PODCAST CELOTEH AMBU hanifa Paramitha Siswanti
-
- Education
HARI SENIN KONTEN NAIK
Mari sejenak kita obrolin serba-serbi kehidupan dari kacamata mamah muda! 😎
Sebuah siniar tentang keluarga, keuangan, keberagaman, kesetaraan, hingga gaya hidup. Yuk kita bahas barengan! 🥂
Setiap 5 minggu sekali hadir episode khusus #FriendlyReminder sebagai ajang pengingat bersama untuk berdialog dengan diri sendiri. ❤
Punya saran dan masukan? Silakan kirim pesan atau DM via Instagram @hpsiswanti.
#PodcastCelotehAmbu
-
[92] Kesal Sama Anak? Jeda Dulu Sejenak Yuk!
Sebelum ngambek dan meledak, jeda dulu yuk, Bund! 🤗
-
[91] Perempuan dan Pengetahuan
Saban 12 Februari, seluruh belahan bumi memperingati Hari Internasional Perempuan dalam Sains. Wow keren ya! Sebegitu gedenya peran kelompok kita untuk dunia ilmu. Eh tapi apa kabar nih dengan peneliti perempuan di Indonesia?
-
[90] Berani Untuk Rapuh #friendlyreminder
Rapuh. Satu kata yg kerap dihindari perempuan tangguh. Padahal mungkin itu pertanda jiwamu perlu dibasuh. Ketika rasa itu hadir secara utuh, akui saja jangan dibunuh. Ceritakan semua keluh. Kepadanya sang sosok tempat hatimu berlabuh.
-
[89] Bahaya di Balik Label Anak Nakal
Sejatinya nggak ada tuh anak nakal. Bukankah tabiat anak adalah cermin dari hasil didikan orang tua? Ketimbang melabeli nakal kepada anak, yuk kita introspeksi bersama! 🤗
-
[88] Kantong Bolong Akibat Investasi Bodong
Heran gak sih.. Masih aja ada yg kecemplung investasi bodong padahal kasus ini udah banyaaak banget yg terungkap. Dari yg modus tabungan sampai arisan juga ada. Gemes yha ~~
-
[87] Iklan (Menyuruh) Jilbaban Tapi Nggak Ramah Perempuan
Beberapa pekan terakhir sedang ramai nih sebuah kampanye dari sebuah brand kerudung. Niat iklannya sih ingin mengajak menutup aurat, namun sayangnya perspektif penyampaian yang digunakan justru malah menyakiti kaum perempuan, terutama mereka para penyintas kekerasan seksual. Demi memantik engagement kok mesti pakai gimmick yang problematik? Setelah ramai diberitakan dan menjadi viral, iklan tersebut bahkan masih bertengger di akun media sosialnya. Bahkan protes warganet di kolom komentarnya pun malah mendapatkan respon denial dari sang admin. Lantas harus seperti apa sih etika pariwara yang empatik dan beradab itu? Brand dengan spirit tauhid kok menjelma jadi budak algoritma? Harus banget ya pakai perspektif yang mengusik kemanusiaan perempuan?