Puisi Mulyana SyArif syarif mulyana
-
- Arts
Ketika wabah menjadi perang antara was-was dengan juang
-
Puisi
ELEGI PANDEMI
Empatbelas matahari genit
Menari tanpa harmoni, di atas tataan kremasi
Kurcaci-kurcaci memilin keringat yang mengering disengat angin
Hujan tak cukup merdu di telinga petani berdada petir
Inikah musim?
Yang terlalu mahal menjual harum,
justru teramat congkak bahkan untuk sebuah kematian
Maka batu-batu bertalu
Mengirama anak-anak halilintar
Entah ke mana lahar memuara
Sebab langkah tak melulu untuk legenda
Saat denyut hanya butuh napas yang bersambung
Tangerang, Maret 2020