SCOPUS HACK Aditya TroJhan

Hello para scientific listeners, tema kali ini adalah seputar tentang introduction part. Penjelasan saya mungkin tidak terlalu mendalam (saya menyadari itu) karena lagi kumpulin nyawa hahahaha but I hope its can help you

Akhir-akhir ini banyak yang membahas tentang JuPE.... nah gw juga gak mau ketinggalan membahas sesuatu yang lagi hot-discuss tapi dari sisi yang berbeda; jika kebanyakan membahas bahaya laten JuPE, nah gw ngebahas sisi internal dan karakter sehingga mengapa JuPE bisa laris manis 

Di segmen kali ini gw ngebahas 3 hal yang berkaitan tentang Scopus Particles, (i.e., syarat wajib dalam menulis scientific article, strategi dan segala printilan-printilannya dan juga how do I find the current issue for writing). Disegment kali ini bacotan gw rada-rada udah mulai fokus dan sedikit mengurangi gimmick gak sama seperti Eps. 6. Semoga penjelasan gw bisa membuat para scientific listeners makin pede untuk mencoba nulis dan nge-publish.

Hello para scientific listeners, di segmen kali ini gw pake gimmick-gimmick untuk ngebahas tentang jurnal predator. Istilah yang disematkan untuk jurnal-jurnal yang dilaknat, tapi sebenarnya tidak banyak orang yang bener-bener paham apa itu jurnal predator. Di segmen ini gw lebih nge-roast bukan ke jurnal predatornya yah tapi ke kita-kitanya agar lebih mengerti kenapa jurnal predator itu bisa ada. Konten disegmen ini bahasanya ada yang gak disensor jadi mungkin akan sedikit menimbulkan perdebatan misalnya "Kok...Dosen ini nge-gasnya gitu yah" but what ever, gw lagi sedang mengekspresikan diri gw aja wkkwkwkwk

Check 123....test...di coba !!!

Selamat pagi para scientific-listeners dan para kaum penunggu hidayat riset dimanapun anda berada. kali ini di segmen dan episode ini saya menjelaskan tentang alasan dan ulasan mengapa artikel-artikel kita itu seringkali kena reject. After listen this saya berharap paparan gw bisa masuk ke relung hati yang paling dalam hahahaha untuk dimaknai agar kedepannya persoalan rejection-letter dapat disikapi. Sebagai salah satu editor, reviewer sekaligus juga author saya memahami bahwa yang namanya penolakan memang bikin hati kita menjerit tapi terimalah itu sebagai bentuk pelajaran berharga untuk kedepannya lebih baik. Siapapun mereka dan seberapa expert pun mereka persoalan reject itu tetap menghantui kok jadi jangan berkecil hati dan jangan jadikan rejection sebagai pembenaran anda kapok mainan publikasi. Rejected adalah bentuk accepted yang tertunda.... wkwkwkwkwk