37 min

Sejarah Pendidikan AMS Solo Heri Priyatmoko

    • Historia

Algemmene Middelbare School (AMS) Solo bagian A1, yakni jurusan Oostersch Letterkundige(Sastra Timur) lahir tahun 1925-1932. Di bawah asuhan arkeolog Dr. W.F. Stutterheim, barisan pelajar AMS ditempa materi kebudayaan Indonesia dan sejarah kesenian. Di sini pula, perspektif siswa diperluas dengan pandangan dari sudut Islam, Hindu, dan Buddha lantaran mereka dicekoki kebudayaan Indonesia yang terbentuk dari percampuran antara unsur budaya Islam, Hindu, dan Buddha. Tidak lupa mempelajari juga kesusasteraan Jawa dan Melayu dengan guru Raden Tumenggung Yasawidagda. Pada era 1926, tercatat sekolahan ini sudah memperoleh murid lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari Ambon, Batak, Padang, Aceh, Betawi, Priyangan, Madura, Sumatra, Bali, dan Jawa bagian tengah, serta kelompok Tionghoa dan Belanda. Fakta historis tersebut menujukkan bahwa AMS Solo merupakan sekolah favorit kala itu, setidaknya terdengar sampai ke luar Jawa. Sekolah pertama di Indonesia yang mengajarkan pendidikan multikultural ini melahirkan banyak tokoh terkemuka di kemudian hari seperti Dr. Prijono, Dr Tjan Tjoe Siem, Armijn Pane, Amir Hamzah, Ahdiat K. Mihardja, Prof. Mr. Kusumadi, Prof. Ali Afandi dan lainnya.

Algemmene Middelbare School (AMS) Solo bagian A1, yakni jurusan Oostersch Letterkundige(Sastra Timur) lahir tahun 1925-1932. Di bawah asuhan arkeolog Dr. W.F. Stutterheim, barisan pelajar AMS ditempa materi kebudayaan Indonesia dan sejarah kesenian. Di sini pula, perspektif siswa diperluas dengan pandangan dari sudut Islam, Hindu, dan Buddha lantaran mereka dicekoki kebudayaan Indonesia yang terbentuk dari percampuran antara unsur budaya Islam, Hindu, dan Buddha. Tidak lupa mempelajari juga kesusasteraan Jawa dan Melayu dengan guru Raden Tumenggung Yasawidagda. Pada era 1926, tercatat sekolahan ini sudah memperoleh murid lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari Ambon, Batak, Padang, Aceh, Betawi, Priyangan, Madura, Sumatra, Bali, dan Jawa bagian tengah, serta kelompok Tionghoa dan Belanda. Fakta historis tersebut menujukkan bahwa AMS Solo merupakan sekolah favorit kala itu, setidaknya terdengar sampai ke luar Jawa. Sekolah pertama di Indonesia yang mengajarkan pendidikan multikultural ini melahirkan banyak tokoh terkemuka di kemudian hari seperti Dr. Prijono, Dr Tjan Tjoe Siem, Armijn Pane, Amir Hamzah, Ahdiat K. Mihardja, Prof. Mr. Kusumadi, Prof. Ali Afandi dan lainnya.

37 min

Top podcasts en Historia

Los Cuentos de Pancho Madrigal
Pancho Madrigal®
Central
Radio Ambulante Studios, Inc.
POLÍTICA MUNDIAL
POLÍTICA MUNDIAL
Escuchando Documentales
Iñaki
La escóbula de la brújula
Podium Podcast
Pancho Madrigal
Pancho Madrigal