10 episodes

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

Radio Rodja 756 AM Radio Rodja 756AM

    • Religion & Spirituality
    • 4.0 • 8 Ratings

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

    Bab Berwudhu dari Sesuatu yang Disentuh oleh Api

    Bab Berwudhu dari Sesuatu yang Disentuh oleh Api

    Bab Berwudhu dari Sesuatu yang Disentuh oleh Api merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 30 Syawal 1444 H / 21 Mei 2023 M.

    Kajian sebelumnya: Ucapan Setelah Wudhu



    Kajian Hadits Tentang Berwudhu dari Sesuatu yang Disentuh oleh Api

    Hadits 147:

    عن عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ إِبْرَاهِيمَ بْنِ قَارِظٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ وَجَدَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ عَلَى الْمَسْجِدِ فَقَالَ إِنَّمَا أَتَوَضَّأُ مِنْ أَثْوَارِ أَقِطٍ أَكَلْتُهَا لِأَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُولُ تَوَضَّئُوا مِمَّا مَسَّتْ النَّارُ.

    Dari Umar bin Abdul Aziz, bahwasannya Abdullah bin Ibrahim bin Qaridz, mengabarkannya bahwa ia mendapatkan Abu Hurairah sedang berwudhu di atas masjid. Lalu Abu Hurairah berkata: “Sesungguhnya aku berwudhu karena makan sebagian susu yang dikeraskan. Karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Berwudhulah kalian dari memakan sesuatu yang disentuh oleh api.'” (HR. Muslim)

    Hadits ini menunjukkan perintah untuk berwudhu dari memakan sesuatu yang tersentuh oleh api. Baik itu daging atau makanan lainnya yang memasaknya dengan api.

    Namun, banyak ulama mengatakan bahwa hadits ini sudah mansukh (dihapus). Makanya bab selanjutnya adalah: نسخ الوضوء مما مست النار (wudhu dari memakan sesuatu yang disentuh oleh api itu sudah dihapus).

    Hadits 148:

    عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ أنه رأى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْتَزُّ مِنْ كَتِفِ شَاةٍ فَأَكَلَ مِنْهَا فَدُعِيَ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَامَ وَطَرَحَ السِّكِّينَ وَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ

    Dari Ja’far bin Amr bin Umayyh Adh-Dhamri, dari ayahnya, bahwasannya ia melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memotong daging dengan pisau dari bagian pundak kambing. Lalu beliau pun memakan darinya, lalu dikumandangkanlah shalat. Maka beliau pun langsung berdiri dan membuang pisau, dan beliau pun shalat tanpa berwudhu lagi. (HR. Muslim)

    Di hadits ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memakan daging kambing yang dibakar. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam langsung shalat tanpa berwudhu. Sehingga Imam Nawawi Rahimahullah dan banyak ulama beristinbat bahwasannya perintah untuk berwudhu dari memakan sesuatu yang disentuh oleh api itu sudah dimansukh.

    Sebetulnya ini adalah masalah khilaf para ulama. Apakah perintah untuk berwudhu ini dimansukh atau tidak? Sebagian ulama mengatakan dimansukh. Sebagian lagi seperti Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan tidak. Menurut beliau yang dimansukh adalah hukum wajibnya saja. Artinya yang tadinya hukumnya wajib berubah menjadi sunnah. Alasannya adalah kalau ada dua hadits yang saling bertabrakan, selalam masih bisa dikompromikan, maka lebih baik dikompromikan. Karena mengkompromikan dua hadits artinya mengamalkan dua-duanya.

    Kedua  hadits diatas masih bisa dikompromikan. Yaitu dengan membawa perintah untuk berwudhu tersebut kepada sunnah dan membawa perbuatan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak berwudhu kepada mubah (boleh). InsyaAllah pendapat inilah yang paling kuat.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

    Download mp3 Kajian



    a style="color: #cccccc; text-decoration: none;" title="Radio Rodja 756AM" href="https://soundcloud.

    • 51 min
    Khutbah Jumat: Menjaga Hati

    Khutbah Jumat: Menjaga Hati

    Khutbah Jumat: Menjaga Hati ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 9 Ramadhan 1444 H / 31 Maret 2023 M.



