1.473 episodi

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

Kencan Dengan Tuhan Danang Kurniawan

    • Religione e spiritualità

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

    Edisi Hari Sabtu, 11 Mei 2024 - Berani dan mampu untuk mengampuni

    Edisi Hari Sabtu, 11 Mei 2024 - Berani dan mampu untuk mengampuni

    Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 11 Mei 2024



    Bacaan:

    Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:60)



    Renungan:

    Kebesaran jiwa seseorang dapat terlihat dari cara ia memperlakukan orang- orang yang telah menyakitinya. Apakah ia dapat mengampuni musuh-musuhnya ataukah ia berusaha membalas dendam kepada mereka. Hal ini berlaku untuk semua orang, apakah ia seorang Kristen atau bukan. Orang yang berjiwa besar tentu adalah orang yang bisa mengampuni orang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Demikian juga dalam konteks para pengikut Yesus, kedewasaan rohani seseorang terlihat dari caranya memperlakukan musuh-musuhnya. la akan tergolong orang yang dewasa rohani manakala ia bisa mengampuni orang-orang yang telah menyakitinya. Orang seperti ini bisa mengampuni orang lain karena ia sadar bahwa Tuhan sendiri telah terlebih dahulu mengampuni dosa-dosanya.

    Stefanus adalah contoh orang yang berjiwa besar dan yang punya kedewasaan rohani seperti itu. Ketika Stefanus akan meninggal, ia masih sempat berdoa untuk orang-orang Yahudi yang melemparinya dengan batu. Stefanus tidak benci kepada mereka, dan dia tidak berdoa agar Tuhan menghukum mereka. Tetapi ia berdoa agar Tuhan mengampuni perbuatan mereka tersebut, sementara mereka terus melemparinya dengan batu! Hal seperti inilah yang dahulu dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu ketika la meminta pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya.

    Ketika kita diperlakukan buruk dan tidak adil oleh orang lain, jangan membalasnya. Sebaliknya, belajarlah mengampuni mereka dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita dan mendoakan mereka, seperti yang pernah Dia sendiri lakukan. Memang mengampuni orang lain yang telah menyakiti kita bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya kita perlu memohon kekuatan dari Tuhan agar kita bisa mengampuni orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni mereka yang telah menyakitiku, agar damai sejahtera-Mu kembali meraja di hatiku. Amin. (Dod).

    • 5 min
    Edisi Hari Jumat, 10 Mei 2024 - Tetaplah berharap pada Yesus

    Edisi Hari Jumat, 10 Mei 2024 - Tetaplah berharap pada Yesus

    Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 10 Mei 2024



    Bacaan:

    "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita." (1 Timotius 1:1)



    Renungan:

    Suatu kali sepasang suami istri sedang berada dalam misi di Korea. Namun, mereka sangat terkejut ketika mendengar kabar bahwa Carol, anak mereka mengalami kecelakaan dan kakinya harus diamputasi. Mereka langsung memutuskan untuk pulang menemui Carol. Di sepanjang perjalanan, sang istri menangis tidak keruan. Tangisan itu menyiratkan kesedihan sang suami. "Bagaimana kehidupan putriku ke depannya?" tanya sang suami dalam hati. Setibanya di tempat Carol terbaring, mereka pun terpaku. Tak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulut mereka. Hingga Carol pun memulai pembicaraan yang sangat membekas di dalam hati kedua orang tuanya itu. "Yah, kurasa Tuhan tetap baik kepadaku dan akan menolongku untuk aku bisa membantu orang-orang yang telah cedera seperti aku." Kedua orang tuanya sangat takjub mendengar perkataannya itu. Memang Carol harus berjuang cukup lama untuk melalui masa-masa sakitnya, karena ia harus berada di rumah sakit selama tujuh bulan! Namun, Carol masih bisa melihat sisi positif terhadap tragedi yang ia alami. Situasi buruk tidak membuat ia kehilangan harapannya kepada Yesus. la percaya bahwa Tuhan tetap mengasihinya dan masih mau memakainya untuk berkarya bagi-Nya walau keadaan sepertinya berkata lain. Pikiran positifnya itu tercermin dari ungkapan isi hatinya yang ia utarakan di depan umum, "Saya melihat pada gadis-gadis yang berjalan tanpa ketimpangan dan saya ingin berjalan seperti mereka. Saya tidak dapat, namun inilah yang dapat saya pahami dan sekaligus ingin saya beritahukan kepada Anda semua: bukan cara berjalan Anda yang diperhitungkan, namun siapa yang berjalan dengan Anda dan dengan siapa Anda berjalan." Dalam hidup ini, tentu setiap kita memiliki harapan. Harapan ialah keinginan akan sesuatu untuk menjadi kenyataan. Memiliki harapan memang merupakan sesuatu yang indah, karena harapan menjadi sumber semangat di dalam hidup kita. Sayangnya, banyak orang tidak siap menerima kenyataan ketika keadaan dirinya seakan-akan tidak mendukung untuk terwujudnya harapan tersebut. Mereka menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan serta kehilangan harapannya. Tetapi, tidak demikian seharusnya bagi orang percaya. Keberadaan Yesus di dalam hati kita menjadi dasar atas segala harapan dalam semua segi kehidupan kita. Itulah yang ditegaskan Rasul Paulus di dalam suratnya kepada Timotius.

