8 episodes

Podcast ini menceritakan kisah kisah kerelawanan, materi Kajian kajian pelembut hati sebagai upaya kita dalam mendapatkan pertolongan Allah, untaian untaian kata kata pelembut jiwa.

Sahabat ARI izzatul yazid

    • Society & Culture

Podcast ini menceritakan kisah kisah kerelawanan, materi Kajian kajian pelembut hati sebagai upaya kita dalam mendapatkan pertolongan Allah, untaian untaian kata kata pelembut jiwa.

    Rezeki Untuk Pa Rahmat

    Rezeki Untuk Pa Rahmat

    Alhamdulillahirrabbilalamin…

    Sore hari kemarin, kembali Allah SWT memberikan pelajaran betapa pentingnya kesyukuran atas nikmat kesempurnaan anggota tubuh yeng telah diberikan kepada diri ini.

    Sore kemarin, sahabat terbaikku mengabarkan kalau ia menemukan mamang tukang sol sepatu. Karena kebetulan sandal lapanganku keduanya ada bagian yang terlepas dan perlu dijahit. Akhirnya aku jawab ia, karena terlalu menunggu lama akhirnya sahabat terbaikku berangkat membawakan sendalku kepada mamang tukang sol nya dan mengabarkan biayannya 30.000, ia pun berujar “gak perlu ditawarkan?” Akupun menjawab gak perlu.

    Selepas menuntaskan amanah pekerjaan, Kubuka pesan dari sahabat terbaikku, membaca pesan yang dikirimkannya dan melihat video mamang tukang sol nya. MasyaAllah, bergetar hati ini melihat mamang tukang Sol Sepatu nya, Pa Rahmat namanya asli dari garut. Sudah 20 tahun menjadi tukang sol sepatu dengan modal alat sederhana yang dijinjingnya sambil berjalan kaki dan berhenti di tempat tempat keramaian. Dari sahabatku mendapat info jika Pa Rahmat ini kini tinggal menumpang di rumah temannya dengan membayar 5.000/malam walau selalu ditolak sama temannya pemberian uang darinya. Karena selama pandemic ini penghasilannya berkurang hingga tidak dapat membayar kontrakan rumah.

    Pa Rahmat ini memiliki 2 orang anak yang kini sedang duduk di kelas 3 SMK dan kelas 5 SD tinggal di Garut bersama Istrinya. Sehari hari biasanya mendapat hingga 200.000/hari, namun sering tidak serupiahpun didapat dalam sehari sehingga ia tidak dapat membeli lauk untuk makan. Jika punya kelebihan rezeki ia menyempatkan balik ke Garut menemui istri dan anak anaknya.

    Yang membuat hati bergetar ini adalah kondisi mata Pa Rahmat tidaklah sempurna, beliau tidak dapat melihat sejak usia 1,5 tahun karena panas tinggi yang menyebabkan bola mata sebelah kirinya mengecil dan sebelah kanan hanya berfungsi beberapa persen saja. Dengan kondisi demikian Pa Rahmat tetap semangat mencari rezeki dengan berkeliling menyediakan jasa sol sepatu.

    Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Asy Syuraa : 27
    “Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”

    Hati ini pun Allah SWT gerakkan, untuk bisa bertemu dengan bapaknya. Dalam hati Aku pun berucap Ya Allah SWT, Maha Besar Engkau dengan Keagungan Mu. Mungkin Engkau telah menitipkan rezeki Bapak rahmat melaluiku. Karena baru saja pagi ini mendapat rezeki dan Aku berpikir, ini rezeki nya Bapak Rahmat yang dititipkan Allah SWT melaluiku.

    Akupun bergegas turun dan keluar rumah. Namun ku melihat tidak ada kendaraan, langsung saja memesan Go Car. Dan ketika memesan MasyaAllah, Allah SWT berikan kemudahan dengan biaya Go Car hanya 1.000.

    Sesampai di lokasi, Alhamdulillah sendalku telah selesai dijahit Pa Rahmat. Sangat rapih jahitannya. Dan Akupun memberikan beberapa lembar uang sebagai jasa atas pekerjaan Pa Rahmat. Semoga bisa untuk makan beberapa hari ke depan.

    Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
    “Tidak ada hari kecuali setiap hari tersebut ada dua malaikat yang turun setiap pagi dan berkata salah seorang diantara mereka, ‘Ya Allah berilah ganti bagi orang yang berinfaq‘, dan berkata malaikat yang lain, ‘berilah kebinasaan bagi orang yang kikir.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Yakin…!!!

