KISAH KAU, AKU, DAN BUKU obed bima wicandra

Terkadang kisah kepahlawanan bangsa ini diukur dari apakah ia pegang senjata melawan penjajah kala masa revolusi ataukah tidak. KKAB Jilid 3 ini kita akan mendengarkan kisah yang mungkin tidak pernah ada yang mendengarkan. Kisah dari pengungsi pada perang Surabaya 10 Nopember 1945. Bapak Tertius Soediono, arek Kupang Panjaan Surabaya, saat itu berusia 7 tahun saat kota Surabaya dibombardir Sekutu. Ia dan ibu serta saudaranya diminta ayahnya mengungsi. Sang ayah sendiri pergi ke front peperangan di bawah bendera Laskar Minyak Wonokromo. Di antara buku-buku heroik tentang masa revolusi 1945, sangat jarang ditemui dari sudut pandang pengungsi dan anak kecil saat itu. Hanyalah kisah dari mulut ke mulut dan jarang yang mau menuliskannya. Maka tak heran jika kepahlawanan kita maknai "hanya" buat mereka yang berperang dan bukan yang mengungsi untuk berjuang mempertahankan hidup. Kita akan mendengarkan kisah dari pengungsi di KKAB Jilid 3.

Kisah Kau, Aku, dan Buku  (KKAB) Jilid 2 ini menghadirkan zus Kris Touw. Ia berkisah tentang buku yang menemaninya saat SD hingga SMA. Begitu pula ada kisah tentang buku yang mengubah hidupnya saat ia berumur 20 tahun. Buku itulah yang masih dipegangnya hingga sekarang, bahkan saat ia telah menjadi ibu untuk dua orang anaknya. Bagi pendiri BOOKOOMOO ini, buku tersebut sangat mencerahkan dirinya. Apa buku yang sangat berkesan baginya itu dan apa BOOKOOMOO itu? Dengarkan kisahnya di sini.

Bung dan Zus, dunia sastra dan buku kehilangan seorang sastrawan yang sangat berpengaruh. Ia Eyang Sapardi Djoko Damono. Minggu, 19 Juli 2020 jam 9 pagi, beliau berpulang. Ia meninggalkan karya yang akan dikenang sepanjang masa. Di usianya yang sangat tua, ia bahkan masih berkarya. Panutan bagi kita semua yang masih merasa muda untuk selalu produktif.

Selamat jalan, Eyang! Selamat menuju keabadian. Karyamu di sini abadi.

Ini buku penandaku. Apa buku penandamu?

Bung dan Zus, buku bukan saja jendela ilmu. Bagiku buku adalah sebuah cerita. Tiap huruf dan kata yang membentuk kalimat adalah bagaimana kita memberi makna. Bagiku begitu, belum tentu itu juga bagimu. Kisah Kau, Aku, dan Buku adalah cerita perihal bagaimana aku memaknai sebuah buku. Kau pun juga pasti punya cerita tentang sebuah buku yang kau baca.

Saya adalah penyuka buku. Novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, sejarah, musik, seni rupa, desain, sepak bola, budaya, dan sosial politik saya suka. Begitu pula perwajahan mulai dari cover hingga lay out isi buku, saya menyukainya. Sejak kecil saya di antara juga saudara saya dibiasakan oleh orang tua untuk membaca buku. Bapak yang seorang guru SD selalu membawa buku-buku dari perpustakaan sekolahnya. Begitu pula buku yang baru saja tiba dari pemerintah, bapak selalu membawa ke rumah. Harapannya biar anaknya dulu yang membacanya hehehehe...

Jadi Bung dan Zus, podcast ini akan berisi tentang cerita dari buku yang aku baca yang semoga berguna untukmu. Bagaimana makna buku itu bagiku. Juga cerita darimu tentang mengapa kau suka membaca buku, bagaimana menyukai buku, buku apa yang kau suka, dan apa cerita dari bukumu. Nanti saya akan mencari Bung dan Zus untuk mau berbagi cerita di podcast ini. Aku pun juga ingin mendapat cerita dari penulis. Bagaimana mereka berada dalam jalur tulisan.

Cerita ini juga sebagai apresiasi kepada semua penulis yang bekerja dalam sunyi, juga penerbit buku yang bertahan di segala situasi. Kepada mereka, kita berhutang ilmu.

Bung dan Zus, Buku adalah estetika setiap kita. Maka bolehlah lewat Kisah Kau, Aku, dan Buku, kita nanti bertukar cerita. Tentang makna dan tentu juga tentang kita. Jadi podcast ini bukan saya membacakan sebuah buku untuk Bung dan Zus, tapi kita bercerita saja. Cerita tentang sebuah buku.