    Mungkin kita sedang mengalami keadaan yang seolah-olah memaksa kita untuk tidak usah berharap lagi. Ingat, apa pun keadaan kita, jangan pernah berhenti berharap di dalam Yesus! Yesuslah dasar pengharapan kita. Seperti halnya Robert Schuller, papa Carol, dan juga Carol sendiri tetap memiliki harapan meskipun dalam keadaan tersulit, demikianlah hendaknya kita! Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, berikanlah aku hati untuk selalu berharap kepada-Mu atas apa pun yang akan terjadi di dalam hidupku, bahkan ketika situasi terjadi tidak seperti yang aku inginkan. Amin. (Dod).

    • 5 min
    Edisi Hari Kamis, 9 Mei 2024 - Bernyanyi Bagi Tuhan

    Edisi Hari Kamis, 9 Mei 2024 - Bernyanyi Bagi Tuhan

    Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 9 Mei 2024



    Bacaan:

    "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.

    Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (Kisah Para Rasul 16:25-26)



    Renungan:

    Hampir semua orang di dunia ini menyukai musik. Entah itu bermain musik, bernyanyi, atau hanya sekadar mendengarkan saja. Berdasarkan penelitian, ada banyak pengaruh dari musik. Beberapa di antaranya, musik diyakini bisa bermanfaat menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh dan meningkatkan intelegensi. Musik bisa juga menjadi sarana relaksasi yang dapat mengubah suasana hati dan kondisi emosi.

    Ternyata Alkitab juga menyimpan beberapa kisah yang menarik berhubungan dengan musik.

    Pertama, runtuhnya tembok Yeriko. Kisah runtuhnya tembok Yeriko ini menjadi salah satu kisah yang menakjubkan, karena bukan suara bom atau rudal yang mengiring keruntuhannya, melainkan bunyi sangkakala dan sorak-sorai bangsa Israel yang nyaring, sebagaimana yang Tuhan perintahkan. Kedua, Gideon dan 300 prajurit yang memperoleh kemenangan atas musuh yang tak terhitung banyaknya. Hakim-hakim 7 menceritakan bahwa dengan memecahkan buyung, membawa obor di tangan kiri dan meniup sangkakala yang ada di tangan kanan sambil menyerukan nama Tuhan, Gideon dan pasukannya mengacau-balaukan musuh, dan Tuhan membuat pedang yang seorang diarahkan ke yang lain di dalam perkemahan musuh pada saat itu.

    Ketiga, kemenangan Yosafat dan seluruh Yehuda atas banyaknya musuh. 2 Tawarikh 20 menceritakan bahwa ada suatu laskar yang besar ingin menyerang Yosafat, hingga membuat Yosafat menjadi takut, karena secara jumlah sudah tentu akan kalah. Tetapi akhirnya Yosafat berdoa, dan mengkhususkan beberapa orang untuk menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan dengan suara yang nyaring. Tuhan pun akhirnya memberi kemenangan kepada mereka.

