27 min

Sensasi 66 tahun UEFA PlayMAKER

    • Soccer

SENSASI 66 TAHUN UEFA

Di usianya yang Ke-66 tahun, UEFA banyak dicibir tapi banyak juga yang bersandar di kakinya. Diakui Deloitte Football Money, UEFA adalah anak FIFA yang paling subur dari 6 konfederasi lainnnya. Tidak usah dihitung berapa angka profitnya, tapi lihat saja dari terobosan yang mereka lakukan.
Mulai dari Piala Champion yang diubah menjadi Liga Champion, UEFA Nations League, hingga penyelenggaraan multi country dari dua menjadi 12 negara!
Sebesar apapun unit usaha, semakin tinggi dan kokoh semakin banyak kontroversi yang mengiringinya. Tidak heran jika UEFA banyak mendapat cibiran, mulai dari legenda, pelatih, hingga sekelas komentator yang menilai ada konspirasi di setiap keputusannya.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah lolosnya Manchester City dari vonis larangan bermain di Liga Champion setelah melakukan banding di Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS). Dari Gary Neville, Jamie Carragher hingga Juergen Klopp kompak menyuarakan kekecewaannya. Tapi sadarkah bahwa ketika mereka kerap mendapat keuntungan dari setiap keputusan badan sepakbola tertinggi di Benua Biru itu?
UEFA juga mendapat kritik ketika tidak mengubah nama EURO 2020 menjadi 2021 hanya karena gongnya digeser setahun pasca pandemi #Covid19. Cibiran itu mereda karena UEFA membuktikan bahwa keputusan mereka tepat, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Sudah saatnya PSSI mengadopsi pemikiran-pemikiran UEFA mengingat potensi pasar Indonesia yang demikian besar.
#TheMagicOfEuro #UEFA #uefachampionsleague #uefaeuro #uefaeuropaleague #UCL #uel

SENSASI 66 TAHUN UEFA

Di usianya yang Ke-66 tahun, UEFA banyak dicibir tapi banyak juga yang bersandar di kakinya. Diakui Deloitte Football Money, UEFA adalah anak FIFA yang paling subur dari 6 konfederasi lainnnya. Tidak usah dihitung berapa angka profitnya, tapi lihat saja dari terobosan yang mereka lakukan.
Mulai dari Piala Champion yang diubah menjadi Liga Champion, UEFA Nations League, hingga penyelenggaraan multi country dari dua menjadi 12 negara!
Sebesar apapun unit usaha, semakin tinggi dan kokoh semakin banyak kontroversi yang mengiringinya. Tidak heran jika UEFA banyak mendapat cibiran, mulai dari legenda, pelatih, hingga sekelas komentator yang menilai ada konspirasi di setiap keputusannya.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah lolosnya Manchester City dari vonis larangan bermain di Liga Champion setelah melakukan banding di Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS). Dari Gary Neville, Jamie Carragher hingga Juergen Klopp kompak menyuarakan kekecewaannya. Tapi sadarkah bahwa ketika mereka kerap mendapat keuntungan dari setiap keputusan badan sepakbola tertinggi di Benua Biru itu?
UEFA juga mendapat kritik ketika tidak mengubah nama EURO 2020 menjadi 2021 hanya karena gongnya digeser setahun pasca pandemi #Covid19. Cibiran itu mereda karena UEFA membuktikan bahwa keputusan mereka tepat, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Sudah saatnya PSSI mengadopsi pemikiran-pemikiran UEFA mengingat potensi pasar Indonesia yang demikian besar.
#TheMagicOfEuro #UEFA #uefachampionsleague #uefaeuro #uefaeuropaleague #UCL #uel

27 min