9 episodes

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

Radio Rodja 756 AM Radio Rodja 756AM

    • Religion & Spirituality
    • 4.0 • 8 Ratings

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

    Menangkal Kondisi Al-Wajd

    Menangkal Kondisi Al-Wajd

    Menangkal Kondisi Al-Wajd ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 27 Sya’ban 1444 H / 20 Maret 2023 M.



    Kajian Tentang Menangkal Kondisi Al-Wajd

    Kita masih membicarakan tentang salah satu kondisi yang dialami oleh orang-orang sufi ketika mereka beribadah, berzikir, atau mendengarkan Al-Qur’an atau bahkan mendengarkan qasidah adalah kondisi al-wajd. Al-Wajd yaitu kondisi tidak sadarkan diri, bisa berteriak, melakukan gerakan-gerakan seperti tarian, atau menggelepar-gelepar seperti orang yang sedang kesurupan. Ini menunjukkan kondisi hati yang mungkin sangat takut, atau sangat khawatir, kemudian mereka tunjukkan dalam bentuk seperti itu.

    Ini merupakan salah satu di antara perkara yang menyimpang dari Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Memang dialami oleh para Salaf ketika mendengarkan nasihat, sampai mereka tidak sadarkan diri. Tapi sebatas itu saja, tidak sampai berteriak-teriak atau menari-nari atau menggelepar-gelepar seperti orang yang sedang kesurupan.

    Adapun yang terjadi pada kaum sufi (khususnya yang mutaakhirin), mereka melakukan gerakan-gerakan yang dibuat-buat untuk menunjukkan bahwa mereka sedang mengalami suatu kondisi yang hebat akibat dari dzikir ataupun mendengar qasidah ataupun nasihat.

    Menangkal Kondisi Al-Wajd

    Ibnul Jauzi mengatakan bahwa jika demikian mari kita fokuskan pernyataan ini kepada orang yang benar-benar berusaha menangkal wajd, namun dia tetap tidak mampu menangkalnya. Seperti kita sebutkan kaum Salaf ataupun para sahabat ada juga yang mengalami kondisi seperti itu, tapi mereka berusaha untuk menangkalnya.

    Seperti yang diriwayatkan dari Ayyub As-Sikhtiyani -salah seorang ulama Salaf- ketika ia berbicara hingga hatinya tersentuh. Maka ia mengusap hidungnya dan berkata: “Alangkah beratnya flu ini.” Ia mengesankan sedang terkena flu, padahal tujuannya adalah untuk menutupi suasana batinnya agar tidak menangis. Mereka berusaha untuk melawan kondisi al-wajd, bukan justru ingin meraih atau mendapatkannya.

    Seperti yang terjadi pada sebagian ulama-ulama Salaf, mereka mengalami kondisi itu tapi berusaha untuk menangkal, mengendalikan, dan menahannya sebisa mungkin. Ada yang berpura-pura seperti terkena flu supaya bisa menutupi tangisnya. Ada juga yang tidak mampu dan mengalami kondisi tidak sadarkan diri seperti yang terjadi.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

    Download MP3 Kajian



    Radio Rodja 756AM · Menangkal Kondisi Al-Wajd

    Mari turut membagikan link download kajian “Menangkal kondisi Al-Wajd” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

    • 32 min
    Aqidah Dalam Ibadah Puasa

    Aqidah Dalam Ibadah Puasa

    Aqidah Dalam Ibadah Puasa merupakan bagian dari kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, MA Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Sabtu, 26 Sya’ban 1444 H / 18 Maret 2023 M.



    Kajian Tentang Persiapan Menjelang Ramadhan

    Aqidah ini merupakan pondasi di dalam agama kita. Dan pokok aqidah Islam adalah apa yang tercantum di dalam rukun iman yang enam. Ini  disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika beliau ditanya oleh Malaikat Jibril tentang apa itu iman, maka beliau mengatakan:

    أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ.

    “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, RasulNya, hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

    Lihat: Hadits Arbain Ke 2 – Pengertian Islam, Iman dan Ihsan

    Dan dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (bahkan para Rasul sebelum beliau), ketika berdakwah maka yang mereka dahulukan adalah dakwah kepada aqidah ini. Dalam masalah rukun iman, semua Nabi sama, tidak ada perbedaan di antara mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

    وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ…

    “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian menyembah kepada Allah dan menjauhi thaghut.” (QS. An-Nahl[16]: 36)

    Mulai dari Rasul yang pertama, yaitu Nabi Nuh ‘Alaihis Salam, dakwah yang pertama adalah dakwah tauhid. Dan dakwah tauhid termasuk di antara iman kepada Allah, dan iman kepada Allah termasuk rukun iman yang enam, bahkan dia adalah yang paling pokok di antara rukun iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

    لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…

    “Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaum, kemudian dia mengatakan: ‘Wahai kaumku sembahlah Allah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kecuali Dia.'” (QS. Al-A’raf[7]: 59)

    Orang yang memulai dakwahnya dengan aqidah, maka aqidah tersebut akan menjadikan seseorang mudah untuk melaksanakan syariat. Dan sebaliknya, orang yang melaksanakan syariat akan menguatkan aqidah dia. Karena di dalam syariat tadi ada kaitannya dengan aqidah. Termasuk di antaranya adalah ibadah puasa.