    Khutbah Jumat: Menjaga Hati

    Organ tubuh kita yang wajib kita jaga adalah hati kita, setiap mukmin wajib menjaga hatinya karena keselamatan ia di akhirat nanti tergantung kepada hatinya.

    Allah Ta’ala berfirman:

    يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ۞ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ

    “Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang yang datang kepada Allah membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 88-89)

    Selamat dari syahawat, selamat dari syubuhat, penyakit-penyakit yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam api Neraka.

    Ummatal Islam.

    Menyelamatkan hati tiada lain adalah dengan cara menjauhi hal-hal yang bisa merusak hati, di antara perkara yang bisa merusak hati adalah mata kita yang kita lepas kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Mata adalah jendela hati kita.

    Allah Ta’ala menyuruh kita untuk menundukkan pandangan.

    Allah berfirman:

    قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ

    “Katakan kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka.” (QS. An-Nur[24]: 30)

    Allah berfirman:

    وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ

    “Dan katakan kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka.” (QS. An-Nur[24]: 31)

    Karena ketika seseorang melepaskan pandangannya kepada sesuatu yang diharamkan oleh Allah, sungguh itu akan berpengaruh kepada hatinya, hatinya menjadi keruh bahkan kemudian menjadi hitam dan kelam.

    Ketika seseorang tidak peduli dengan apa yang ia lihat, bahkan ia mengikuti syahawat dan hawa nafsunya untuk melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka saat itu, Allah cabut cahaya di hatinya, sehingga kemudian ia pun tidak diberikan oleh Allah kemampuan untuk memahami Al-Qur’an dengan lurus, tidak pula ia memahami Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    Sehingga ia pun dijadikan oleh Allah sulit untuk menghapal Al-Qur’an, menghapal Sunnah, menghapal Ilmu. Demikian pula untuk memahaminya, akibat daripada matanya yang tidak dijaga.

    Kalau pun ia hapal Al-Qur’an, Allah cabut kelezatan Al-Qur’an dari hatinya, kalau ia pun hapal Al-Qur’an, Allah jadikan ia pun tidak memahami dan tidak akan keinginan untuk memahaminya, karena hatinya telah kotor. Sedangkan Al-Qur’an cocok untuk hati yang bening dan bersih.

    Ummatal Islam.

    Menjaga mata adalah merupakan perkara penjagaan yang harus kita lakukan. Karena kata Ibnul Qayyim, ia merupakan jendela hati, dari mata itulah muncul pikiran. Ketika seseorang melihat sesuatu ia akan berpikir dan berpikir. Dan pikiran itulah yang akan menjadikan sesuatu itu berubah menjadi niat.

    Lihatlah! ketika kita melihat sesuatu yang menyebabkan kita ingat Allah.

    Kita akan muncul niat untuk bertaqarrub kepada Allah, tapi ketika kita melihat sesuatu yang memalingkan kita dari Allah, melihat yang diharamkan oleh Allah. Muncul niat-niat untuk berbuat keharaman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Sehingga, orang yang ingin memelihara hati dan niatnya, penting sekali dia untuk memelihara matanya, sehingga dengan memelihara mata Allah berikan kepada dia kebeningan hati.

    Kebeningan hati itulah yang menyebabkan hati kita, iman kita terjaga di hati kita.

    • 12 min
    Bab Banyak Bicara

    Bab Banyak Bicara

    Bab Banyak Bicara adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 2 Dzulqa’dah 1444 H / 22 Mei 2023 M.



    Kajian Islam Tentang Bab Banyak Bicara

    Kita jangan meremehkan urusan omongan. Kalau sekarang, lisan diganti dengan tulisan. Di banyak aplikasi atau momentum kita tidak lagi berbicara dengan lisan, tapi kita berbicara dengan tulisan. Maka sama hukumnya antara tulisan dengan lisan. Terkadang ada orang yang suka banyak bicara. Bagaimana posisi banyak bicara ini?

