Filminitu Vincent Gitiyarko

Jika kamu sendirian, lebih baik nggak nonton film ini malam hari, kecuali lebih dari 50 persen unsur dalam dirimu adalah nyali. 

Ketika sibuk dengan pikiran-pikiran itu, kamu mesti siap-siap diajak mikir lagi soal ending film ini. Perjanjian yang sudah diucapkan tidak bisa dihapus, dan ternyata masih berlaku untuk generasi berikutnya. Kamu akan menemukan ketidakmasukakalan yang masuk akal.

Yang haus film penuh dengan teror mengerikan sepanjang film, dan siap diikuti selama berhari-hari setelah nonton.

Dalam struktur yang vertikal, bisa memilih apa yang dimakan, dengan pikiran bahwa dia punya hak untuk makan sebanyak yang dia mau tanpa berpikir tingkat berikutnya. Yang berada di tingkat tengah berharap ada makanan enak yang masih disisakan. Dan yang di bawah saling bunuh untuk bisa makan. Kamu akan dengar percakapan “pilihannya adalah memakan atau dimakan” dalam film ini.

Di satu sisi kita disuguhi kepercayaan bahwa tidak apa pun setelah kematian, namun di sisi lain kita diberi alternatif memilih yakin bahwa yang mati tetap terhubung dengan yang hidup. Tapi tenang, ini bukan soal mistis. Ini lebih soal filsafat setelah kematian.

Episode tentang pengalamanku nonton film Wild Rose (2019) dan permenungan kembali tentang fokus dalam hidup

Ini tentang film yang bercerita tentang keheningan, bukan kesepian