    Di dalam puasa ternyata kalau kita renungi ada banyak permasalahan-permasalahan aqidah. Yang kita maksud dengan ibadah puasa di sini adalah:



    * Ibadah puasa itu sendiri.

    * Aqidah yang terkandung di dalam balasan bagi orang-orang yang berpuasa.

    * Aqidah yang terkandung di dalam ibadah-ibadah lain yang dilakukan di bulan Ramadhan.

    * Aqidah yang terkandung di dalam kejadian-kejadian yang terjadi di bulan Ramadhan.



    Dalam kajian ini disebutkan contoh masing-masing dari empat perkara ini. Dan bagaimana keterkaitan yang sangat erat antara ibadah puasa ini dengan aqidah.

    1. Aqidah yang ada di dalam ibadah puasa

    Puasa adalah merupakan bentuk perwujudan tauhid al-uluhiyah, yaitu mentauhidkan Allah di dalam ibadah. Tauhid merupakan iman kepada Allah yang merupakan pokok-pokok aqidah.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

    “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan untuk orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa.”

    Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan.

    • 54 min
    Khutbah Jumat: Kita Membutuhkan Ibadah Puasa

    Khutbah Jumat: Kita Membutuhkan Ibadah Puasa

    Khutbah Jumat: Kita Membutuhkan Ibadah Puasa ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 25 Sya’ban 1444 H / 17 Maret 2023 M.



    Khutbah Jumat: Kita Membutuhkan Ibadah Puasa

    Tak lama kita akan kedatangan sebuah tamu yang agung, bulan yang sangat mulia. Allah syariatkan bulan Ramadhan adalah untuk kebaikan kita semuanya. Allah tidak membutuhkan amal ibadah puasa kita, namun kitalah yang membutuhkan kepada amalan tersebut. Allah syariatkan agar Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang mulia, Allah berfirman:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian shiam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

    Allah menyebutkan bahwa tujuan daripada shiam adalah agar kalian bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena takwa di sisi Allah adalah sesuatu yang agung, balasannya adalah surga. Allah berfirman:

    إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ‎﴿١٥﴾‏ آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ ‎﴿١٦﴾

    “Sesungguhnya orang yang bertakwa berada di dalam surga dan mata air yang mengalir, mereka mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka berupa kenikmatan tersebut.” (QS. Az-Zariyat[51]: 15-16)

    Subhanallah.. Orang yang bertakwa ialah yang masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah bersama orang yang bertakwa, Allah berfirman:

    إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

    “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. An-Nahl[16]: 128)

    Allah menjanjikan bahwa orang yang bertakwa pasti akan diberikan oleh Allah jalan keluar dari kesulitan hidupnya dan Allah berikan kepada mereka rezeki yang tak disangka-sangka. Allah berfirman:

    …وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ …

    “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan berikan jalan keluar dari kesulitan hidupnya, dan Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq[65]: 2-3)

    Allah mengabarkan bahwa orang yang bertakwa, sehebat apapun tipu daya musuh-musuh Islam untuk menghancurkannya, maka pasti Allah akan bela ia. Allah berfirman:

    …وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا…

    “Jika kalian terus bersabar dan kalian terus bertakwa kepada Allah, tidak akan membahayakan kalian tipu daya mereka sedikitpun juga.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 120)

    Allah juga menyebutkan bahwasanya apabila penduduk negeri itu semua bertakwa, maka Allah akan berikan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Allah berfirman:

    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ…

    “Kalaulah penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pasti Kami akan bukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf[7]: 96)

    Subhanallah, betapa janji Allah untuk orang-orang yang bertakwa itu sesuatu yang sangat mulia sekalian, saudaraku. Kemuliaan di dunia dan akhirat yang akan didapatkan bagi mereka yang bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

    D

    • 11 min
    Hak-Hak Tauhid

    Hak-Hak Tauhid

    Hak-Hak Tauhid adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 24 Sya’ban 1444 H / 16 Maret 2023 M.

