Dialog Pembuka Bayu B.San

Sang tokoh menghadapkan kesendirian dalam dirinya. Entah gejolak apa yang membuatnya demikian. Tapi semesta membuatnya menangis sendu.

Bagaimana bila kita sama-sama bercerita? Kita rangkai dari berbagai macam hal yang ingin kau utarakan. Lalu hidupkan dalam sebuah kisah fiksi, dimana segala hal yang dilalui tokoh tergantung dari engkau membuatnya. 

Di segmen Ungkapan Rasa, adalah sebuah tempat dimana nanti aku membacakan berbagai macam pesan dari teman-teman semua. Aku tau, terkadang kita sulit untuk mengungkapkan secara langsung pada seseorang yang spesial. Oleh karenanya aku berharap setelah pesan yang kubacakan, bisa membantu kalian untuk manyampaikan hal yang sulit untuk langsung dikatakan pada seseorang itu.



Seperti contohnya kisah Bulan dan Bintang. Selain ingin menyampaikan pesannya, ia juga membagikan sepenggal ceritanya. Ingin tau bagaimana kisah mereka?, dengarkan sampai habis ya... :)

Kalau menurutku pribadi, rindu itu sulit untuk diungkapkan dengan menuliskan beberapa patah kata. Ia adalah bagian dari semesta yang membuatmu terus merasakan betapa hidup penuh makna. Betapa aku sendiri kebingungan dibuatnya. Ia adalah bagian yang sempurna untuk kuucapkan pada seseorang yang kudoakan dalam diam.

Ketika perasaan itu tersimpan dalam hati yang paling dalam,  seakan kembali menuju dimensi waktu yang lalu. Mengingat akan adanya dirimu yang membuatku merasa begitu sempurna. Tapi disaat yang sama, kataku membisu untuk sekadar berbicara. Lebih dari itu, kudoakan yang terbaik untukmu, semoga di lain waktu kita bisa bertemu.

“Setidaknya kita pernah bersama-sama

Membayar secangkir kopi dengan uang recehan

Sebelum akhirnya sebuah kartu yang kini keluar dari dompetmu

Setidaknya kita pernah berbalas pesan hingga fajar menyingsing

Sebelum akhirya hanya 1 jam untuk sehari kita berbalas pesan”

-Teruntuknya dari seorang yang merindukan sosoknya