20本のエピソード

Renungan harian berisi intisari pengajaran aplikatif yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Erastus Sabdono, dengan tujuan melengkapi bangunan berpikir kita mengenai Tuhan, kerajaan-Nya, kehendak-Nya dan tuntunan-Nya untuk hidup kita. A daily devotional containing a brief teaching along with the applications, read by Dr. Erastus Sabdono. The messages will equip you and bring you to better understand God, His kingdom, His will, and His guidance in our lives.

Truth Daily Enlightenment Erastus Sabdono

    • 宗教/スピリチュアル
    • 5.0 • 1件の評価

Renungan harian berisi intisari pengajaran aplikatif yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Erastus Sabdono, dengan tujuan melengkapi bangunan berpikir kita mengenai Tuhan, kerajaan-Nya, kehendak-Nya dan tuntunan-Nya untuk hidup kita. A daily devotional containing a brief teaching along with the applications, read by Dr. Erastus Sabdono. The messages will equip you and bring you to better understand God, His kingdom, His will, and His guidance in our lives.

    Produk Allah yang Unggul

    Produk Allah yang Unggul

    Semua produk yang bukan dari Tuhan tidak akan diabadikan, tidak akan dilestarikan, tidak akan dilanggengkan, tidak akan diteruskan, tetapi akan dibuang ke dalam lautan api. Bagi orang-orang di luar Kristen, yaitu mereka yang tidak menjadi umat pilihan, Allah pun memiliki produk di dalam dan melalui hidup mereka, di dalam tindakan kasih. Allah itu kasih. Jadi orang-orang di luar Kristen yang memiliki kasih adalah produk Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan menghakimi orang berdasarkan perbuatan. “Ketika Aku lapar, engkau memberi Aku makan; ketika Aku haus, engkau berikan Aku minum; ketika Aku bertelanjang, engkau memberikan Aku pakaian; ketika Aku dalam penjara, engkau melawat Aku.” 

    Orang-orang yang memiliki produk Tuhan ini akan diperkenan masuk langit baru bumi baru. Biasanya orang akan berkata, “Untuk apa Yesus mati di kayu salib, dan untuk apa penginjilan, jika ada orang di luar Kristen bisa masuk surga?” Ingat, di luar Kristen, bukan di luar Kristus, sebab Kristus juga mati untuk mereka. Kalau Kristus tidak mati untuk mereka, maka semua manusia tanpa perhitungan, tanpa pertimbangan, tanpa pengadilan, semua masuk neraka. Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Tetapi semua perbuatan dosa yang dilakukan manusia telah dipikul Yesus di kayu salib. Oleh dosa seorang Adam, Adam pertama, maka banyak orang binasa. Tapi oleh seorang Adam kedua, Adam terakhir, maka ada orang yang dibenarkan.

    Pengertian dibenarkan ini juga harus kita mengerti dengan benar. Kata “dibenarkan” sebenarnya bukan hanya untuk orang Kristen yang dibenarkan oleh darah Yesus dalam standar hidup Anak Allah. Dalam Roma 2:12 tertulis, “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat,” ini orang-orang yang di luar orang Israel dan di luar orang Kristen, “Dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.” Jadi, ada orang yang dihakimi menurut hukum Taurat karena memiliki hukum Taurat, ini adalah orang Israel. Dan ada orang yang tidak memiliki hukum Taurat, maka mereka dihakimi menurut Taurat yang tertulis di hati mereka. Ada hukum yang ditulis di dalam hati mereka, sesuai dengan keadaan budaya masing-masing bangsa. 

    Itulah sebabnya dalam Kitab Wahyu dikatakan, setiap orang akan dihakimi menurut kitab-kitab mereka. Jadi, banyak standar moral, standar norma, standar etika, dan hukum yang dipahami setiap individu. Karena bukan orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tapi orang yang melakukan hukum Taurat yang akan dibenarkan. Dan hukum Taurat itu bisa diringkas dalam dua hal, yaitu: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan.” 

    Tapi bagi yang tidak mengenal Elohim Yahweh, Allah yang benar, yang tidak memiliki hukum Taurat dan hukum yang sama dengan itu berlaku, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dasar penghakiman untuk mereka adalah perbuatan, bukan iman, karena memang mereka bukan umat pilihan.

