル

Jazakallahu khoiron

Terimakasih banyak

宗教/スピリチュアルのトップPodcast

道端ドコカの迷い道 from 5点ラジオ
Michibata Dokoka
Temple Morning Radio
松本紹圭
Dr.Recella presents 江原啓之 おと語り
TOKYO FM
What The Pastors!! -WTP-
PBA
とうもろこしの会presents僕は怖くない 新館
とうもろこしの会presents僕は怖くない 新館
引き寄せの法則&量子力学 ~お金・理想のパートナー・仕事・健康・願望実現・時間、場
ナオト

その他のおすすめ

Podcast Dakwah Sunnah
podcastdakwahsunnah
Firanda Andirja Official
Firanda Andirja
Cerita Sejarah Islam
Cerita Sejarah Islam Podcast
Radio Muhajir Project
Muhajir Project
Kumpulan Dakwah Sunnah
PodcastSunnah
Mishary Rashid Alafasy
Muslim Central