    #Sedekah #Rezeki #Rahmat #IzzatulYazid #Sahabatari #Bandung

    • 5 min
    Kontak Bathinku dengan Hafidz

    Kontak Bathinku dengan Hafidz

    7 Desember 2016 sekitar pukul 05.03 WIB, Pidie Jaya, Aceh diguncang gempa 6.5 SR. Waktu itu Aku berada di Kota Banda Aceh selepas menghadiri kegiatan diksar relawan cabang Banda Aceh. Getaran hebat begitu terasa saat diri ini baru saja bangun dari tidur untuk melaksanakan ibadah shalat subuh. Baru saja kaki ini turun menginjakkan lantai dari dipan kasur, dinding rumah yang terbuat dari kayu bergetar hebat. Tiada pernah menyangka akan merasakan getaran hebat gempa setelah terakhir kali merasakan getaran hebat gempa di September 2009 waktu gempa mengguncang Kota Padang.
    Seketika pasca kejadian, setelah menunaikan ibadah shalat subuh Aku langsung mencari informasi terkait dimana titik episentrum kejadian. Diketahui episentrum gempa berada di Kabupaten Pidie Jaya, 4 jam jaraknya dari Kota Banda Aceh jika ditempuh perjalanan darat. Seketika itu juga Aku berkoordinasi dengan tim pusat untuk menyiapkan armada dan tim dari Banda Aceh untuk berangkat di pagi hari itu juga.
    Waktu itu sekitar berenam orang relawan yang berangkat sebagai tim pendahulu untuk assesment dan evakuasi. Perjalanan 4 jam ditempuh dengan kendaraan mobil dan ketika akan memasuki Kabupaten Pidie Jaya tampak ambulance hilir mudik mengangkut jenazah para korban. Berdasarkan data terakhir dari BNPB, korban meninggal tercatat sekitar 104 jiwa. Banyak kisah pilu yang menyelimuti warga Kabupaten Pidie Jaya saat itu. Kisah yang sangat viral terdapat sekeluarga calon pengantin yang tertimbun di bawah reruntuhan 40 unit ruko di Pasar Meureudu Pidie Jaya. Aku juga memiliki kisah yang tak kalah menarik dan juga tidak tahu apakah ini namanya adanya ikatan bathin. Selama 40 hari ditugaskan di Kabupaten Pidie Jaya serasa memiliki keluarga baru disini.

    • 12 min
    Karena Kita adalah Saudara dalam Kemanusiaan

    Karena Kita adalah Saudara dalam Kemanusiaan

    Sepotong hikmah dalam kejadian beberapa hari yang lalu. Nelayan Aceh menyelamatkan 94 warga Rohingya yang terombang ambing di dalam kapal laut di perairan Aceh. Karena rasa persaudaraan dan kemanusiaan, mereka bahu membahu membantu evakuasi warga Rohingya ke daratan. Begitulah indahnya persaudaraan.

    • 3 min
    Sesungguhnya Kita Milik Allah dan Kepada Nya kita kembali

    Sesungguhnya Kita Milik Allah dan Kepada Nya kita kembali

    Sesungguhnya Kita Milik Allah Dan Kepada-Nya Kita Kembali
    Innalillahi wa innailaihi roji’uun
    “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
    Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak?
    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Q.s Al Baqarah 155 – 157, yang artinya:
    “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
    Kalimat ini (Innalillahi wa innailaihi roji’uun) mengandung obat/penghibur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya bagi orang yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus bahwa hamba ini, jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan itu semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.
    Sebagian orang menyangka bahwa orang yang ditimpa penyakit atau semisalnya adalah orang yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal tidak seperti itu kenyataannya. Karena terkadang seorang diuji dengan penyakit dan musibah padahal ia seorang yang mulia disisi-Nya seperti para nabi, rasul, dan orang shalih. Sebagaimana yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih di Makkah, saat perang Uhud dan Ahzab serta ketika wafatnya. Musibah juga menimpa Nabi Ayyub, Nabi Yunus, dan nabi yang lainnya ‘alaihimussalam. Itu semua untuk mengangkat kedudukan mereka dan dibesarkannya pahala serta sebagai contoh (kesabaran) bagi orang yang datang setelah mereka.
    Seseorang yang ditimpa musibah hendaklah melihat apa yang ada dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niscaya ia akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu yang lebih besar dari lenyapnya musibah, bagi orang yang sabar dan ridha.
    Yakin…!!!

    • 4 min
    Sahabat Sholeh

    Sahabat Sholeh

    Sahabat Sholeh

    Alhamdulillahirrabbilalamin...
    Tiada henti hentinya diri ini untuk selalu bersyukur atas Nikmat yang Engkau berikan Ya Allah...

    Sebuah nikmat yang begitu luar biasa dapat bertemu dengan sahabat sahabat sholeh. Sahabat yang selalu mengingatkan ketika kita lalai. Sahabat yang selalu mendekatkan kita kepada Rabb Semesta Alam.

    Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kau dustakan???

    Pernahkan kau merasa kehilangan sahabat sahabat terbaikmu? tiada yang mengingatkan dalam ketaatan kepada Nya.

    Maka rawatlah sahabat sahabat sholeh mu. Genggam erat tangannya. Semoga kita akan berkumpul kembali di Jannah Nya

    “Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.”

    Yakin

    #sahabat #sholeh #syurga

    • 1 min
    Jurnal Syukur

    Jurnal Syukur

    Berisi ungkapan rasa syukur atas nikmat dari Rabb Semesta Alam.

    • 8 min

Top Podcasts In Society & Culture

Third Ear
Third Ear
Tyran
DR
Afhørt
Ekstra Bladet
Sørine & Livskraften
Kristeligt Dagblad
Store Penge
Ekstra Bladet
112 For Knuste Hjerter
Maria Jencel