    Sebelum kita membacakan hadits yang disebutkan oleh Imam Bukhari, kita baca hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

    إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

    “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai, yang paling dekat duduknya sama aku pada hari kiamat, yaitu orang yang paling baik prilakunya/karakternya/budipekertinya.” (HR. Tirmidzi)

    Kita tahu surga itu ada 100 derajat. Antara satu derajat dengan derajat selanjutnya seperti antara langit dan bumi. Kita di dunia melihat bagaimana adanya perbedaan derajat di antara manusia. Ada yang pejabat publik, ada yang jadi bupati, ada yang naik lagi menjadi gubernur, ada yang naik lagi menjadi presiden. Dari sisi harta kita melihat juga, ada orang yang lahir di bidan, lalu dibawa ke rumah yang sederhana sekali yang mungkin ubinnya belum terpasang, tidak ada AC, kasurnya sudah lama, pakaian yang dipakai pun bekas dari kakaknya. Tapi ada anak yang lahir langsung disambut oleh dokter-dokter spesialis, diletakkan di ranjang yang mahal, dibungkus dengan selimut yang lembut, diletakkan di ruangan AC dengan pakaian baru yang bermerek. Adapun di akhirat maka lebih banyak lagi tingkatan dan kemuliaannya.

    Kita tidak pernah melihat Nabi, tapi engkau bisa duduk di dekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yaitu dengan cara menjadi orang yang paling baik prilakunya, paling bagus karakternya, paling mulia budipekertinya. Bukan yang paling cantik, bukan yang paling tampan, bukan yang paling kaya, bukan yang paling gagah, bukan yang paling banyak followernya, bukan yang paling tinggi jabatannya.

    Kemudian kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

    أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ

    “Sesungguhnya orang yang paling aku benci, yang paling jauh duduknya dariku pada hari kiamat, orang yang banyak ngomong, orang yang berlebih-lebihan dalam tata cara bicaranya (untuk menarik orang lain), orang yang sombong.” (HR. Tirmidzi)

    Maka kita melihat kita banyak bicara atau tidak? Apa yang kita bicarakan?

    Jadi banyak bicara itu menyebabkan hati menjadi keras. Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan sebuah hadits yang memang secara sanadnya mungkin dhaif, tapi maknanya shahih. Disebutkan di dalam hadits itu:

    لا تكثرِ الكلامَ بغير ذكرِ اللهِ فإن كثرةَ الكلامِ بغير ذكر اللهِ قسوةٌ للقلبِ

    “Jangan banyak-banyak bicara selain dzikrullah. Sesungguhnya banyak bicara selain mengingat Allah itu menyebabkan hati menjadi keras.”

    Kalau banyak dzikir tidak mengapa. Bahkan Allah mengatakan:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرً

    “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengna dzikir yang sebanyak-banyaknya.

    • 1 hr 25 min
    Hati Yang Selamat

    Hati Yang Selamat

    Hati Yang Selamat merupakan bagian dari kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, MA Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Sabtu, 29 Syawal 1444 H / 20 Mei 2023 M.



    Kajian Tentang Hati Yang Selamat

    Mengapa kita harus memiliki perhatian yang besar terhadap hati? Yang pertama karena hati adalah sumber. Kalau dia baik, maka seluruh jasad kita akan baik. Dan kalau dia rusak, maka seluruh jasad kita akan rusak. Di dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

    أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

    “Ketahuilah bahwasanya di dalam jasad kita ini ada segumpal daging, kalau dia baik maka akan baik seluruh jasad, dan kalau dia rusak maka akan rusak seluruh jasad. Ketahuilah bahwasanya segumpal daging tersebut adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Lihat: Hadits Arbain Ke 6 – Hadits Tentang Syubhat

    Maka kalau demikian keadaannya, berarti kita harus memiliki perhatian yang besar terhadap qalb (jantung) kita.

    Kemudian yang kedua, ternyata di akhirat kelak Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan di dalam Al-Qur’an bahwa yang akan bermanfaat di akhirat kelak adalah qalbun salim (jantung/hati yang selamat). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

    “Hari dimana tidak akan bermanfaat saat itu harta dan juga anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah ‘Azza wa Jalla di hari kiamat dalam keadaan dia memiliki jantung yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 88)

    Berarti kita harus memperhatikan hal ini. Karena kehidupan kita di dunia tidak selamanya. Yang akan kekal adalah kehidupan di akhirat. Tentunya masing-masing ingin mendapatkan keselamatan dan kesuksesan di hari kiamat.

