16 episodes

Message behind football, hosted by Benhard Sitorus & Johan Yanuar

PlayMAKER PlayMAKER

    • Sport

Message behind football, hosted by Benhard Sitorus & Johan Yanuar

    Resep anti alergi naturalisasi

    Resep anti alergi naturalisasi

    Indonesia saat ini sedang mengalami 2 pandemi, Pandemi Covid-19 dan Pandemi Naturalisasi. Iyes? dua pandemi yang memaksa kita harus hidup dengan "cara-cara baru". Untuk Covid-19 cara-cara baru sudah disosialisasi oleh pemerintah, sementara untuk Pandemi Naturalisasi saat ini banyak membuat penggemar sepakbola kita panas dingin. Memang, mengacu pada pengalaman sebelumnya nama-nama seperti Jhonny van Beukering dan Tonnie Cusell membuat kita kapok akan Naturalisasi.
    Jika dilihat dari sisi positif, terkadang motivasi itu muncul ketika ada ancaman. Layaknya Pandemi Covid-19 yang memaksa kita hidup dengan pola baru, Pandemi Naturalisasi juga menuntut para pemain untuk berkompetisi lebih ketat.
    Jika selama ini Naturalisasi hanya digunakan oleh PSSI untuk mendongkrak prestasi semata, kini saatnya semua harus dijalankan seiring. Naturalisasi harus benar dibuktikan dengan statistik performa para pemain yang lengkap. Jika Shin Tae-Yong sempat mengutarakan pemain naturalisasi keturunan tiap posisi, maka harus ada data pembanding untuk setiap pemain di masing-masing posisi. Jika memang pemain Naturalisasi lebih baik, maka layak dia dipanggil timnas.
    Seiring dengan itu, sesuai dengan Revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, maka sudah saatnya pemerintah dan swasta berjalan beriringan untuk memperbaiki pembinaan usia muda. Jika selama ini swasta cukup rumit untuk urusan perijinan, perangkat pertandingan dan lapangan, maka sudah seharusnya PSSI bergandengan tangan mengisi ceruk kosong yang sulit diisi swasta. Pekerjaan Rumah PSSI tidak ringan. Menyikapi Visi Shin Tae-Yong, selain proses Naturalisasi yang harus sesuai dengan FIFA Eligibility Rules pasal 7, juga harus siap-siap dengan hasil Konferensi FIFA Ke-70 tentang proses naturalisasi untuk tim nasional. Hal ini diperlukan agar kasus Ezra Walian saat gagal tampil untuk Kualifikasi Piala Asia U23 2019 lalu tidak terjadi lagi.

    #naturalisasi #PialaDuniaU20 #TimnasDay #NewNormal #Pandemi #Covid19 #KebiasaanBaru #pssibisaapa #pssinow #PSSI

    • 32 min
    Pirlo dan generasi emas

    Pirlo dan generasi emas

    ANDREA PIRLO & GENERASI EMAS
    Hanya Nostalgia atau Sukses

    Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Fabio Capello, Antonio Conte, Rafael Benitez, Roberto di Matteo, Frank Rijkaard hingga Zinedine Zidane adalah figur pelatih sukses yang memulai karier sebagai pemain di posisi gelandang.
    Apakah sah bahwa pelatih sukses harus berkarier sebagai gelandang saat masih menjadi pemain? Ternyata tidak harus, beberapa nama bisa menjadi pengecualian. Mulai dari Julen Lopetegui yang dulunya adalah penjaga gawang, Marcello Lippi adalah eks stopper atau Jose Mourinho yang tidak ada rekam jejak sukses saat masih menjadi pemain.
    Saat Andrea Pirlo naik menjadi pelatih kepala Juventus, sontak nama lain era emas saat dirinya masih menjadi pemain langsung juga terangkat. Mulai dari Gennaro Gattuso hingga kakak adik Filippo dan Simone Inzaghi.
    Ada analisa menarik kenapa latar belakang gelandang punya modal sukses saat melanjutkan karier sebagai pelatih. Seperti apa pembahasannya? Dengerin podcast #PlaymakerIdn di Spotify dan Anchor bareng @johanyanuar dan @benhardsitorus . Komentar membangun ditunggu di komentar postingan ini yaaa.. semoga kita bisa terus memperbaiki kemasan podcast kita tercinta ini.

    #pelatih #manager #allenatore #serieaitalia #LaLiga #Bundesliga

    • 33 min
    Ballon d'Or bukan akhir dunia!

    Ballon d'Or bukan akhir dunia!

    BALLON D'OR BUKAN AKHIR DUNIA

    Selalu ada yang pertama di dunia ini. Termasuk penyelenggaraan Ballon d'Or yang untuk pertama kalinya batal sejak awal diadakan pada 1956. Perjuangan dunia akan pandemi virus Covid-19 salah satunya diwarnai dengan keputusan banyak liga di dunia untuk berani melanjutkan kompetisi dengan segala protokol kesehatan yang banyak merugikan secara finansial.
    Toh, nyatanya tetap bergulir dan satu per satu selesai. Meski Eredivisie dan Ligue 1 menyatakan selesai cepat, tapi tidak bagi banyak liga. Termasuk juga keputusan FIFA untuk tetap mengadakan Piala Dunia AntarKlub di Abu Dhabi pada Desember 2020 mendatang.
    Tapi menjadi kontradiktif karena disisi lain FIFA juga kompak bersama French Football untuk membatalkan penghargaan pemain terbaik dunia untuk pertama kalinya di tahun ini dengan alasan sama, yaitu pandemi Covid-19. Indikasinya sudah terlihat ketika FIFA sebelumnya sudah memundurkan Piala Dunia Wanita U20 dan U17 ke Februari 2021 dan Piala Dunia Futsal ke 2021.
    Banyak pemain kecewa karena mereka merasa layak diapresiasi secara individu setelah memberikan kontribusi pada klub.
    Memang ada keganjilan karena beberapa variabel seperti Piala Eropa dan Copa America diundur ke 2021 plus regulasi kompetisi baru di level Liga Champion, tidak diperbolehkannya suporter hingga pergantian jadi 5 pemain. Toh, itukan penyesuaian yang dilakukan sebagai bentuk perjuangan dunia bahwa kita tidak boleh tunduk pada pandemi ini.
    keputusan sudah diambil, beruntung Sepatu Emas tetap diberikan. Ini momen yang pas karena muncul figur baru selain Duopoli, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, pemain itu adalah Ciro Immobile. Di usia 30 tahun, ia menjadi peraih Golden Shoe Award oleh European Sports Media sebagai apresiasi atas produktifitasnya melewati Messi bahkan CR7 dengan 36 gol. Angka itu juga melewati produktifitas Robert Lewandowski yang "cuma" mencetak 34 gol. So, Ballon d'Or jelas bukanlah akhir dunia.