    Lalu bagaimana dengan orang Kristen? Produk Tuhan dalam hidup orang Kristen bukan sekadar produk kasih—yang ternyata juga bisa dilakukan orang-orang non-Kristen—tapi kasih yang dimiliki orang Kristen haruslah kasih Allah. Jadi, bicara mengenai mengasihi sesama, itu orang-orang non-Kristen juga bisa. Jangan berpikir picik, orang di luar Kristen itu ada yang berani mati demi negara, membela demi rakyatnya, membela demi kebenaran dan keadilan, rela menyerahkan hartanya untuk sesamanya. Juga jangan dibutakan oleh perkataan, “Biar mereka baik, tanpa Kristus, binasa.” Kristus pun mati untuk mereka. Namun, orang Kristen harus memperagakan kasih Allah. 

    Jadi, kalau Yesus berkata di Injil Matius 5:48, “Kamu harus sempurna seperti Bapa,” berarti apa yang dilakukan Bapa, harus kita lakukan. Dan Yesus adalah model manusia yang sempurna; model manusia yang dikehendaki oleh Allah. Anak tidak dapat berbuat apa-apa, Anak itu melihat apa yang Bapa lakukan. Itulah sebabnya, Yesus disebut Kristus, artinya yang di

    Mengobarkan Kerinduan

    Mengobarkan Kerinduan

    Betapa indahnya kalau kita memiliki kerinduan yang kuat dan tulus untuk menjadi seorang yang berkenan di hadapan Tuhan. Kerinduan itu harus terus menyala di hati kita. Kita yang menyalakannya, kita yang mengobarkannya sampai itu menjadi semacam konsumsi yang tetap dan permanen dalam diri kita; menjadi kehausan dan kelaparan kita. Dan inilah yang dimaksud firman Tuhan di dalam Injil Matius 5:6, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” 

    Kita harus terus mengobarkan kerinduan, mengobarkan keinginan untuk menjadi anak kesukaan Bapa di surga. Atau dengan kalimat lain yaitu menjadi keharuman di hadapan Tuhan. Ini suatu keniscayaan, artinya kita bisa mencapai, bisa mengalami, karena memang inilah kehendak Bapa di surga. Karenanya, sejak kita bangun pagi, mari kita bulatkan tekad untuk benar-benar bisa menyenangkan hati Tuhan dengan mengerti apa yang Tuhan kehendaki, memahami apa yang Dia rencanakan. 

    Kita lakukan kehendak Tuhan tersebut, serta kita penuhi rencana-Nya atau yang terkait dengan pekerjaan Tuhan yang Ia percayakan kepada kita masing-masing. Mengerti kehendak Allah, sangat pribadi sifatnya, dan masing-masing kita harus benar-benar bergumul. Doa kita, “Buatku selalu dapat mendengar suara-Mu, Tuhan.” Kita mau selalu dapat mendengar suara Tuhan untuk kita pahami kehendak Tuhan dan kita lakukan. 

    Kita minta Tuhan memberi kita kepekaan untuk mengerti apa yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita guna kita penuhi. Apalagi seorang pelayan Tuhan tentu tidak boleh punya proyek sendiri, tidak boleh punya keinginan, visi dan misi sendiri; semua harus datang dari Tuhan, dan kita hanya melakukan apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Dan kalau kita mengerti apa rencana Tuhan dalam hidup kita yang terkait dengan pekerjaan-Nya, kita penuhi itu. Ini biasanya tingkat akhir, tingkat tinggi dari kehidupan Kristen yang dewasa, yang sudah tidak lagi sibuk mengurusi diri sendiri, tapi sibuk hanya mengurusi pekerjaan Tuhan. Dan inilah yang dikehendaki oleh Tuhan. 

    Untuk mengerti apa yang Tuhan kehendaki, untuk mendengar suara Tuhan, kita harus menutup telinga terhadap suara dunia. Banyak suara kita dengar melalui gadget, melalui banyak sumber, dan itu memekakkan telinga kita, bahkan menutup telinga rohani kita untuk mendengar suara Tuhan. Yang juga menutup pikiran kita, menutup telinga rohani kita terhadap suara Tuhan adalah keinginan-keinginan diri sendiri; keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang kita simpan, pendam, yang ada di hati kita, menutup telinga kita terhadap suara Tuhan untuk mengerti kehendak dan rencana Tuhan. 

