EMPECE Motifluence Podcast Channel
-
- Samhälle och kultur
Tempat ngobrol santai banyak hal yang bermanfaat.
-
Semua Ada Porsinya
Jualan produknya sama tapi merk labelnya beda dalam satu counter. Its OK !
-
-
BUKAN SOK ALIM ATAU MALAH SOK USTADZ
*Sering Share Ilmu Bukan Untuk “Sok Alim” Tetapi Berharap Pahala Dakwah*
*---------------------------------*
Raehanul Bahraen - 23 July 2015
Tetap semangat berdakwah, mungkin tidak disangka, satu share ilmu dan faidah ternyata bisa memberikan hidayah kepada seseorang, walau hanya sekedar menekan “share”. Tentunya dengan niat yang ikhlas
Tidak mesti jadi ustadz, hanya menunjukkan dan mengajak ke jalan Allah, insyaAllah mendapatkan pahala sebagaimana pelakunya.
Demikian juga share ilmu baik di dunia nyata maupun dunia maya. Semoga mendapat pahala MLM sampai hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
المراد أن له ثوابا كما أن لفاعله ثوابا …
دل بالقول، واللسان، والإشارة، والكتابة
“Maksudnya adalah baginya pahala sebagaimana pahala yang menerjakan…ia menunjukkan dengan perkataan, lisan, ISYARAT dan tulisan.” (Syarah Shahih Muslim)
Bukannya merasa “sok alim dan sok ustadz”, tetapi ini yang diharapkan
Terkadang terbetik bisikan “kamu juga banyak maksiat, jangan sok alim dan sok suci”
tetapi teringat perkataan ulama “Kalau menunggu suci sekali, tidak akan ada yang berdakwah”
Ibnu Hazm rahimahullah berkata,
ولو لم ينه عن الشر إلا من ليس فيه منه شيء ولا أمر بالخير إلا من استوعبه؛ لما نهى أحد عن شر ولا أمر بخير بعد النبي صلى الله عليه وسلم
“Seandainya yang melarang dari dosa harus orang yang tidak terlepas dosa dan yang memerintahkan kebaikan harus orang yang sudah melakukan kebaikan semua, maka tidak ada lagi yang melarang dari keburukan dan mengajak kebaikan kecuali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Akhlaq was Siyar hal. 252-253)
*Jika harus menunggu jadi orang suci berdakwah, dakwah tak akan pernah ada*
kita banyak-banyak berdoa dan memperhatikan:
1. Semoga Ikhlas ketika share ilmu
2. Berniat yang paling pertama mengamalkannya (terkadang kita PeDe share sesuatu setelah kita amalkan) dan memohon kepada Allah agar kita bisa mengamalkannya
3. Jauhkan riya dan tendensi dunia serta ketenaran
seandainya bukan karena amanah ilmiah, ingin rasanya menulis sesuatu tanpa mencantumkan nama penulisnya. Sebagai bentuk amanah ilmiah, cantumkan sumber tulisannya jika ada.
4. Tidak melupakan dakwah di dunia nyata, karena itulah dakwah yang lebih baik dan lebih prioritas, di keluarga dan sahabat di sekitar kita. Walaupun dakwah dunia maya juga boleh dan terkadang efektif
5. Tidak lupa berdoa agar dakwah kita berkah dan bisa diterima oleh manusia dengan mudah
Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan.
@Kereta Api, perjalanan Cileungsi-Jogja
Penyusun: Raehanul Bahraen
https://muslimafiyah.com/sering-share-ilmu-bukan-untuk-sok-alim-tetapi-berharap-pahala-dakwah.html -
Dahsyatnya sentuhan tangan saat menasehati
Sering kali kita melupakan sentuhan tangan di pundak ataupun di dada orang yang ingin kita beri nasehat. kita justru kadang mengutamakan kekuatan suara kita. Padahal apabila kita menasehati dengan suara lembut dan dengan menyentuh pundak atau bahkan dada orang tersebut. InsyaaAllah akan lebih melesat dan masuk ke hati sanubari saudara kita tsb. Perlu diingat, sentuhan ini hanya untuk muhrim kita yaa... Dont try untuk lawan jenis kita... apalagi non muhrim kita... Saya ga tanggungjawab... Hehehe...
-
Mengenali dan mengatasi luka inner child pada saat dewas
Mengenali dan Mengatasi Luka "Inner Child" yang Berdampak saat Dewasa
Sebagian besar orang bisa saja menyimpan luka masa kecil yang terbawa hingga usia dewasa.
Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena inner child dalam diri kita mengalami luka dan membutuhkan perhatian khusus.
Sayangnya, kita kerap mengabaikan hal ini hingga berdampak pada kehidupan di usia dewasa, terutama pada kondisi mental kita.
Apa itu inner child?
Setiap orang pasti memiliki inner child dalam diri mereka. Inner child merupakan representasi langsung dari diri pada tahun-tahun awal kehidupan.
Dengan kata lain, inner child merupakan sosok anak kecil dalam diri manusia.
Saat inner child mengalami luka yang dibiarkan atau tak segera disembuhkan, hal ini bisa menimbulkan perilaku atau perasaan negatif saat dewasa.
Menurut psikolog Diana Raab, pengabaian, trauma, atau rasa sakit di masa kanak-akan bisa membuat inner child terluka.
"Sayangnya, banyak orang lebih memilih mengubur rasa sakit ini dalam-dalam untuk menyembunyikan dan melindungi diri," ucap Raab.
Padahal, cara ini tidak akan menyembuhkan rasa sakit dan bisa berefek negatif di masa dewasa, khususnya pada kondisi mental kita.
"Luka inner child yang tak segera diatasi bisa menimbulkan tekanan dalam hubungan pribadi atau kesulitan memenuhi kebutuhan diri sendiri," tambahnya.
Bagaimana menyembuhkan inner child yang terluka?
Menyembuhkan inner child memang memakan waktu. Namun, menyadari ada yang keliru dalam diri kita adalah titik awal yang bagus untuk penyembuhan diri atau self healing. -
Motifluence Chanel Intro
Mencoba menggali makna hari ini untuk kita renungkan bersama