    #Duopoli #ballondor #goldenshoe #ESM #calcio #Bundesliga #SerieA #serieaitalia #uefa #fifa

    • 33 min
    Sensasi 66 tahun UEFA

    Sensasi 66 tahun UEFA

    SENSASI 66 TAHUN UEFA

    Di usianya yang Ke-66 tahun, UEFA banyak dicibir tapi banyak juga yang bersandar di kakinya. Diakui Deloitte Football Money, UEFA adalah anak FIFA yang paling subur dari 6 konfederasi lainnnya. Tidak usah dihitung berapa angka profitnya, tapi lihat saja dari terobosan yang mereka lakukan.
    Mulai dari Piala Champion yang diubah menjadi Liga Champion, UEFA Nations League, hingga penyelenggaraan multi country dari dua menjadi 12 negara!
    Sebesar apapun unit usaha, semakin tinggi dan kokoh semakin banyak kontroversi yang mengiringinya. Tidak heran jika UEFA banyak mendapat cibiran, mulai dari legenda, pelatih, hingga sekelas komentator yang menilai ada konspirasi di setiap keputusannya.
    Salah satu yang menjadi sorotan adalah lolosnya Manchester City dari vonis larangan bermain di Liga Champion setelah melakukan banding di Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS). Dari Gary Neville, Jamie Carragher hingga Juergen Klopp kompak menyuarakan kekecewaannya. Tapi sadarkah bahwa ketika mereka kerap mendapat keuntungan dari setiap keputusan badan sepakbola tertinggi di Benua Biru itu?
    UEFA juga mendapat kritik ketika tidak mengubah nama EURO 2020 menjadi 2021 hanya karena gongnya digeser setahun pasca pandemi #Covid19. Cibiran itu mereda karena UEFA membuktikan bahwa keputusan mereka tepat, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Sudah saatnya PSSI mengadopsi pemikiran-pemikiran UEFA mengingat potensi pasar Indonesia yang demikian besar.
    #TheMagicOfEuro #UEFA #uefachampionsleague #uefaeuro #uefaeuropaleague #UCL #uel

    • 27 min
    What matters in England?

    What matters in England?

    Kemunculan spanduk "White Lives Matter Burnley" pada laga pekan ke-30 Premier League antara Manchester City kontra Burnley menjadi pertanda bahwa rasisme masih sulit hilang di tanah Inggris. Ironis, gelombang protes tentang rasisme memang menjadi kontradiktif di Inggris yang di abad Ke-17 dikenal sebagai negara kolonial.

    • 28 min
    Naturalisasi demi target Piala Dunia U-20 2021

    Naturalisasi demi target Piala Dunia U-20 2021

    Kita tidak boleh lengah gengsi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Ini adalah keikutsertaan kita yang seutuhnya di kasta sepakbola tertinggi sebagai negara berdaulat setelah sebelumnya "nyaris" tampil sebagai Hindia Belanda.
    Gong keseriusan sebagai tuan rumah digetarkan FIFA pada awal Juni 2020 kepada PSSI melalui dua wakilnya, Christian Schmolzer, Men's Tournament Manager FIFA, dan Roberto Grassi, Head of Youth Tournament FIFA. Mereka meminta laporan 2 bulanan terhitung mundur 16 bulan sebelum turnamen. Komponen pelaporan sangat banyak, mulai dari manajemen proyek, komunikasi dan hubungan media, keuangan dan administrasi, pemasaran dan sponsor, perjalanan transportasi dan logistik, keselamatan dan keamanan serta pagelaran kompetisi wasit dan media hak siar. Sukses tuan rumah juga harus diiringi dengan sukses keikutsertaan, untuk hal ini PSSI tidak main-main dengan mematok target semifinalis! Itu artinya, nanti
    Ketum PSSI baru, Moch Iriawan, saat mencalonkan diri untuk periode 2019-2023 sempat melontarkan prinsip menghentikan program Naturalisasi. 8 bulan berjalan, ketum yang akrab disapa Iwan Bule itu tidak lagi alergi Naturalisasi!
    Perubahan sikap ini membuka pintu bagi banyaknya pemain keturunan yang saat ini bermukim di Eropa. So, akankah target itu bisa dipenuhi sementara Shin Tae Yong masih menggelar latihan virtual? Apakah kita mengulang catatan buruk Naturalisasi sebelumnya?

    • 50 min

Top Podcasts In Sport

Football Weekly
The Guardian
Stick to Football
The Overlap
The Hurling Pod
OTB Sports
The Overlap with Gary Neville
Sky Bet
The Left Wing
Irish Independent
The Rest Is Football
Goalhanger Podcasts