    Jangan menyimpan keinginan-keinginan tertentu yang belum tentu sesuai dengan kehendak Allah. Setiap keinginan, harus kita periksa. Jika itu bukan kehendak Tuhan, kita buang. Sebab kalau orang masih memiliki keinginan dari diri sendiri, dia tidak akan bisa mengerti keinginan Tuhan di dalam hidupnya. Ingat, yang pertama, jangan mengisi pikiran dengan suara-suara yang datang dari luar. Jangan disibukkan dengan tontonan film, gadget, SMS-SMS yang tidak perlu dibaca. Yang kedua, jangan punya keinginan dari diri sendiri, supaya keinginan Tuhan bisa disalurkan, bisa diimpartasikan, bisa ditaruh di hati kita. 

    Orang bilang, “Kita manusia, boleh dong punya keinginan?” Boleh! Bagi kita, keinginan itu adalah keinginan Tuhan yang ditaruh di dalam diri kita. Kita photocopy, kita copy paste keinginan Tuhan untuk kita taruh di dalam hidup kita. Dan yang ketiga, yang membutakan mata rohani, yang menutup telinga rohani adalah dosa. Ini paling mengerikan! Maka, jangan kita berbuat dosa sekecil apa pun, sehalus apa pun. Jangan berbuat dosa! Dengan langkah-langkah ini akan membuat kita bisa mendengar suara Tuhan, mengerti kehendak dan rencana-Nya dalam hidup kita.

    Jika hal itu kita lakukan, maka akan timbul kerinduan bertemu Tuhan. Baru kita bisa mengerti mengapa kita bisa merindukan memandang wajah Tu...

    Sikap Hati

    Sikap Hati

    Kalau kita benar-benar percaya Tuhan dan kita mengasihi Dia, benar-benar berhasrat untuk melakukan kehendak Tuhan, kita rindu agar hidup kita benar-benar menjadi keharuman di hadapan Tuhan. Dan betapa indah serta mulia, seorang yang hidupnya indah di mata Tuhan, bagaikan bunga yang cantik mempesona dan berbau harum di hadapan Tuhan. Kita bisa membuat keharuman di hadapan Allah melalui perilaku kita. Dari apa yang kita pikirkan, kita renungkan, kita ucapkan, kita lakukan, jika benar-benar sesuai dengan kehendak Allah Bapa, itu menyenangkan hati Bapa. 

    Sungguh, tidak ada keindahan hidup, keelokan hidup, kemuliaan hidup, kelimpahan, kekayaan hidup, selain menjadi kesukaan hati Bapa. Kalau kita percaya Allah hidup, Allah ada, Allah hadir, Allah melihat, Allah merasakan, Allah merespons dan bereaksi atas kehidupan kita, kita akan berusaha untuk itu. Hari ini Tuhan berikan kita hari yang baru. Kita bersyukur untuk kesempatan yang Tuhan berikan agar kita bisa berubah, bertobat terus dari setiap sikap hati yang salah, apalagi perbuatan yang salah. Dan terus membangun kesucian hidup, yaitu sikap hidup yang selalu mengarah pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. 

    Itu adalah wajah hidup kita, batin kita ini. Bukan hanya perbuatan yang sudah kita lakukan yang kita persoalkan, melainkan sikap hati, sikap batin kita, apakah masih ada potensi, kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Di sini dibutuhkan keseriusan sesuai dengan apa yang Alkitab katakan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Kita harus sibuk, aktif di dalam batin kita, artinya kita selalu mempersoalkan, memperkarakan apakah sikap hati yang kita miliki ini sudah berkenan di hadapan Tuhan atau tidak. Setiap renungan hati kita, kita koreksi sehingga kita memiliki ketulusan. 

