HISTOREALITY Tio Andito & Dadi Setiadi

Kepercayaan adalah sebuah jati diri yang tak bisa dijustifikasi. Masih bersama @andito_tio dan @dadihystoria_ untuk membahas sisi lain dari animisme dan dinamisme. Selamat mendengarkan.

Segmen Monolog kali ini kita akan membahas tentang zaman penjelajahan samudra yang dilakukan bangsa Eropa. Zaman tersebut merupakan suatu masa (abad XV--XVII) ketika bangsa-bangsa Barat (Eropa) banyak melakukan penjelajahan samudra mengelilingi dunia untuk menemukan komoditas dagang dari dunia Timur. Podcast ini dibawakan oleh @andito_tio.

Males, jenuh, gak semangat! Buat apa belajar sejarah toh hanya untuk mengetahui masa lalu saja? Apa manfaatnya? Kalau kamu masih berpikir seperti itu berarti masih di level 1 nih, Yuk kita belajar bersama tentang pentingnya sejarah bagi kehidupan manusia bersama @dadihystoria_

Sejarah memang soal peristiwa/kisah yang terjadi di masa lalu, tapi apakah semua peristiwa/kisah yang terjadi di masa lalu memang semuanya sejarah?
Yu ngobrol santai soal ini bersama mantan yang pernah menjadi kisah masa lalu kita. Episode kali ini dipandu oleh @dadihystoria_ sebagai host Historeality yang baru. Thanks for listening.

Keluar dari kampung halaman. Pergi meninggalkan sanak keluarga. Hidup dengan menghadapi berbagai resiko yang ada di kota. Berjuang sendiri. Kadang putus asa, kadang juga merasa merdeka. Menemukan hal baru dan banyak pengalaman. Berkenalan dengan bermacam-macam orang dari berbagai daerah. Orang menyebutnya mereka dengan “Anak Rantau”.

Apa jadinya jika di dunia ini tak ada guru? Tentunya kacau balau. Kebodohan merajalela. Dunia menjadi neraka ketidakbijaksanaan. Jika memang sebegitu pentingnya peran guru bagi dunia, maka patutlah kita menghormatinya, menyejahterakannya, dan menjunjung tinggi harapannya. Di Indonesia, angan seperti demikan masih berbentuk mimpi. Pemerintah belum bisa menjangkau tangan seluruh guru yang tersebar dipelosok nusantara. Meski berbagai upaya telah dilakukan, nyatanya kehidupan guru masih terlantar jauh dari rasa bahagia. Tapi di atas bahagia, masih ada rasa bangga. Tak seinci pun jiwa dan raga seorang guru menjauh dari idealismenya, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Walau tidak terucap, janji tersebut terpatri dalam sanubari. Tekad dan ambisinya tidak membuat lelah menebar ilmu kepada generasi selanjutnya. Ya, generasi yang mungkin akan membawa dunia ke arah yang lebih baik. Semua perjuangan itu harusnya terbayar, tidak harus oleh materi tapi perhatian pemerintah dan masyarakat yang lebih utama.