    Keempat, Paulus dan Silas yang dengan berdoa dan menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan mendatangkan gempa bumi yang hebat, hingga sendi-sendi penjara tempat mereka ditahan, menjadi goyah dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka.

    Dari rangkaian cerita luar biasa di atas, ada satu benang merah yang dapat kita lihat, yaitu baik pujian dan tiupan sangkakala, semua ditujukan kepada Tuhan. Musik tidak hanya musik jika Tuhan yang bersemayam di dalamnya. Ada kekuatan, kemenangan, ketenangan, bahkan keselamatan, bila Tuhan bertakhta atas musik. Oleh karenanya, bermusiklah bagi Tuhan dengan sepenuh hati, baik dengan memainkan alat-alat musik ataupun dengan bernyanyi. Maka dengan demikian kita akan melihat kemenangan besar terjadi, baik di dalam hidup kita maupun di dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu yang kembali mengingatkanku. Aku ingin selamanya memuji dan menyembah-Mu dengan benar, sehingga melalui pujian dan penyembahanku banyak orang diberkati dan nama-Mu semakin dimuliakan. Amin. (Dod).

    • 6 min
    Edisi Hari Rabu, 8 Mei 2024 - Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu

    Edisi Hari Rabu, 8 Mei 2024 - Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu

    Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 8 Mei 2024



    Bacaan:

    Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9)



    Renungan:

    Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dilarang Allah untuk mereka makan atau sentuh. Kini Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang sehingga mereka menyematkan daun ara dan membuat cawat. Mereka tahu bahwa mereka telah melanggar perintah Allah, dan sekarang mereka takut untuk bertemu dengan-Nya. "Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: Di manakah engkau?"

    Apa yang ada di pikiran kita ketika membaca kejadian ini dan ketika Allah mencari-cari mereka serta bertanya, "Di manakah engkau?" Sekilas kita bisa saja menilai Allah seperti seorang polisi yang sedang mencari dan memanggil orang yang bersalah untuk diadili lalu dihukum. Tetapi benarkah demikian? Ada seorang dosen Kitab Suci sedang mengajar kitab Kejadian dan kebetulan dia membahas tentang pertanyaan Allah kepada Adam, "Di manakah engkau?", dosen itu berkata kepada mahasiswanya, "Kalian tidak akan pernah menjadi hamba Tuhan atau pengkhotbah yang benar jika kalian berpikir bahwa Allah itu seperti seorang polisi yang sedang mencari orang yang bersalah. Baca dan pahamilah pertanyaan Allah tersebut sebagai pertanyaan seorang ayah yang sedang hancur hati dan mencari-cari anaknya yang hilang."

    Tidak sedikit umat Kristiani yang memandang Allah sebagai Pribadi yang datang dengan “alat pemukul” di tangan-Nya, siap menghukum dan mengusir kita dari hadirat-Nya ketika kita berbuat dosa atau melanggar ketetapan-Nya. Kita katakan bahwa kita adalah orang yang paling berdosa di dunia dan Allah pasti tidak akan mengampuni lagi. Pemahaman keliru itulah yang akhirnya membuat kita memutuskan untuk terus menjalani hidup jauh dari Allah.

    Jika selama ini kita telah jauh dari Allah, hidup di dalam dosa dan kita merasa tidak layak lagi datang kepada-Nya, ketahuilah bahwa Allah yang maha kasih itu sedang mencari kita. Dia ingin menemukan serta membawa kita kembali kepada-Nya. Dia sedang mencari kita dan bertanya, "Di manakah engkau anakku?" Pahamilah Dia sebagai seorang bapa yang hancur hati karena anak yang dikasihinya tersesat. Saat ini ketika la mencari kita, jawablah, "Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu." Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mengucap syukur karena mengenal Engkau dan menjadi anak-Mu. Ampunilah aku jika aku sering beranggapan bahwa Engkau membenciku dan tidak mempedulikan aku lagi karena dosaku. Amin. (Dod).