    Kalau dulu kita sering munafik, kita mengucapkan kata-kata yang bertujuan untuk menyerang orang, menjatuhkan, merusak nama baik atau sekadar membela diri, intrik-intrik kelicikan itu ada di dalam diri kita. Dan kita harus sadari intrik-intrik itu. Firman Tuhan mengatakan, “Hati itu lebih licik dari segala sesuatu. Kalau hati sudah membatu, siapa yang dapat mengobati atau memperbaikinya?” Artinya, jika hati sudah mengeras, rusak, fatal, tidak bisa diperbaiki. Jangan sampai hati kita mengeras.

    Kita tidak sadar kalau sebenarnya kita sedang sombong. Kita tidak sadar sebenarnya kita sedang mengangkat diri. Kita tidak sadar sebenarnya sedang menyerang orang lain. Kita tidak sadar kalau sebenarnya masih ada dendam, kebencian di dalam hati kita, juga mengharapkan kecelakaan dan kerugian orang lain. Tidak ada belas kasihan terhadap sesama. Tidak ada beban terhadap pekerjaan Tuhan. Semuanya untuk kepentingan diri sendiri. Bahkan ketika melakukan pekerjaan Tuhan pun, ada maksud-maksud supaya mendapatkan keuntungan baik materi maupun sekadar pujian. Hati kita ini licik dan jahat.

    Karenanya, kita mau memeriksa hati kita dengan saksama. Kita mengoreksi diri kita dengan saksama, sebab “Dari hati ini memancar kehidupan.” Betapa indahnya. Kita terus mengoreksi hati, terus menggarap hati oleh pimpinan Roh Kudus, sehingga “ditelurkan, dibuahkan” perbuatan-perbuatan yang indah, yang benar-benar menyenangkan Tuhan. Dan itu sebenarnya yang dimaksud Alkitab dengan “buah.” Tuhan Yesus berkata, “Akulah pokok anggur, Bapa-Kulah Pengusahanya.” Jadi, Bapa pemilik pokok anggur. Tentu Bapa sebagai Pemilik, lebih besar dari siapa pun. 

    Dan kita, carang-carang yang menempel pada Pokok Anggur, yaitu Tuhan Yesus. Kita menyerap spirit-Nya, gairah-Nya, seluruh gaya hidup, cara berpikir Yesus Tuhan kita supaya kita bisa menampilkan kehidupan anak-anak Allah seperti yang pernah ditampilkan oleh Tuhan Yesus. Dan itulah standar kehidupan yang Bapa nilai berkenan kepada-Nya. Kepada Tuhan Yesus di Matius 3:17, Bapa berkata,

    Bersikap Sopan

    Bersikap Sopan

    Sopan bisa berarti bersikap hormat atau pantas terhadap seseorang yang patut diperlakukan terhormat atau dianggap mulia. Menjadi kehendak Tuhan agar kita bersikap sopan terhadap Tuhan. Bersikap sopan berarti menghormati Tuhan dengan benar atau secara pantas. Ketika Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus menyembah Tuhan Allah itu berarti kita harus bersikap sopan terhadap Tuhan (Luk. 4:8). Menyembah dari teks aslinya proskuneo (προσκυνέω), artinya memberi nilai tinggi. Kata ini juga berarti to kiss the hand to (towards) one (mencium tangan kepada seseorang). Mencium tangan menunjuk sikap hormat kepada seseorang. 

    Itulah sopan santun pada zaman itu bila seseorang menghormati orang yang derajatnya lebih tinggi dan yang patut dihormati. Kepada Tuhan pun kita harus melakukan penghormatan yang pantas sebagai sopan santun abadi. Orang yang gagal menghormati Tuhan tidak akan diperkenan masuk Kerajaan Surga. Perhatikan dalam Lukas 4:8, “Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’” Bukan suatu perintah yang boleh dan bisa dihindari. Lebih baik seseorang tidak pernah menjadi manusia daripada menjadi manusia yang tidak mengenal sopan terhadap Tuhan, sebab mereka tidak akan pernah diterima di kemah abadi. 

    Seberapa seseorang bersikap pantas terhadap Tuhan sangat ditentukan atau dipengaruhi oleh seberapa dalam seseorang mengenal Tuhan. Pengenalan tersebut menyangkut dua aspek, pertama pengenalan secara pengetahuan atau bisa dipahami sebagai pengalaman kognitif atau segala sesuatu yang menyangkut aktivitas pikiran. Kognitif berarti kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Hal ini menjadi landasan untuk mengalami Tuhan. 

