Dua puluh empat Dua puluh empat

"Coba lihat dia, berbeda ya dengan kakak nya"

"Iya berbeda ya"



Kata kata yg sering menusuk daun telinga

Bahkan hingga ke jiwa

dengan tatapan yang sama

dan membuatku tak bisa berbuat apa apa



Ya ini cerita tentangku

Si anak bungsu



Bungsu yg di selalu disudutkan dalam bayang sulung

tentang tempat yg tidak pernah ia gapai

Bungsu yg tidak pernah melihat cahaya

karena terhalang sulung di depan nya



Bungsu yang selalu kecil

dan tidak dapat berjuang dengan diri sendiri,



setidaknya itulah yg aku mengerti

dari bola mata kalian

Tatapan yg memiliki sudut rendah,

melihat lemah,dengan balutan wajah ramah



Bungsu, apakah akan  selalu seperti itu



Ternyata setelah beranjak dewasa

Aku baru mengerti

menjadi bungsu tidak selalu menyakiti

apalagi menyalahkan diri sendiri



nyatanya sulung selalu melindungi

dari cahaya yg ingin menerpa



berada di balik bayangnya

selalu menyelamatkanku dari panasnya dunia

dan pada akhirnya

menjadi bungsu

tidak akan selalu berakhir dengan pilu