15 min

Rambutnya Juminten (1993) | Ratna Indraswari Ibrahim Membacakan Cerpen

    • Books

Dibacakan oleh Dea

-

Ratna Indraswari Ibrahim merupakan penulis perempuan Indonesia kelahiran 24 April 1949. Pada masa kanak-kanak, Ratna menderita radang tulang yang mengakibatkan kedua kaki dan tangannya tidak berfungsi. Hal inilah yang menyebabkan Ratna harus menjalani semua aktivitas kehidupannya dengan duduk di atas kursi roda semenjak berusia 10 tahun.

Walaupun kemampuan fisiknya sangat terbatas, namun ia mampu melahirkan karya sastra secara produktif. Kesetiaan untuk terus berkarya di dunia sastra ditandai dengan lebih dari 400 karya cerpen dan novel yang ia hasilkan sejak usia remaja hingga akhir hayatnya di usia 62 tahun.

Kemanusiaanlah yang menjadikan Ratna tetap menulis. Cerpen-cerpen Ratna senantiasa mengabarkan kepada kita bahwa ada penindasan dan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Dan cerpen adalah media yang dipilihnya untuk mengungkapkan perasaannya dalam melukiskan sebuah kisah.

Dalam sebuah artikel di situs jurnalperempuan.org, Ratna mengutip ucapan mendiang Ibunya, “Perempuan itu jangan ngobrol saja, perempuan itu harus menulis, menulis apa saja. Karena dengan menulis, ia dapat menemukan dirinya.”

Dibacakan oleh Dea

-

Ratna Indraswari Ibrahim merupakan penulis perempuan Indonesia kelahiran 24 April 1949. Pada masa kanak-kanak, Ratna menderita radang tulang yang mengakibatkan kedua kaki dan tangannya tidak berfungsi. Hal inilah yang menyebabkan Ratna harus menjalani semua aktivitas kehidupannya dengan duduk di atas kursi roda semenjak berusia 10 tahun.

Walaupun kemampuan fisiknya sangat terbatas, namun ia mampu melahirkan karya sastra secara produktif. Kesetiaan untuk terus berkarya di dunia sastra ditandai dengan lebih dari 400 karya cerpen dan novel yang ia hasilkan sejak usia remaja hingga akhir hayatnya di usia 62 tahun.

Kemanusiaanlah yang menjadikan Ratna tetap menulis. Cerpen-cerpen Ratna senantiasa mengabarkan kepada kita bahwa ada penindasan dan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Dan cerpen adalah media yang dipilihnya untuk mengungkapkan perasaannya dalam melukiskan sebuah kisah.

Dalam sebuah artikel di situs jurnalperempuan.org, Ratna mengutip ucapan mendiang Ibunya, “Perempuan itu jangan ngobrol saja, perempuan itu harus menulis, menulis apa saja. Karena dengan menulis, ia dapat menemukan dirinya.”

15 min