Tolong Dibilangin Sarah Widyanuansa

Gema. Terkadang terdengar sangat berbeda dengan suara aslinya. Terdengar bersaut-sautan, bahkan hingga mengganggu. Sayangnya, suara yang tervalidasi di dalam pikiran, seringkali produk dari gema. Bukan suara asli. Bukan berarti. Tetapi, menyisakan langkah nyata.

Benar itu sebenarnya apa sih? Kenapa semua orang selalu terobsesi untuk menjadi benar? Apakah benar kalau kita keluar dari zona nyaman itu berarti kita benar-benar berjuang? Ruang ini dipersembahkan untuk kebingungan dan kegundahan mengenai kamu yang sedang berusaha menjadi benar.

Kadang, saat kamu sendirian, rindu rasanya berbagi sapa, tawa dan canda. Senang rasanya ada seseorang yang bisa memberikan suara ditengah senyapmu. Seseorang yang mau mendengar harimu, menceritakan harinya, dan segala macam hal lain. Tanpa disadari, dari telepon yang tersambung bisa membuka ruangan-ruangan lain. Ruangan yang menyimpan segala bentuk emosi, perasaan, dan segala macam hal penting atau tidak penting lainnya. Apakah ruangan itu bisa terus kita kunjungi? Ataukah, ruangan itu hanyalah sebentuk ilusi yang juga tertutup pada saat koneksinya terputus?

Tempat pulang. Tempat yang nyaman, aman, tentram. Tempat dimana kamu merasa terlindungi. Idealnya, kita bisa mendeskripsikan keluarga dengan kata-kata itu. Kalau ternyata mendengar kata keluarga, tidak mengingatkanmu dengan kata-kata itu...... Apakah itu salahmu?

Kadang, keraguan menghalangi hal-hal yang ingin kita sampaikan. Menghilangkan kesempatan diskusi untuk setiap sedihmu, takutmu, marahmu, dan emosi lainnya. Disini, aku tidak ingin membahas hal-hal tersebut. Disini, aku ingin memantik dan membuka ruang diskusi. Diskusi antara aku dan kamu, antara kamu dan dia, atau antara kamu dan dirimu. Karena aku percaya ada ruang untuk setiap keraguan. Ruang, dimana semuanya bisa ditolong untuk dibilangin. Jika kamu ingin membuka ruang antara aku dan kamu, kamu bisa menemukanku di instagram @sarleosly. Aku tunggu ya!