    Pengenalan kedua adalah pengenalan melalui pengalaman riil mengalami Tuhan dalam kehidupan konkret. Dengan demikian kesopanan seseorang di hadapan Tuhan bersifat progresif, yaitu seiring dengan pengenalan secara kognitif yang dimiliki seseorang dan pengalaman riil bersama dengan Tuhan. Semua ini merupakan harta abadi, sebab hal ini menentukan keadaan kekal seseorang. Seiring dengan perjalanan waktu seseorang harus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, maka seiring pula pertumbuhan hormatnya kepada Tuhan. Orang yang tidak memiliki pengenalan akan Allah tidak mungkin memiliki kebenaran dalam tindakannya, mereka pasti tidak bersikap sopan terhadap Truhan. 

    Pemazmur berkata, “Orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah. Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik” (Mzm. 14:1). Salah satu penyebab mengapa seseorang tidak bersikap sopan terhadap Tuhan selain tidak mengenal Tuhan juga karena tidak mampu menyentuh hadirat Tuhan. Mereka tidak mampu percaya dan menghayati bahwa Allah itu eksis sebab mereka tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan.  Orang-orang seperti ini hanya menghayati Tuhan secara paksa di gereja atau dalam pertemuan agama khususnya, tetapi tidak belajar menghayati kehadiran Tuhan setiap hari. 

    Tidak heran, walaupun mereka bergereja tetapi mereka belum menemukan Tuhan. Seharusnya, walaupun jemaat tidak mampu mengerti dan tidak mampu menghayati kehadiran Tuhan, tetapi gereja menampilkan sebuah kebaktian atau liturgi yang sungguh-sungguh menampilkan atau merasakan kehadiran Tuhan secara penuh. Kalau worship leader tidak mampu menyentuh hadirat Tuhan, bagaimana jemaat dapat menyentuh hadirat Tuhan? 

    Banyak orang yang berkata ada Allah, sebenarnya dalam hati mereka ada suara “tidak ada Allah.” Mereka menyatakan percaya kepada Allah hanya di mulut dan ada di dalam gereja khususnya. Sebenarnya mereka tidak percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Allah itu ada. Hal ini dapat dibuktikan atau nampak dari cara hidup sembarangan yang mereka miliki. Mereka memuaskan diri dengan berbagai kesenangan dan tindakan, tetapi mereka tidak memedulikan perasaan Tuhan. Inilah sebenarnya orang-orang ateis praktis.

    Tidak Pantas Ditegur

    Tidak Pantas Ditegur

    Adalah kehormatan kalau kita mendapat nasihat, teguran dan pukulan dari Tuhan. Nasihat berarti dibukanya pikiran kita untuk mengerti kebenaran. Ini berarti memiliki pencerahan oleh kebenaran firman Tuhan. Ciri orang seperti ini adalah orang yang mendekat kepada Tuhan (Mzm. 73:23-24). Mereka adalah orang-orang yang menembus hujan dan kemacetan untuk mendengarkan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang siang dan malam merenungkan firman Tuhan, artinya selalu memperkarakan firman Tuhan di dalam pikirannya. Merindukan firman Tuhan sebenarnya sama dengan merindukan Tuhan sendiri. 

    Orang-orang seperti ini tidak akan mengalami seperti yang dialami oleh orang kaya yang dikisahkan dalam Lukas 16:19-26. Ia akan kehausan yang tidak pernah terjawab atau terpuaskan, sebab ada jurang panjang yang memisahkan orang ini dari orang-orang benar. Selagi jurang tersebut belum ada, kita masih bisa menjangkau dengan mobil, motor, bus, berjalan kaki untuk datang menuju tempat di mana kebenaran diajarkan. Selagi ada kesempatan, hendaknya kita menyediakan waktu untuk memuaskan dahaga jiwa dengan kebenaran firman Tuhan. Hendaknya kita melakukannya sekarang, sebab esok mungkin tidak ada kesempatan lagi. 

