Hukum Salat Malam Hanya Pada Malam Jumat Gera
-
- 宗教/スピリチュアル
Untuk menghindari kemakruhan salat malam di malam jumat, maka kita bisa menambahkan salat malam pada malam sebelumnya atau sesudahnya. Sebagaimana penjelasan Ibn Hajar al-Haitami dalam Tuhfah al-Muhtaj,
يُكْرَهُ (تَخْصِيصُ لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ) أَيْ صَلَاةٍ لِلنَّهْيِ عَنْهُ فِي خَبَرِ مُسْلِمٍ. وَأُخِذَ مِنْهُ كَالْمَتْنِ زَوَالُ الْكَرَاهَةِ بِضَمِّ لَيْلَةٍ قَبْلَهَا أَوْ بَعْدَهَا
Dan makruh mengkhususkan malam Jumat dengan qiyam, maksudnya dengan salat, karena larangan yang dalam hadits Muslim. Dari situ sebagaimana kitab matan (Minhaj al-Abidin) dirumuskan hilangnya kemakruhan dengan menambahkan satu malam sebelumnya atau sesudahnya
-
Qiyamul lail dimalam jumat
Keterangan di atas berdasarkan hadis di bawah ini,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنَ اللَّيَالِي، وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنَ الْأَيَامِ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَومِ يَصُوْمُهُ أَحَدُكُمْ. – رواه مسلم
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Jangan kalian khususkan malam Jumat dari malam-malam lainnya dengan qiyamul lail (sholat malam) dan jangan kalian khususkan hari Jumat dengan puasa dari hari-hari lain kecuali bertepatan dengan puasa (lain semisal puasa nazar atau puasa yang sudah menjadi kebiasaan) yang dilakukan salah seorang dari kalian.” (HR. Muslim)