6 episodes

Selamat datang di Overloops Sharing sesion,
di mana kita akan bercerita, berbagi ilmu dan bercengkrama seputar dunia foto, video dan design. bersama narasumber yang inspiratif dibindangnya. bersama kami Overloops Team.

Overloops Sharing Session (OSS‪)‬ Overloops Studio

    • Technology

Selamat datang di Overloops Sharing sesion,
di mana kita akan bercerita, berbagi ilmu dan bercengkrama seputar dunia foto, video dan design. bersama narasumber yang inspiratif dibindangnya. bersama kami Overloops Team.

    OSS 9 : Muda Belia Banyak Karya

    OSS 9 : Muda Belia Banyak Karya

    Di dunia foto video tidak mengenal batas usia, tua atau muda dapat berkarya sesuai passionnya. Bahkan tidak jarang yang muda diakui secara profesional, namun proses belajarnya tentu berbeda. Seperti apa proses belajar mengenal, tantangan, dan apresiasi yang didapat dari seorang videografer sekaligus drone pilot muda Rakha, yang baru saja lulus dari SMK dengan segudang karyanya?

    • 50 min
    OSS 8 : Menjadi Desainer di Lingkungan Fotografer & Videografer

    OSS 8 : Menjadi Desainer di Lingkungan Fotografer & Videografer

    Dunia fotografi & videografi tentunya tidak lepas dari unsur visual. Pekerjaan visual tentunya akan lebih menarik ketika melibatkan sentuhan graphic desainer dalam membuat kemasan yang lebih menarik dari sebuah karya. Bagaimana desainer bisa melengkapi sebuah karya audio visual? dan apa yang bisa dipejari foto/videografer dari prinsip prinsip desain? Simak selengkapnya di Podcast OSS Episode 8 bersama Fendi Bima

    • 1 hr
    OSS 7 : Pengalaman Produksi Video di Luar Negeri

    OSS 7 : Pengalaman Produksi Video di Luar Negeri

    Dokumentasi di negara sendiri dengan negara orang lain pastinya berbeda, terlepas dari segi teknis setiap negara memiliki aturan dan tata privacy yang berbeda pula. Lalu bagaimana pengalaman pahit manisnya dokumentasi di Luar Negeri dan bagaimana mengatasinya?

    Ada banyak sekali tantangan yang dihadapi pada saat proses produksi. Seperti yang kita ketahui, dalam setiap negara memiliki culture masing-masing. Berbeda dengan di Asia terutama di Indonesia, rata-rata masyarakatnya sangat ramah dan tidak terlalu keberatan untuk masuk kamera, sedangkan di luar negeri, orang-orang cenderung cuek dan sangat menjaga privacy mereka. Seperti contohnya pada satu waktu produksi video dokumentasi kompetisi di Atlanta, ada beberapa orang tua yang mengajak anak mereka untuk hadir di acara tersebut. Sebelumnya, kita telah di beri brief perihal siapa saja anak yang boleh tersorot. Tentunya itu bukan hal yang mudah terlebih lagi saat kita hendak mencari broll sedangkan anak-anak tidak mudah pula untuk di direct atau secaara tidak sengaja masuk ke dalam frame. Beberapa orang peserta kompetisi pada awalnya juga enggak untuk memberikan testimoni mereka. Namun, dengan melakukan beberpa pendekatan dan setelah mereka tahu hasil video kita yang sebelum-sebelumnya, mereka pun merasa sangat berkesan dan lebih mudah bagi kita untuk berkolaborasi. Salah satu pendekatan yang dilakukan Ferita misalnya, Ferita melakukan negosiasi dengan salah satu peserta kompetisi untuk memberikan testimoninya dengan hanya mengatakan satu-dua patah kata saja, jika masih merasa enggan, Ferita hanya akan meminta suara mereka saja dan nantinya akan disiasati dengan menggabungkan suara tersebut dengan broll mereka yang sesuai. Atau, jika mereka mengatakan sedang sibuk, maka Ferita akan menunggunya hingga peserta tersebut tidak sibuk dan tidak punya alasan lagi, dan akhirnya Ferita memohon pada mereka untuk memberikan bantuan padanya. Nah, sebagai bocoran projek dokumentasi video luar negeri pertama Overloops sebenarnya adalah di Buffalo, New York. Makin penasaran ya dengan cerita pengalaman lengkapnya, yuk simak OSS 7 kali ini!

    • 53 min
    OSS 6 : Apakah Hobi Landscape Photography Harus Mahal?

    OSS 6 : Apakah Hobi Landscape Photography Harus Mahal?

