1 min

Anekdot : Ketika Corona Bersabda FISH FLASH NEWS

    • Drama

Suasana siang begitu lengang, tidak ada hiruk pikuk manusia yang berlomba disegala arah. Mengalirlah sebuah percakapan antara Corona dan Bumi layaknya sejoli.
"Bro, terima kasih ya udah bikin aku istirahat. Selama ini, manusia memperlakukan aku kayak kacung," kata Bumi sembari merangkul erat bahu Corona.
"Haha, sama-sama Bro. Kesal juga, padahal cuma numpang, bisa-bisanya kebersihan ditaruh di nomor sekian. Mau banget mereka aku serang."
"Tapi gak nyangka sih efekmu bisa seledak ini. Kamu benar-benar hebat bisa bikin manusia berubah."
"Hebat dalam hal membunuh maksudnya?"
"Bukan, kalau membunuh sepertinya manusia nomor satu, tapi hebat dalam hal memerintah. Saat agama melarang sentuhan yang bukan sama mahrom manusia malah menganggap itu radikal dan terlalu fanatik. Eh dapat diktatmu sebagai virus malah nurut dan bertekuk lutut. Hebat nian sabda Wak Corona." Sontak mengalirlah tawa keduanya.

Suasana siang begitu lengang, tidak ada hiruk pikuk manusia yang berlomba disegala arah. Mengalirlah sebuah percakapan antara Corona dan Bumi layaknya sejoli.
"Bro, terima kasih ya udah bikin aku istirahat. Selama ini, manusia memperlakukan aku kayak kacung," kata Bumi sembari merangkul erat bahu Corona.
"Haha, sama-sama Bro. Kesal juga, padahal cuma numpang, bisa-bisanya kebersihan ditaruh di nomor sekian. Mau banget mereka aku serang."
"Tapi gak nyangka sih efekmu bisa seledak ini. Kamu benar-benar hebat bisa bikin manusia berubah."
"Hebat dalam hal membunuh maksudnya?"
"Bukan, kalau membunuh sepertinya manusia nomor satu, tapi hebat dalam hal memerintah. Saat agama melarang sentuhan yang bukan sama mahrom manusia malah menganggap itu radikal dan terlalu fanatik. Eh dapat diktatmu sebagai virus malah nurut dan bertekuk lutut. Hebat nian sabda Wak Corona." Sontak mengalirlah tawa keduanya.

1 min