    Ceramah Agama Islam Tentang Hak-Hak Tauhid

    Hak tauhid membahas tentang bagaimana kita seharusnya bersikap di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa beruntunglah seorang hamba yang bersikap adil di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu hamba ini mengakui dirinya sendiri penuh dengan kebodohan dalam ilmunya, banyak cacat dalam amal-amal yang dilakukannya, banyak kekurangan pada dirinya, banyak lalai dalam menunaikan hak Allah, dan banyak berbuat dzalim dalam bersikap di hadapanNya.

    Setelah itu dia mengakui semua keagungan, semua karunia, semua kebaikan ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka senantiasa hamba ini selalu dalam keadaan fakir dan selalu butuh kepada rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu melimpahkan karunia kepadanya sementara dia selalu kurang dalam mensyukuri nikmat Allah tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

    “Wahai sekalian manusia, kalian adalah makhluk-makhluk yang selalu miskin (butuh) kepada rahmat Allah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Fatir[35]: 15)

    Inilah yang kita pernah ingatkan di salah satu kajian yang lalu tentang rahasia sayyidul istighfar yang merupakan salah satu di antara dzikir yang kita dianjurkan membacanya di waktu pagi dan petang. Di situ ada kalimat:

    أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ

    “Ya Allah, aku mengakui di hadapanMu atas besarnya limpahan nikmat yang selalu Engkau berikan kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku.”

    Lihat: Dzikir petang

    Maksud dosa-dosa di sini yakni kekuranganku dalam mensyukuri nikmat, banyaknya kelalaianku dalam menunaikan hak-hakMu.

    Maka dikatakan beruntunglah orang yang selalu menanamkan sikap ini dalam dirinya.

    Jika hamba ini melihat Allah menghukumnya karena dosa-dosa yang dilakukan hamba ini, maka dia memandang Allah melakukan itu dengan keadilanNya sehingga pantas dirinya mendapatkan hukuman atas dosanya, karena memang dia banyak berbuat dosa. Sebaliknya ketika dia melihat Allah tidak menghukum dia karena Allah memaafkannya, Allah tidak menimpakan adzab kepada dirinya, dia melihat ini adalah karunia Allah. Jadi semua kebaikan ada di tangannya.

    Inilah pandangan seorang hamba.

    Ketika hamba melihat dirinya melakukan satu kebaikan. Misalnya dia mengenal Islam, kenal tauhid, belajar tentang iman, dia rajin menuntut ilmu, dia rajin melakukan amal-amal yang wajib, kemudian dia mengamalkan amalan sunnah, dia melihat kebaikan yang dilakukannya itu adalah karena karunia Allah dan sedekah yang Allah berikan kepadanya. Karena itu semua dengan taufik (kemudahan) yang Allah berikan bagi dirinya, bukan karena kehebatan dirinya.

    Dan ketika Allah menerima amal kebaikan yang dilakukan oleh hamba ini, maka itu adalah karunia dan sedekah Allah lagi bagi dirinya. Semua adalah kebaikanNya.

    Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pen...

    • 1 hr 2 min
    Akhlakul Karimah

    Akhlakul Karimah

    Akhlakul Karimah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Wasiat Sughra Ibnu Taimiyah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 22 Sya’ban 1444 H / 14 Maret 2023 M.

    Sebelumnya: Musibah Menggugurkan Dosa-Dosa



    Kajian Tentang Akhlakul Karimah

    Pada kajian sebelumnya telah kita kaji bersama bahwasanya salah satu kebaikan yang bisa menghapuskan keburukan-keburukan adalah musibah-musibah yang menimpa kita, kalau kita bisa menghadapinya dengan sabar dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) dari musibah yang menimpa itu.

    Kemudian juga telah kita kaji bersama pentingnya menggabungkan antara keshalihan pribadi dengan keshalihan sosial sebagai pengamalan dari sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu:

    وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

    “Dan perlakukanlah manusia dengan perlakuan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

    Juga bahwasannya intisari dari akhlakul karimah adalah berlaku baik kepada sesama, tidak hanya kepada orang-orang yang sudah baik kepada kita kemudian kita membalasnya dengan kebaikan. Tapi juga membalas orang-orang yang berlaku buruk dan dzalim dengan kebaikan-kebaikan. Menyambung kerabat yang memutuskan tali silaturahim, memaafkan orang yang mendzalimi, ini adalah akhlakul karimah terbaik.

    Dan juga bahwasanya intisari dari akhlakul karimah adalah bersegera melakukan hal-hal yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jiwa yang menerima dan lapang dada.

    Akhlakul karimah termasuk takwa dan termasuk dalam wasiat Allah ‘Azza wa Jalla yang diberikan kepada seluruh hamba-hambaNya. Penjelasannya adalah bahwasanya takwa kepada Allah itu mencakup segala apa yang Allah perintahkan, baik yang hukumnya wajib maupun yang sunnah. Juga menghindari apa yang Allah larang, baik yang hukumnya haram maupun makruh saja.

