Derita Diaspora Derita Diaspora

Sebagai manusia biasa, tak pernah luput dari dosa, baik yang sengaja maupun yang di luar alam bawah sadar. Dari yang hanya sekedar mabora di hari kerja hingga yang menyerempet adegan kriminal yang dimana kalau ketangkep ya masuk bui. namun, sekiranya perlu untuk mewarnai kehidupan yang fana ini dan jadi bahan geleng-geleng kepala kalau diceritakan di masa sekarang. Ini hanyalah sepenggal pengakuan dosa kami dari berjuta kekhilafan yang ibarat infinity and beyond. Semoga bisa didengarkan dengan hati yang lapang dan pikiran yang bijak, mainkan!

Bagaimana Bali sudah menjadi bagian kehidupan dan saksi bisu kenakalan remaja yang baru melihat dan mencoba dunia luar.

Penuh daya tarik yang magis untuk mengajak ayo ke Bali lagi dan lagi. Dari sajian budaya dan alam yang sungguh membuat berdecak kagum hingga cerita-cerita kelam yang terukir sebagai bahan obrolan masa tua semua ada dan dibungkus secara apik. Cerita dari hingar-bingar Legian layaknya Jalur Gaza atau tenangnya daerah Ubud untuk kesehatan psikis menuju usia paruh baya.

Inilah segmen khusus untuk dedikasi pada Bali, karna kami rindu kembali. Cekidot!

Menuju usia kepala tiga masih saja dipenuhi tekanan masyarakat yang demanding, mulai dari lihat teman beli air-fryer lah, ada yang mulai ternak tapir, atau yang simulasi pensiun dini supaya ala-ala menikmati hidup.

Terdengar panik oh tentu saja, apalagi dengan kondisi yang masih merangkak dan meraba-raba karir apa yang nantinya akan digeluti hingga mati, tidak seperti buruh harian lepas. Niatnya bisa ala-ala wanita karir ibu kota dengan rutinitas padat merayap namun masih terlihat prima dan energik, tapi kok sudah takut duluan dihadapkan deadline dan beban pekerjaan. Yok bisa yok! Tapi jangan yok bisa gila!

Bulan puasa memang merupakan salah satu momen yang dinanti. Untuk sebagian warga, ini menjadi ajang untuk berlomba-lomba menuai kebaikan dan mencari pahala, namun untuk para penikmat duniawi sekedar untuk mencanangkan buka bersama dengan teman lama. Satu bulan dimana para tetangga berbondong-bondong menjadi part time berjualan takjil hingga warung nasi Padang yang terlihat lebih menggoda dari biasanya. But either way, happy fasting to you all, dari kami, yang belum bisa pulang ke kampung halaman.

Kehidupan sudah seyogyanya ada nasib mujur dan hal-hal sial, ya kata orang agar seimbang. Namun, menyoal keapesan hidup, terutama bagi kaum yang kurang sedekah seringkali mendapat teguran dalam bentuk kemalangan dan zonk yang bertubi-tubi dari yang Maha Kuasa. Dalam implementasinya, tentu tidak ada yang bisa disalahkan, namun wajar apabila dalam hati ingin mengumpat dan memaki. Sila dengarkan cerita kemalangan kami yang memancing ujaran “hih asuuu..”

Info tidak penting; dengan tajuk seputar kemalangan ternyata sampai berimbas pada proses pembuatan episode ini alias mohon diabaikan suara-suara lirih menembus tembok dari alunan suara tetangga gila. Trims!

Pegang tanganku bersama jatuh miskin. Yak mendendangkan sambatan dari dampak penerapan gaya hidup hedonisme oleh masyarakat kelas ekonomi maksa. Pelarian dari stres akan kerjaan yg terkesan menghamburkan uang dengan alih-alih self reward, namun berlebihan. Fase gajian yg hanya say hi tak ubahnya seperti inhale dan exhale, terjadi begitu cepat wkwk. Bukankah gaya hidup seperti ini menjadi semakin kronis, dan patut diikutsertakan dalam program pengentasan kebohodan managemen finansial asik!