    Orang yang tidak mencari kebenaran adalah orang “berzina” meninggalkan Tuhan (Mzm. 73:27). Kata berzina dalam teks aslinya adalah zanah (זָנָה). Kata ini juga berarti menjadi pelacur (to be harlot atau as a harlot) dan juga bisa berarti pergi ke pelacur (to go a whoring). Mereka adalah orang yang menjauh atau racaheq (רָחֵק). Jangan berpikir kalau seseorang ke gereja berarti mendekat kepada Tuhan. Gereja tidak selalu mewakili Tuhan. Tanda seseorang yang mendekat kepada Tuhan adalah kerinduan untuk selalu belajar kebenaran firman Tuhan. Kalau ada orang-orang Kristen yang lebih tertarik terhadap dunia dan hanyut dengan segala kesibukan-kesibukan hidup, pasti akan ditegur oleh Tuhan. 

    Teguran tersebut bisa melalui khotbah di mimbar, peringatan dan teguran melalui mulut manusia, mimpi atau suara Tuhan di dalam hatinya. Bila masih tidak sadar, Tuhan memukulnya dengan peristiwa-peristiwa kehidupan. Kalau pukulan-pukulan tersebut tidak diindahkan, maka ia akan masuk tahap “senang selamanya” (Mzm. 73:12). Kata “selamanya” di sini sebenarnya adalah long duration; dalam teks bahasa aslinya adalah olam (עֹלָם). Walaupun dalam waktu yang lama, tetapi tetap akan berakhir. Inilah orang-orang yang tidak pantas ditegur oleh Tuhan. Mereka tidak perlu mendapat teguran Tuhan lagi. 

    Orang yang “yang senang selamanya” (di bumi) adalah orang yang dibiarkan terus meluncur menuju kebinasaan. Mereka adalah orang-orang yang tidak pantas mendapat teguran Tuhan. Teguran Tuhan atas seseorang adalah bukti atau tanda kasih-Nya kepada orang tersebut (Why. 3:9). Ada orang-orang yang tidak menghormati Tuhan dengan benar, dibiarkan hidup dalam keadaan yang selalu baik, meluncur menuju kegelapan abadi. Mereka dibiarkan hidup di tempat yang licin. Hal ini sama bahwa mereka tidak pantas mendapat pencerahan kebenaran firman Tuhan. 

    Dalam Matius 7:6 Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi…” Pernyataan ini ditujukan kepada mereka yang tidak bisa ditegur atau tidak berminat untuk berubah menjadi baik sesuai dengan kehendak Tuhan (Mat. 7:4-5). Mereka adalah orang yang menolak dinasihati. Orang-orang seperti itu “diharamkan” masuk ke Yerusalem Baru (Why. 21:27). Jadi, kalau kita masih mendapat teguran dari Tuhan hendaknya kita rela berbalik. 

    Kalau seseorang nyaris menjadi orang yang tidak pantas dipukul atau diperingatkan (nyaris menjadi seperti anjing atau babi) hendaknya ia meratap di hadapan Tuhan dalam pertobatan yang tulus dan sungguh-sungguh. Sering tanpa sadar seseorang mengeraskan hatinya, padahal dengan cara demikian ia membinasakan dirinya. Dengan keadaan baik yang tidak bermasalah ia berpikir bahwa ia ada dalam perkenanan Tuhan,

    Menemukan Cinta Tuhan

    Menemukan Cinta Tuhan

    Salah satu yang menghambat atau membuat seseorang lemah untuk bersungguh-sungguh mencari Tuhan adalah ketika ia tidak menemukan perbedaan antara orang yang mencari Tuhan dan yang tidak menurut versinya. Perbedaan yang diharapkan (menurut versinya sendiri) adalah orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan akan diberkati secara jasmani dan kelihatan beruntung serta bahagia, tetapi yang tidak mencari Tuhan menjadi miskin, tidak bahagia dan tidak beruntung. Tetapi ternyata tidak demikian. Bahkan sering sekali kita jumpai kenyataan bahwa seakan-akan keadaan yang menguntungkan tidak berpihak kepada orang benar. 