    Jadi, takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah, baik yang hukumnya wajib seperti menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, ini adalah ketakwaan (menjalankan perintah) yang sifatnya wajib. Atau yang berupa amalan-amalan seperti mengerjakan shalat sunnah rawatib, qiyamul lail, puasa sunnah, ini diperintahkan dan hukumnya sunnah.

    Takwa juga mencakup meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik yang hukumnya haram, seperti syirik, bid’ah, kedzaliman, zina, riba, khamr.

    Juga meninggalkan yang sifatnya makruh, misalnya minum dengan berdiri, membungkukkan badan sebagai penghormatan. Membungkukkan badan sebagai penghormatan (tidak sampai pada derajat rukuk atau sujud) dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dimana sebagian besar ulama membawanya kepada makna makruh, karena ini larangan dalam bab adab. Adapun rukuk dan sujud hukumnya lebih tegas lagi pelarangannya. Inilah yang dimaksud dalam hadits Anas bin Malik.

    قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ ؟ قَالَ : لا .

    Sesorang bertanya: “Wahai Rasulullah, seseorang di antara kita bertemu saudaranya apakah dia boleh membungkuk (sebagai penghormatan)?” Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Tidak.” (HR. Tirmidzi)

    Hadits ini dibawa oleh para ulama kepada membungkuk yang tidak sampai derajat rukuk. Yang seperti ini hukumnya adalah makruh menurut jumhur ulama.

    Dan akhlakul karimah juga ada yang wajib dan ada yang sunnah. Yang wajib misalnya adalah jujur dalam memberikan penilaian kepada saudara kita, tidak memutuskan silaturahim, menjawab salam.

    • 1 hr 6 min
    Membaca Doa Ketika Sujud

    Membaca Doa Ketika Sujud

    Membaca Doa Ketika Sujud adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 22 Sya’ban 1444 H / 14 Maret 2023 M.

    Kajian sebelumnya: Doa Agar Rajin Berdzikir, Bersyukur dan Memperbaiki Ibadah

    Membaca Doa Ketika Sujud

    Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala berkata:

    وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه: أنَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «أقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ». رواه مسلم.

    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika hamba itu sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

    Yang dimaksud dengan sujud di sini adalah sujud ketika shalat, bukan sujud yang dibuat-buat. Terutama seorang yang dalam keadaan shalat sunnah ketika shalat sendirian. Ini adalah kesempatan untuk dia memperpanjang sujudnya, baik sujud pertama atau kedua, di rakaat pertama atau kedua, dan seterusnya. Karena seorang yang shalat sendirian tidak terikat dengan makmumnya. Tetapi kalau seseorang yang menjadi imam lalu dia memperbanyak doanya, ini tentu akan menggelisahkan makmumnya.

    Hadits berikutnya:

    وعنه: أنَّ رسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ في سجودِهِ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي ذَنْبِي كُلَّهُ: دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ». رواه مسلم.

    Juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dahulu ketika shalat, beliau membaca dalam shalatnya: “Ya Allah ampunilah bagiku akan dosaku semuanya, baik dosa yang kecil juga yang besar, baik dosa yang sudah aku kerjakan atau yang belum aku kerjakan, dan dosa yang aku kerjakan dalam keadaan dilihat manusia ataupun disaat aku sendiri.” (HR. Muslim)

    Hadits ini mengajarkan kepada kita tentang apa yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita. Yaitu agar kita membaca doa di dalam sujud kita. Doa yang baru kita dengar ini sangat mencakup semua dosa.

    Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajian yang penuh manfaat ini.

    Download MP3 Kajian



    Radio Rodja 756AM · Membaca Doa Ketika Sujud

    Mari turut membagikan link download kajian tentang “Membaca Doa Ketika Sujud” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda. Jazakumullahu Khairan.

    • 1 hr 15 min

Customer Reviews

4.0 out of 5
8 Ratings

8 Ratings

Abu Avicenna ,

Manfaat yang luar biasa

sambil kerja sambil denger tausiyah. Alhamdulillah… ^_^

Sip213ono ,

Subhanallah, sangat bagus

Assallamualikum WR. WB. Sangat bagus, ditunggu episode selanjutnya

Dr AbiSaffa ,

Jazakallah...

Salam..barakallah hu fikum

Sangat bermanfaat cuma harap dapat diupload fail2 secara lengkap seperti di website

Jazakallah
Abu sabrina

Top Podcasts In Religion & Spirituality

Ascension
D-Group
Ascension
Brittany Dawn Nelson
Joel Osteen
Sadie Robertson Huff