    Tanpa disadari sebenarnya hampir setiap orang memiliki hobi, seperti olahraga, musik, memelihara hewan, fotografi dan lain sebagainya. Pada kesempatan yang baik ini kami akan membahas sebuah hobi yang sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu hobi landscape fotografi. Landscape fotografi ini adalah kegiatan memotret keindahan alam, tentu saja untuk menunjang hobi ini dibutuhkan kamera dan segala aksesorisnya. Dan menurut rumor yang beredar hobi ini termasuk kategori hobi mahal, benarkah hobi landscape fotografi harus mahal ? dan apakah dengan peralatan seadanya bisa menghasilkan karya yang bagus ?

    Bersama Panggih dan Cendhika , #OSS ke 6 minggu lalu membahas tentang sebuah hobi yang sangat menarik, yang mungkin tidak semua orang bisa merasakan kepuasan yang sama yang didapat dari hobi yang satu ini, yaitu landscape fotografi. Panggih sebagai fotografer di Overloops, telah menekuni hobi ini sejak 2 tahun lalu atau pada tahun 2019 silam. Menurut ia, hobi ini merupakan sebuah kenikmatan tersendiri bagi seorang landscaper. Dalam dunia landscape fotografri menjadi sebuah tantangan tersendiri karena objek yang kita ambil adalah alam. Berbeda dengan objek manusia misalnya, dimana kita bisa mengarahkan sedemikian rupa dari segi ekspresinya, angle pengambilan gambar, pencahayaan, semua bisa kita atur sehingga foto yang dihasilkan akan sesuai dengan harapan. Namun tidak demikian pada saat kita mengambil foto pemandangan alam. Tidak jarang kita pulang dengan tangan kosong ketika melakukan foto landscape dikarenakan cuaca yang tidak pasti. Begitu juga dengan apa yang pernah di alami Panggih bersama teman-temannya yang sempat berburu foto gunung merapi yang sedang erupsi akhir-akhir ini. Untuk mendapatkan foto yang sangat mengesankan ini, butuh perjuangan yang besar selain faktor waktu dan cuaca, juga pemilihan tempat yang terkadang tersembunyi dan tak terjamah sebelumnya bisa saja menjadi spot menarik untuk hunting foto landscape.

    • 46 min
    OSS 5 : Upgrade Your Editing Skill With 3D Design

    OSS 5 : Upgrade Your Editing Skill With 3D Design

    Keterbatasan ruang gerak selama pandemi membawa 3D menjadi salah satu trend dalam dunia multimedia. Membuat seorang videografer/editor yang menguasai 3D memiliki kesempatan untuk bisa menghasilkan karya yang lebih bervariatif dan mengikuti trend. Apakah cara yang efektif dalam mengenal dan mengaplikasikan 3D? Bagaimana workflow editing 3D selama ini di overloops dan bagaimana tantangannya?

    Balik lagi dengan Overloops Sharing Session atau  #OSS 5 dan kali ini membahas tentang bagaimana mempelajari animasi 3D secara efektif dengan tim Overloops yang multitalenta, Abdulhamid Ahya. Awal kita mengenal 3D, mungkin kita akan berpikir “sepele ini mah, cuma masalah lighting, meshes, texture,”. Namun, setelah kita dalami lagi, ternyata ada yg namanya topology, sculpting, uv mapping, rigging, proseduralisme, dan akan terus menjalar berkembang ke turunan topik lainnya. Ketika kita merasa sudah sangat paham tentang rigging, sculpting, kemudian ingin mencoba texturing menggunakan software substance painter, mungkin akan terlihat keren, but, oke, itu penting tapi bidang 3D itu luas dan terlalu banyak untuk dipelajari. Kalau kita buka e-course, akan muncul tutor dengan durasi ber jam-jam. Kita bisa saja menonton secara marathon dalam sehari, tapi untuk memahami dan meresapkan ilmu tersebut ke dalam otak, butuh waktu bertahun2 dibantu dengan pengalaman. Itulah alasannya kenapa untuk belajar secara cepat, kita harus memfilter hal-hal yang kurang relevan. Misalnya saja, kita akan membuat animasi  3D yang banyak disukai di artstation, instagram, dribbble, namun, banyaknya “like”  bukan menjadi patokan sebuah karya itu bagus atau jelek.

    Dari pengalaman yang Ahya dapatkan dan disapaikan pada Overloops Sharing Session 5 kemarin, desain grafis, foto/video, dan animasi 3D adalah hal yang saling melengkapi. Fundamental seperti komposisi, lighting, teori warna, color grading, bisa di aplikasikan ke dalam tiga hal tersebut. Jika kita membicarakan 3D, akan berbeda lagi karena terlampau luasnya perihal animasi 3D dimana 3D membentuk industri dan sub industrinya sendiri. Ada artistik, game, vfx, visualisasi scientific, AR/VR, dan seperti yangsudah disebutkan sebelumnya pada sub industri tersebut terdapat subjek yang lebih spesifik lagi, rigging, modeling, procedural, landscape, dan enviroment.  Ketika kita memilih untuk fokus pada satu bidang, misalnya saja sebagai expert sebagai environment artist, maka kita tidak wajib untuk belajar semua hal yang sudah disebutkan di atas, karena pada akhirnya hal ini berkaitan dengan personal branding yang kita bangun pada diri kita.