    • 5 min
    Edisi Hari Selasa, 7 Mei 2024 - Menempatkan Tuhan Sebagai Sahabat Pertama

    Edisi Hari Selasa, 7 Mei 2024 - Menempatkan Tuhan Sebagai Sahabat Pertama

    Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 7 Mei 2024



    Bacaan:

    "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15:15)



    Renungan:

    Di dalam Alkitab, ada hubungan persahabatan yang indah antara Abraham dengan Tuhan. Secara gamblang kita dapat melihatnya pada kisah Sodom dan Gomora. Ada perkataan Tuhan yang menarik di sana. Bisa dibilang, mungkin saat itu Tuhan seperti sedang bergumam di dalam hatiNya, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" Tuhan seakan resah dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu dari Abraham. la merasa perlu menceritakan keinginan-Nya untuk memusnahkan Sodom dan Gomora kepada Abraham. Menariknya lagi, kita melihat bagaimana Abraham bisa dengan bebasnya tawar-menawar dengan Tuhan, seperti tidak ada batasan. Beginilah hubungan persahabatan yang benar. Menganggap satu sama lain penting, sehingga merasa perlu untuk saling bertanya, berdiskusi, dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu. Hubungan yang indah bukan? Lantas apakah kita pun bisa memiliki hubungan yang indah ini dengan Tuhan?

    Sesungguhnya Tuhan bisa menjadi Sahabat bagi siapa saja, tanpa memilih-milih. la tidak hanya menjadi Sahabat Abraham, tetapi bisa juga menjadi Sahabat bagi kita. Namun yang terjadi, kitalah yang justru tidak menjadikan-Nya sebagai Sahabat. Bila kita ingin Tuhan menjadi Sahabat kita, maka kita harus memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Ingat, hubungan yang erat hanya tercipta dari komunikasi yang erat pula. Berdoa dan merenungkan firman-Nya adalah sarana komunikasi yang dapat kita pakai untuk terhubung dengan-Nya. Maka kualitas hubungan kita dengan-Nya tergantung pada seberapa banyak kita mempergunakan sarana tersebut.

    Seharusnya kita bersyukur karena Tuhan terlebih dahulu menganggap kita sebagai sahabat-Nya. Sekarang tinggal bagaimana kita, maukah kita menjadikan-Nya Sahabat? Berkomunikasilah dengan bebas kepada Tuhan, namun sopan. Nyatakanlah segala isi hati kita kepada-Nya. Walau tak terlihat tetapi sesungguhnya Dialah yang paling dekat dengan kita daripada sahabat kita yang lain. Belajarlah untuk menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dari orang-orang yang hendak kita temui untuk diajak berbagi, bertukar pikiran, mendapatkan motivasi, dsb. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah memberikanku sahabat di dunia ini sehingga aku bahagia. Namun aku lebih bahagia lagi karena Engkau mau menjadi Sahabatku. Amin. (Dod).

    • 5 min
    Edisi Hari Senin, 6 Mei 2024 - Mengampuni dan hadirkan kedamaian hati

    Edisi Hari Senin, 6 Mei 2024 - Mengampuni dan hadirkan kedamaian hati

    Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Mei 2024



    Bacaan:

    "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)



    Renungan:

    Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian.

    Dalam hal melepaskan rasa benci, hendaknya kita belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan terhadap orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom, putranya, tiba-tiba muncul Simei yang mengutukinya. Kondisi yang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, namun Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian itu untuk singgah di hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha menghasut Daud untuk membenci dan membalas tindakan Simei, Daud mengatakan hal ini, “Tetapi raja berkata: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12).

    Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku selama ini. Seperti Engkau mau mengampuni aku orang yang berdosa ini, mampukanlah aku untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku. Amin. (Dod).

    • 5 min

Top podcast nella categoria Religione e spiritualità

Anima Ribelle Podcast con Ellis De Bona
Ellis De Bona
Omar Suleiman
Muslim Central
Lectio: Atti degli Apostoli
Silvano Fausti
Impact the World with Lee Harris
Lee Harris
Awake And Empowered Podcast
Awake And Empowered
Mei-lan Maurits - Soul Code Transmissions
Mei-lan Maurits