    Kemudian yang ketiga, qalbun salim itulah yang bermanfaat bagi seseorang juga di dunia. Karena ketenangan yang sebenarnya adalah ketenangan hati. Kalau jantung/hati kita tenang, maka anggota badan kita juga mengikuti yang demikian.

    Yang Allah Subhanahu wa Ta’ala lihat dari diri kita adalah hati dan juga amalan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat bentuk jasad kita. Dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

    إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وأعمالكم

    “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat pada jasad-jasad kalian, dan juga tidak melihat pada bentuk kalian. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat pada hati kalian dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

    Ini yang akan Allah lihat, yaitu apa yang ada di dalam hati seseorang berupa keimanan. Kalau misalnya seseorang datang di hari kiamat dalam keadaan dia membawa qalbun yang selamat, maka dia adalah orang sukses di akhirat kelak. Karena itulah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala lihat. Allah tidak melihat pada harta dan juga bentuk badan kita.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajiannya.

    Download mp3 Kajian



    Radio Rodja 756AM · Hati Yang Selamat

    Mari turut membagikan link download kajian “Hati Yang Selamat” ini ke jejaring sosial Facebook,

    • 1 hr 1 min
    Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika

    Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika

    Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 25 Syawal 1444 H / 16 Mei 2023 M.



    Kajian Tentang Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika

    Kita masuk pada bahasan remaja masa kini yang penuh dinamika. Karena ketika kita berbicara remaja maksudnya adalah remaja hari ini.

    Tentunya tidak sedikit orang tua mungkin merasa heran dengan anak-anak remaja mereka yang mungkin dinilai sangat berbeda kondisinya dengan kondisi mereka semasa remaja dulu. Baik dalam hal kedewasaan, kemandirian, ketelitian, keuletan, kesungguhan, kepekaan sosial dan seterusnya. Dan yang paling menonjol adalah dalam hal manajemen emosi.

    Jawaban singkat kadang terlontar, yaitu “namanya juga beda zaman.” Barangkali jawaban itu ada benarnya juga. Memang beda zaman, beda tantangan, beda keadaan juga. Dulu tidak sama seperti sekarang. Tapi coba sejenak kita akan telusuri akar permasalahannya. Bukan hanya sekedar mengatakan “memang beda zaman.” Tapi coba kita telusuri sisi lain agar kita bisa menemukan akar masalah.

    Tentunya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pada diri manusia dua unsur, yaitu jasmani dan rohani atau dalam bahasa lain fisik dan akal. Yang mana manusia terus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Apa-apa yang kita temukan hari ini tidak ditemukan dulu. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ilmu-ilmu yang mungkin dulu tidak diketahui dan dimiliki oleh orang-orang dahulu. Seiring dengan berkembangnya ilmu manusia ini, maka terjadilah perubahan-perubahan.

    Manusia adalah makhluk yang terus tumbuh dan berkembang. Mereka dianugerahi kehendak. Kehendak inilah yang terus berjalan dilandasi dengan ilmu yang Allah berikan kepada manusia. Bukan hanya ilmu, tapi kekuatan manusia juga pada kehendak yang ada pada diri mereka. Sehingga manusia terus berkembang. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

    لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ

    “Kamu akan melewati kehidupan ini fase demi fase.” (QS. Al-Insyiqaq[84]: 19)

    Orang tua kadang-kadang kurang mengerti bahwa anaknya bukan bocah lagi, padahal anaknya sudah remaja tapi masih diperlakukan ibarat bocah. Ada anak yang sudah dewasa tapi masih diperlakukan seperti remaja. Ini tentu tidak tepat. Orang tua tidak memperhatikan pertumbuhan fisik yang ada pada anaknya. Maka Allah berikan nampak jelas perubahan-perubahan, baik yang terlihat (fisik), maupun yang terdengar (pita suara).

