Perpisahan Tanpa Kata (Season Covid-19) TIGA DINI HARI
-
- Uitvoerende kunst
Akhirnya hari itu datang
Hari yang tak pernah diminta
Namun Seakan memaksa,
membawa isak yang tak terucap
Kini malam terasa berbeda
Bukan karena gelap,
Tapi keadaan yang semakin mencekam
Karena maut hanya sejauh hembusan nafas
Betapa kita berdoa
Berharap ini hanya gurauan malam
Tapi saat mata ini terbuka
Mereka sudah tiada…
Ya,,, mereka sudah tiada
Orang2 yang kita sayang
Yang kemarin masih menemani kita dengan candaan
Seakan hilang Bersama sang malam..
Kenapa pamitan kini begitu mengerikan?
Kenapa harus ada perpisahan tanpa kata?
Bukankah mulut masih bisa berucap?
Bukankah telinga ini masih bisa mendengar?
Lalu kenapa? Kenapa harus dengan air mata?
Kini hanya tersisa tatapan penuh tanda tanya,
Siapa? Siapa lagi yang besok akan pergi meninggalkan?
Siapa lagi yang besok akan bangun dengan tangisan,
karena ada kepergian tanpa pelukan?
Memang hidup dan mati adalah misteri ilahi
Tapi bisakah kita berpisah tidak dengan cara seperti ini?
Setidaknya, Tuhan, izinkan kami melihat senyuman mereka
Untuk terakhir kali.
Mungkin itu bisa menemani hari2 kami
Di sisa hidup yang tak pasti
Karena mungkin besok kamipun akan pergi
Tanpa kata pamit dan pelukan terakhir.
Kalau aku ada dalam antrian
Biar puisi ini jadi pamitan
Setidaknya aku pergi
Dengan meninggalkan sebuah kenangan.
- Jack Loloin
www.tigadinihari.com
Akhirnya hari itu datang
Hari yang tak pernah diminta
Namun Seakan memaksa,
membawa isak yang tak terucap
Kini malam terasa berbeda
Bukan karena gelap,
Tapi keadaan yang semakin mencekam
Karena maut hanya sejauh hembusan nafas
Betapa kita berdoa
Berharap ini hanya gurauan malam
Tapi saat mata ini terbuka
Mereka sudah tiada…
Ya,,, mereka sudah tiada
Orang2 yang kita sayang
Yang kemarin masih menemani kita dengan candaan
Seakan hilang Bersama sang malam..
Kenapa pamitan kini begitu mengerikan?
Kenapa harus ada perpisahan tanpa kata?
Bukankah mulut masih bisa berucap?
Bukankah telinga ini masih bisa mendengar?
Lalu kenapa? Kenapa harus dengan air mata?
Kini hanya tersisa tatapan penuh tanda tanya,
Siapa? Siapa lagi yang besok akan pergi meninggalkan?
Siapa lagi yang besok akan bangun dengan tangisan,
karena ada kepergian tanpa pelukan?
Memang hidup dan mati adalah misteri ilahi
Tapi bisakah kita berpisah tidak dengan cara seperti ini?
Setidaknya, Tuhan, izinkan kami melihat senyuman mereka
Untuk terakhir kali.
Mungkin itu bisa menemani hari2 kami
Di sisa hidup yang tak pasti
Karena mungkin besok kamipun akan pergi
Tanpa kata pamit dan pelukan terakhir.
Kalau aku ada dalam antrian
Biar puisi ini jadi pamitan
Setidaknya aku pergi
Dengan meninggalkan sebuah kenangan.
- Jack Loloin
www.tigadinihari.com
2 min.