3 min

Wuhan dan Negeriku (Shinta Amalina Ft. Resketsa‪)‬ Ekspektasi dan Kenyataan

    • Performing Arts

Suara dan Naskah: Shinta Amalina
Musik: Annisa Dewanti Putri


Wuhan dan Negriku



Wuhan

Kota tempat kami menaruh sejuta harapan

Memulai langkah baru kami dalam perjuangan

Mencoba mewujudkan mimpi yang awalnya tampak sebatas angan

Disanalah kami meninggalkan hati kami karena nyaman



Wuhan

Kau berhasil mengantarkan kami mewujudkan mimpi

Namun entah kenapa kami kini takut merasa sepi

Karena kami akan melangkah jauh darimu yang ramai

Tapi ku tak kan takut karena dengan mengenangmu hati kami terasa damai



Wuhan

Dulu namamu tak di kenal

Tapi kini kau menjadi terkenal

Ujian kini kau hadapi

Percayalah engkau tak sendiri



Wuhan

Disanalah kami bertemu kawan

Tapi kini tampak seperti lawan

Dulu kita saling menguatkan

Namun kini tampak saling menyalahkan kemudian melupakan



Wuhan

Kata orang kota juang kami terkena azab

Tapi apakah kita sudah menjalankan sila Ke-2, Kemanusiaan yang adil dan beradab

Bisakah sedikit saja menumbuhkan rasa empati

Namun kenapa malah memaki

Tumbuh disana tak pernah membuat kami malu

Justru keadaanmu sekarang yang membuat kami pilu



Wuhan

Kini kau perlahan tersenyum

Perjuanganmu akan kami simpan dalam memori album

Tapi kini negriku yang perlahan bersedih

Seperti inikah rasanya, perih



Negriku

Sedikit saja kita berkaca dan belajar dari mereka

Yang lebih dulu merasakan perihnya luka

Berjuang tak henti dan kemenangan mulai terbuka

Mari kita menjaga jarak bukan berarti melupakan tapi menikmati kelak yang berbahagia



Negriku

Dulu kita menyudutkan mereka disaat jerit tangis tiada henti

Bukan perkara siapa mereka dan kita, namun ini perkara hati

Mereka perlahan menang, tapi tak lupa mengulurkan tangan mengirimkan bantuan

Juga kita, kepada merekalah kita meminta pertolongan



Negriku

Bukankah ini cukup memberikan bukti memanusiakan manusia

Karena sejatinya kita melangkah bersama tak pernah sia-sia

Bahkan takdir kita tercipta dalam satu benua, Asia

Harapku bukan hanya sesaat, namun seutuhnya menjaga persatuan Indonesia



Jika aku diberi kesempatan lagi dan semua kembali seperti dulu, akan ku langkahkan lagi kakiku dari negriku, tanah air Indonesia, menuju engkau yang selalu menenangkan hati ini, membesarkan perempuan ini, menujumu, Wuhan.



Di tulis oleh seorang perempuan yang lahir di tanah air Indonesia dan juga merajut cerita dan kisah di Wuhan. Namun hatinya tumbuh, besar dan melekat di Wuhan dan Negriku, Tanah Air Indonesia



-Mba Ita-

Jum’at, 20 Maret 2020

12.30pm

Sedang karantina mandiri di D’Java residence, Cikarang

Suara dan Naskah: Shinta Amalina
Musik: Annisa Dewanti Putri


Wuhan dan Negriku



Wuhan

Kota tempat kami menaruh sejuta harapan

Memulai langkah baru kami dalam perjuangan

Mencoba mewujudkan mimpi yang awalnya tampak sebatas angan

Disanalah kami meninggalkan hati kami karena nyaman



Wuhan

Kau berhasil mengantarkan kami mewujudkan mimpi

Namun entah kenapa kami kini takut merasa sepi

Karena kami akan melangkah jauh darimu yang ramai

Tapi ku tak kan takut karena dengan mengenangmu hati kami terasa damai



Wuhan

Dulu namamu tak di kenal

Tapi kini kau menjadi terkenal

Ujian kini kau hadapi

Percayalah engkau tak sendiri



Wuhan

Disanalah kami bertemu kawan

Tapi kini tampak seperti lawan

Dulu kita saling menguatkan

Namun kini tampak saling menyalahkan kemudian melupakan



Wuhan

Kata orang kota juang kami terkena azab

Tapi apakah kita sudah menjalankan sila Ke-2, Kemanusiaan yang adil dan beradab

Bisakah sedikit saja menumbuhkan rasa empati

Namun kenapa malah memaki

Tumbuh disana tak pernah membuat kami malu

Justru keadaanmu sekarang yang membuat kami pilu



Wuhan

Kini kau perlahan tersenyum

Perjuanganmu akan kami simpan dalam memori album

Tapi kini negriku yang perlahan bersedih

Seperti inikah rasanya, perih



Negriku

Sedikit saja kita berkaca dan belajar dari mereka

Yang lebih dulu merasakan perihnya luka

Berjuang tak henti dan kemenangan mulai terbuka

Mari kita menjaga jarak bukan berarti melupakan tapi menikmati kelak yang berbahagia



Negriku

Dulu kita menyudutkan mereka disaat jerit tangis tiada henti

Bukan perkara siapa mereka dan kita, namun ini perkara hati

Mereka perlahan menang, tapi tak lupa mengulurkan tangan mengirimkan bantuan

Juga kita, kepada merekalah kita meminta pertolongan



Negriku

Bukankah ini cukup memberikan bukti memanusiakan manusia

Karena sejatinya kita melangkah bersama tak pernah sia-sia

Bahkan takdir kita tercipta dalam satu benua, Asia

Harapku bukan hanya sesaat, namun seutuhnya menjaga persatuan Indonesia



Jika aku diberi kesempatan lagi dan semua kembali seperti dulu, akan ku langkahkan lagi kakiku dari negriku, tanah air Indonesia, menuju engkau yang selalu menenangkan hati ini, membesarkan perempuan ini, menujumu, Wuhan.



Di tulis oleh seorang perempuan yang lahir di tanah air Indonesia dan juga merajut cerita dan kisah di Wuhan. Namun hatinya tumbuh, besar dan melekat di Wuhan dan Negriku, Tanah Air Indonesia



-Mba Ita-

Jum’at, 20 Maret 2020

12.30pm

Sedang karantina mandiri di D’Java residence, Cikarang

3 min