    Ketika anak sudah beranjak remaja, dia tidak mau bahkan risih diperlakukan seperti bocah. Maka orang tua juga harus mengerti pertumbuhan fisik.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

    Download mp3 Kajian



    Radio Rodja 756AM · Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika

    Mari turut membagikan link download kajian “Remaja Masa Kini Yang Penuh Dinamika” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

    • 52 min
    Pengertian Remaja

    Pengertian Remaja

    Pengertian Remaja merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa ,11 Syawal 1444 H / 02 Mei 2023 M.



    Kajian Tentang Pengertian Remaja

    Ada istilah remaja disamping istilah-istilah lainnya seperti pemuda-pemudi, atau anak muda. Tentunya mereka bukan bocah, tapi belum juga bisa disebut orang dewasa. Maka muncullah istilah remaja.

    Remaja dalam bahasa Arab disebut المراهقة, berasal dari kata رهق yang artinya mendekati. Sehingga dari segi bahasa masa remaja itu berarti usia yang meninggalkan masa kanak-kanak mendekati masa dewasa. Dia belum dewasa tapi mendekati masa dewasa.

    Sedangkan menurut ilmu psikologi, remaja adalah munculnya kematangan fisik, intelektualitas, psikologis dan sosial seorang anak. Seorang anak mencapai kematangan yang sempurna di semua sisi biasanya pada usia 20 tahun. Maka biasanya usia remaja itu antara 10 sampai 20 tahun. Adapun 20 tahun keatas dia sudah masuk usia dewasa yang di dalam Islam boleh memegang dan mengelola hartanya sendiri.

    Remaja adalah fase antara usia kanak-kanak dan usia dewasa. Fase usia ini disebut juga fase transisi (peralihan) yang mengubah seorang anak yang belum matang baik secara fisik, intelektual, emosional maupun sosial menjadi seorang anak manusia yang berproses menjadi manusia yang sempurna kematangannya.

    Kematangan berpikir itu juga disertai dengan kematangan fisik. Dimana orang itu sudah masuk kepada usia baligh. Misalnya dengan mimpi basah pada anak laki-laki dan haid pada anak perempuan. Artinya dia sedang menuju kematangan. Masa ini ditandai dengan usaha seorang remaja untuk mendapatkan jati diri. Dia ingin menjawab pertanyaan siapa aku, bagaimana aku?

    Maka satu yang kadang-kadang harus dimaklumi juga bahwa tindakan-tindakan yang terkadang eksplosif dari anak remaja. Karena dia masih mengalami kelabilan berpikir.

    Itulah remaja. Maka memang perlu dikawal dari awal masa remaja hingga akhirnya dia sudah menjadi orang dewasa. Kalau dibiarkan maka ini sangat berisiko. Dimasa-masa inilah orang tua sebenarnya harus menempel ketat anak remajanya. Berapa banyak kita lihat anak-anak remaja yang kehilangan arah dan akhirnya menempuh jalan yang salah setelah dewasa karena masa remajanya dibiarkan bebas.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

    Download mp3 Kajian



    Radio Rodja 756AM · Pengertian Remaja

    Mari turut membagikan link download kajian “Ada Apa dengan Remaja” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

    • 51 min

Customer Reviews

4.0 out of 5
8 Ratings

8 Ratings

Abu Avicenna ,

Manfaat yang luar biasa

sambil kerja sambil denger tausiyah. Alhamdulillah… ^_^

Sip213ono ,

Subhanallah, sangat bagus

Assallamualikum WR. WB. Sangat bagus, ditunggu episode selanjutnya

Dr AbiSaffa ,

Jazakallah...

Salam..barakallah hu fikum

Sangat bermanfaat cuma harap dapat diupload fail2 secara lengkap seperti di website

Jazakallah
Abu sabrina

Top Podcasts In Religion & Spirituality

Ascension
D-Group
Ascension
Tim Keller
Blaze Podcast Network
Joel Osteen

You Might Also Like

podcastdakwahsunnah
Rumaysho.com
Firanda Andirja
Dzulqarnainms
EL-GADDA
Muhammad Asharul Maali