Podcast Random Supranatural the random supranatural vlog
-
- Religion & Spirituality
Membahas hal hal supranatural dalam bentuk edukasi yang mungkin anda tidak mengerti dan untuk bertukar pandangan terhadap dunia supranatural.
-
-
prolog dream of multiverse
a task of multiverse to breakthrough the unknowing.
-
nightmare
maaf pakai bahasa inggris dan terima kasih atas dukungannya
image by kalessaradan on deviantart -
new year resolution
thank you for those who support me, and forgive me for all the mistake or things i have done that might hurt you.
-
Memahami dan memanipulasi rasa takut
Maaf ya bila ada suara bising dibacksound. itu bukan condensor tp suara pc hahaha 🤣🤣
-
Membahas hal mengenai jin dan apa saja yang mungkin digunakan dalam lapangan pemimpin.
Bermuamalah dan Meminta Tolong Kepada Jin Menurut Ibnu Taimiyyah (w. 728 H)
Maka, dalam hal hukum bermuamalah dengan Jin, Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) malah termasuk ulama yang tak langsung mengharamkannya secara mutlak.
Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) memberi batasan:
Pertama, memerintahkan Jin untuk taat dan beribadah kepada Allah. Maka yang demikian sama halnya dengan para wali yang menjadi penerus dakwah Rasulullah shallaallahu alaihi wasallam. Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) menuliskan:
أن الجن مع الإنس على أحوال: فمن كان من الإنس يأمر الجن بما أمر الله به ورسوله من عبادة الله وحده وطاعة نبيه ويأمر الإنس بذلك فهذا من أفضل أولياء الله تعالى وهو في ذلك من خلفاء الرسول ونوابه
Jin dengan manusia itu ada beberapa keadaan. Pertama, jika manusia itu memeerintahkan jin untuk taat dan beribadah kepada Allah dan taat kepada Nabinya, maka itu termasuk wali Allah dan penerus Rasulullah (Ibnu Taimiyah al-Hanbali w. 728 H, Majmu’ al-Fatawa, h. 11/ 307, al-Furqan Baina Auliya ar-Rahman wa Auliya as-Syaitan, h. 196)
Kedua, menggunakan jin dalam hal yang boleh. Maka hal itu sebagaimana menyuruh manusia dalam hal yang boleh.
ومن كان يستعمل الجن في أمور مباحة له فهو كمن استعمل الإنس في أمور مباحة
Jika ada seorang yang menyuruh jin dalam hal yang mubah, maka hal itu sebagaimana menyuruh manusia dalam hal yang mubah. (Ibnu Taimiyah al-Hanbali w. 728 H, Majmu’ al-Fatawa, h. 11/ 307, al-Furqan Baina Auliya ar-Rahman wa Auliya as-Syaitan, h. 196)
Dalam kesempatan lain Ibnu Taimiyah (w. 728 H) menuliskan:
ومنهم من يستخدمهم في أمور مباحة إما إحضار ماله أو دلالة على مكان فيه مال ليس له مالك معصوم أو دفع من يؤذيه ونحو ذلك فهذا كاستعانة الإنس بعضهم ببعض في ذلك
Diantara manusia ada yang memanfaatkan jin dalam perkara yang mubah, seperti menghadirkan harta seorang tersebut, atau menunjukkan dimana letak suatu harta yang tak bertuan, atau mencegah apa yang menyakitinya, dan lain sebagainya maka hal itu tak ubahnya seperti meminta tolong kepada sesama manusia. (Ibnu Taimiyah al-Hanbali w. 728 H, Majmu’ al-Fatawa, h. 13/ 87)
Ketiga, menggunakan jin dalam perkara yang dilarang syariat. Maka hal ini sebagaimana meminta tolong manusia dalam perkara kemaksiatan.
ومن كان يستعمل الجن فيما ينهى الله عنه ورسوله إما في الشرك وإما في قتل معصوم الدم أو في العدوان عليهم بغير القتل كتمريضه وإنسائه العلم وغير ذلك من الظلم وإما في فاحشة كجلب من يطلب منه الفاحشة فهذا قد استعان بهم على الإثم والعدوان ثم إن استعان بهم على الكفر فهو كافر وإن استعان بهم على المعاصي فهو عاص
Siapa yang memanfaatkan jin dalam perkara yang dicegah Allah dan Rasul-nya, maka adakalanya hal itu dalam hal kesyirikan, membunuh orang yang tak halal darahnya, menyakiti orang lain, membuat orang lain lupa akan suatu ilmu atau menarik orang lain untuk berbuat tidak senonoh, maka hal ini termasuk tolong menolong dalam perkara munkar. Jika tolong-menolong dalam perkara kafir maka jadi kafir, jika dalam kemaksiatan maka termasuk orang yang bermaksiat (Ibnu Taimiyah al-Hanbali w. 728 H, Majmu’ al-Fatawa, h. 11/ 308, al-Furqan Baina Auliya ar-Rahman wa Auliya as-Syaitan, h. 197).
Tentu hal ini adalah fatwa dari Ibnu Taimiyyah (w. 728 H). Boleh setuju, boleh mengkritisi. Jika mengkritisi Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) harus dengan cara yang santun, maka mengkritisi selain Ibnu Taimiyyah harusnya juga dengan cara yang santun juga. https://www.rumahfiqih.com/fikrah-567-menuduh-kyai-ibnu-taimiyyah-klenik-.html