5 min

Edisi Hari Senin, 6 Mei 2024 - Mengampuni dan hadirkan kedamaian hati Kencan Dengan Tuhan

    • Cristianesimo

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Mei 2024



Bacaan:

"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)



Renungan:

Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian.

Dalam hal melepaskan rasa benci, hendaknya kita belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan terhadap orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom, putranya, tiba-tiba muncul Simei yang mengutukinya. Kondisi yang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, namun Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian itu untuk singgah di hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha menghasut Daud untuk membenci dan membalas tindakan Simei, Daud mengatakan hal ini, “Tetapi raja berkata: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12).

Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati.



Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku selama ini. Seperti Engkau mau mengampuni aku orang yang berdosa ini, mampukanlah aku untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku. Amin. (Dod).

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Mei 2024



Bacaan:

"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)



Renungan:

Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian.

Dalam hal melepaskan rasa benci, hendaknya kita belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan terhadap orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom, putranya, tiba-tiba muncul Simei yang mengutukinya. Kondisi yang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, namun Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian itu untuk singgah di hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha menghasut Daud untuk membenci dan membalas tindakan Simei, Daud mengatakan hal ini, “Tetapi raja berkata: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12).

Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati.



Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku selama ini. Seperti Engkau mau mengampuni aku orang yang berdosa ini, mampukanlah aku untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku. Amin. (Dod).

5 min