Podcast Teman Hati Rini Rahma

Jangan berhenti merapikan dan membereskan rumah, karena ini bukan akhir dari dari perjalanan kalian, ini adalah suatu permulaan, pasti seiring berjalannya waktu kalian juga akan merasa bahwa car ahidup minimalis ini sebenarnya mudah dan menyenangkan, dan lakukan pembersihan rumah pada siklus2 selanjutnya atau pada minggu2 selanjutnya, karena biasanya ada suatu barang2 yang ketika kita nilai diminggu pertama sebagai barang yang penting, ketika di minggu2 selanjutnya itu akan berubah nilainya, mungkin menjadi barang yang biasa saja, atau bahkan barang yang ketika kamu buang, kamu masih akan baik2 saja tanpa kehadiran barang itu., jalani proses ini secara perlahan tapi pasi, step by step , hari ke hari , contohnya kalian bis amulai berkomitmen membuang 1 barang satu hari, entah itu kaus kaki lama, baju yang tak terpakai, buku yang sudah tidak di baca, atau apapun itu, itu bisa meringankan tenaga kalian, dan tanpa sadar sudah 365 barang yang kalian keluarkan nantinya.

Pada langkah ini kita bertujuan untuk mengurangi jumlah barang hingga keadaan optimal bagi diri kita sendiri. Setiap kali akan mengambil suatu barang untuk dibeli, stop.. pikirkan dulu baik- baik” apakah barang- barang itu benar dibutuhkan, atau hidupku akan berjalan seperti biasanya bahkan tanpa barang itu?? Hmm? Dan kalau kita ingat kita punya barang yang sama dalam jumlah banyak, segera kuragi. Saat kita memiliki sebuah kotak yang suda tak terpakai, buang bersama isinya, ajaibnya, barang yang tadinya kita anggap sebgai kebutuhan padalah barangnya gak pernah kita jamah lagi, perlahan akan brkurang jika kita terus konsisten.

rumah itu di ibaratkan sebagai ember, dan ketika kita merapikan barang, membuang dan menyisihkan barang itu di ibaratkan sebagai kita melubangi sedikit bagian dasar ember, dan air dalam emberpun seikit demi sedikit keluar. Nah namun lubang itu gak akan berpengaruh besar selagi kita akan terus membeli barang baru, berbelanja dan membawa pulang souveninr dari konferensi atau seminar, barang barang baru itu diibaratkan sebagai air yang terus mengalir dan mengisi ember kamu. Hmm.. namun apabila kamu terus konsisten dalam merapikan , dan menyisikan dan memilah barang untuk di buang dan di berikan, jumlah barang kamu pasti berkurang.

Meskipun pada awalnya terasa mengekang, nanti juga akan terbisanya.. atau malah akan nyaman dengan si batas ini ya, hidup di era dan budaya yang justru mendorong kita untuk menginginkan dan membeli lebih banyak barang, adanya Batas atau limits ini seperti angin segar ya.., kalau kamu udah nyaman dengan si limits in, kamu juga akan mudah dan merasakan manfaatnya di hal-hal kehidupan lainnya, membatasi komitmen dan kegiatan bisa menciptakan hidup yang lebih tenang dan memberi kalian lebih banyak wkatu luang, membatasi konsumsi barang artinya kalian mngurangi  jumlah tagihan atau kredit dan meningkatkan saldon tabungan, membatasi makanan olahan, berlemak dan tinggi gula juga bisa mengurangi lingkar pinggang dan memperbaiki kesehatan teman2 semua, kemungkinan batas.., benar- benanr tak terbatas..

Inilah saat nya menta barang kita menjadi Ruang, teknik ruang ini berasal dari desain sitem yang membagi komponen besar menjadi komponen yang lebih kecil lagi dan dikelompokan secara spesifik. Nah dalam konteks ini ruang yang kita artikan  sebagai  satu set barang yang saling terkait dan punya fungsi tertentu.

“permukaan bukan tempat menyimpan barang”,permukaan ada sebgai ruang berkegiatan dan harus dijaga agar tetap rapi dan bersih setiap saat. banyangin aja kalau suatu permukaan itu permukaan yang licin selicin es, agak miring dan ga aman buat kita nyimpen barang lama-lama, kita bisa leluasa berkegiatan, barang yang singgah tidakbisa terlalu lama menetap dipermukaan itu.