    Nah.. itu tadi paparan tentang Overloops Sharing Session ke 5 yang telah disampaikan oleh Ahya di Channel Youtube Overloops sebelumnya. Jangan lupa kunjungi Youtube Overloops untuk update portofolio kami lainnnya, dan jika teman-teman tertarik untuk bekerjasama dengan kami, bisa menghubungi kami melalui instagram @overloops atau bisa juga melalui Fans Page Facebook Overloops. Semoga apa yang kita sampaikan dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi teman-teman ya, dan sampai jumpa di OSS berikutny, Stay Tune!

    • 53 min
    OSS 4 - Menerjemahkan Brief Client Menjadi Executable

    OSS 4 - Menerjemahkan Brief Client Menjadi Executable

    Sebuah “brief” dibutuhkan untuk saling memahami tentang apa yang diajukan oleh client dengan apa yang ditawarkan sehingga mendapatkan win win solution. Lantas bagaimana cara untuk menerjemahkan brief dari client, dan mengapa brief client itu diperlukan?

    Alright! We’re back with OSS 4, Overloops Sharing Session dengan salah satu tim senior Overloops, fotografer dan videografer Fajar Putra yang membahas tentang bagaimana sih Menerjemahkan Brief Client Menjadi Executable ? Mengulik sedikit tentang apasih itu brief dan apa kegunaannya? Pada dasarnya tujuan adanya sebuah brief adalah untuk menjembatani dengan klien untuk dapat saling memahami tentang apa yang diajukan dengan apa yang ditawarkan oleh kita sehingga mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai pada akhir pengerjaan sebuah projek. Brief bisa juga diartikan sebagai panduan sebuah produksi yang berisi tentang pesan-pesan apa yang ingin disampaikan, audio dan visual apa saja yang ingin diproduksi dan hal ini disesuaikan dengan beberapa pertimbangan. Beberapa pertimbangan itu diantaranya adalah pertimbangan dalam hal komersil. Dalam kasus yang dibahas oleh Fajar kali ini tentunya tentang brief projek tentang produksi foto maupun video. Dalam hal komersil misalnya, video apakah yang dibuthkan oleh klien? apakah itu video company profile, dokumentasi even, atau video periklanan. Pada semua kategori tersebut tentunya memiliki treatmentnya masing-masing.

    Pertimbangan yang kedua adalah tentang Idealis. Sebuah vendor semestinya dapat memberikan sebuah value untuk membedakan dengan vendor lainnya atau sebagai ciri khas vendor itu sendiri. Sehingga hal ini nantinya dapat menjadi nilai pertimbangan yang adapat disisipkan pada brief yang akan diberikan pada klien. Berikutnya adalah pertimbangan finansial. Pertimbangan ini disesuaikan dengan budget dari klien dan biaya produksi itu sendiri.

    Dari 3 hal yang menjadikan pertimbangan tersebut nantinya akan ditulis dalam bentuk naskah. Setelah  mendpatkan naskah, kemudian kita akan membentuk sebuah tim dengan kemudian membagi tugas masing-masing anggota tim sesuai dengan brief yang diberikan oleh leader tim. Tidak lupa tim juga mempersiapkan alat-alat apa saja yang diperlukan untuk memproduksi projek yang diberikan klien sebelumnya. Berikutnya tim akan melakukan survey lapangan atau ke lokasi tujuan akan dilakukannya produksi. Untuk mempermudah eksekusi pada saat di lokasi, tidak jarang tim Overloops membuat versi dummy video atau representasi gambaran seperti apa nantinya projek yang akan dihasilkan. Kita juga bisa menggunakan aplikasi studiobinder untuk membantu kita dalam pembuatan naskah dalam bentuk skenario yang cukup lengkap sebagai panduan produksi. Nah, jika teman-teman masih pensaran dan ingin tahu lebih dalam tentang penjelasan dari Fajar, teman-teman bisa tonton video yang ada di laman ini dan jangan lupa untuk terus ikuti update tim Overloops di  Channel Youtube Overloops, atau instagram @overloops atau bisa juga melalui Fans Page Facebook Overloops . Semoga sedikit ilmu yang kita bagi bisa bermanfaat bagi kita semua ya! Stay Tune and See Ya!

    • 1 hr 5 min

Top Podcasts In Technology

All-In with Chamath, Jason, Sacks & Friedberg
All-In Podcast, LLC
Lex Fridman Podcast
Lex Fridman
Waveform: The MKBHD Podcast
Vox Media Podcast Network
X-Raid Podcast
De Zee X
TED Radio Hour
NPR
Tech Lead Journal
Henry Suryawirawan