    Dalam Mazmur 73, pemazmur mendapati orang yang tidak mencari Tuhan ternyata beruntung, nampak bahagia dan sehat. Sementara dirinya yang sudah bersusah payah hidup tidak bercela malah mendapat pukulan (ayat 13-14). Hal ini membuat mereka menjadi bingung, bahkan frustrasi (ayat 16). Sudah berusaha hidup benar malah mendapat tulah dan hukum (ayat 14). Tulah di sini dalam teks aslinya adalah naga (נגע), yang artinya serangan (strike). Serangan ini bisa berupa berbagai keadaan yang tidak menyenangkan. Sedangkan kata hukum adalah towkechah (תּוֹכֵחָה), yang artinya adalah rebuke, correction, reproof (teguran dan koreksi).

    Hal ini menjadi kesulitan untuk dipahami oleh pemazmur (ayat 16). Sejatinya, kita tidak perlu heran terhadap realitas ini, bukankah hal di posisi yang tidak diuntungkan juga dialami oleh Tuhan Yesus walaupun Ia tidak bersalah? Ia diperhadapkan pada situasi di mana keadaan tidak berpihak kepada-Nya. Ia di posisi sebagai orang yang dikalahkan, disingkirkan, dipersalahkan dan dihukum (Yes. 53:3). Semua itu terjadi untuk mempersiapkan diri-Nya menjadi orang yang paling terhormat, layak menerima kemuliaan dari Allah Bapa di surga (Flp. 2:8-11). Karena situasi di mana orang benar di pihak yang dipersalahkan dan menderita, maka banyak orang ikut terbawa menjadi fasik, artinya tidak mencari Tuhan untuk memiliki kehidupan benar (Mzm. 73:10). 

    Banyak orang Kristen yang sebenarnya masih berstatus melawan Tuhan atau bersikap kurang ajar terhadap Tuhan. Melawan Tuhan di sini bukan berarti tidak beragama atau tidak bergereja; mereka memang pergi ke gereja tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka tidak memedulikan perasaan Tuhan dengan mengasihi dunia lebih dari mengasihi Tuhan. Mereka tidak merasa sebagai orang-orang yang jahat sebab mereka tidak melanggar norma umum, bahkan di antara mereka adalah orang-orang yang terhormat di mata manusia. Pada dasarnya, mereka tidak menempatkan diri mereka secara benar di hadapan Tuhan. Mereka adalah orang Kristen yang menolak menjadi corpus delicti.  Pada dasarnya mereka melawan Tuhan, sebab tidak menuruti rencana Allah menjadi manusia sempurna seperti Putra Tunggal-Nya. 

    Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang dikasihi Tuhan, ditegur-Nya (Why. 3:19) dan orang yang diterima sebagai anak dihajar-Nya (Ibr. 12:6-11). Orang-orang yang diproses Tuhan menjadi umat pilihan-Nya, pada tingkat kedewasaan tertentu, tidak lagi berharap hidup yang nyaman di bumi ini.  Mereka harus bersedia untuk diproses menjadi manusia Allah agar dapat diangkat ke dalam kemuliaan (Mzm. 73:24). Kadang-kadang sampai situasi hidupnya tidak jelas sama sekali. Justru di sini “mesin” pembentukan Tuhan berjalan dengan normal.

    Situasi seperti ini digambar oleh pemazmur dalam Mazmur 73:21-24.  Rupanya pemazmur ini agak keras kepala (Mzm. 73:3,13) sehingga pembentukannya pun juga luar biasa beratnya. Sebaiknya kita tidak keras kepala sehingga tidak perlu dipukul. Tuhan tidak akan menyakiti kalau seseorang tidak perlu disakiti, tetapi kalau keras kepala maka “terpaksa” harus disakiti sampai dilukai. Bila pembentukan ini lulus, salah satu cirinya adalah mencintai Tuhan lebih dari segala sesuatu. Inilah orang-orang yang menemukan cinta Tuhan. Memang Tuhan mencintai semua orang, tetapi tidak semua orang menemukan cinta-Nya (Mzm. 73:26-27). 

カスタマーレビュー

5.0/5
1件の評価

1件の評価

宗教/スピリチュアルのトップPodcast

Dr.Recella presents 江原啓之 おと語り
TOKYO FM
道端ドコカの迷い道 from 5点ラジオ
Michibata Dokoka
Temple Morning Radio
松本紹圭
What The Pastors!! -WTP-
PBA
Talk with your soul 10分間瞑想
Talk with your soul
ハーベストタイム・メッセージステーション
ハーベスト・タイム