1,470本のエピソード

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

Kencan Dengan Tuhan Danang Kurniawan

    • 宗教/スピリチュアル

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

    Edisi Hari Rabu, 8 Mei 2024 - Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu

    Edisi Hari Rabu, 8 Mei 2024 - Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu

    Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 8 Mei 2024



    Bacaan:

    Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9)



    Renungan:

    Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dilarang Allah untuk mereka makan atau sentuh. Kini Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang sehingga mereka menyematkan daun ara dan membuat cawat. Mereka tahu bahwa mereka telah melanggar perintah Allah, dan sekarang mereka takut untuk bertemu dengan-Nya. "Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: Di manakah engkau?"

    Apa yang ada di pikiran kita ketika membaca kejadian ini dan ketika Allah mencari-cari mereka serta bertanya, "Di manakah engkau?" Sekilas kita bisa saja menilai Allah seperti seorang polisi yang sedang mencari dan memanggil orang yang bersalah untuk diadili lalu dihukum. Tetapi benarkah demikian? Ada seorang dosen Kitab Suci sedang mengajar kitab Kejadian dan kebetulan dia membahas tentang pertanyaan Allah kepada Adam, "Di manakah engkau?", dosen itu berkata kepada mahasiswanya, "Kalian tidak akan pernah menjadi hamba Tuhan atau pengkhotbah yang benar jika kalian berpikir bahwa Allah itu seperti seorang polisi yang sedang mencari orang yang bersalah. Baca dan pahamilah pertanyaan Allah tersebut sebagai pertanyaan seorang ayah yang sedang hancur hati dan mencari-cari anaknya yang hilang."

    Tidak sedikit umat Kristiani yang memandang Allah sebagai Pribadi yang datang dengan “alat pemukul” di tangan-Nya, siap menghukum dan mengusir kita dari hadirat-Nya ketika kita berbuat dosa atau melanggar ketetapan-Nya. Kita katakan bahwa kita adalah orang yang paling berdosa di dunia dan Allah pasti tidak akan mengampuni lagi. Pemahaman keliru itulah yang akhirnya membuat kita memutuskan untuk terus menjalani hidup jauh dari Allah.

    Jika selama ini kita telah jauh dari Allah, hidup di dalam dosa dan kita merasa tidak layak lagi datang kepada-Nya, ketahuilah bahwa Allah yang maha kasih itu sedang mencari kita. Dia ingin menemukan serta membawa kita kembali kepada-Nya. Dia sedang mencari kita dan bertanya, "Di manakah engkau anakku?" Pahamilah Dia sebagai seorang bapa yang hancur hati karena anak yang dikasihinya tersesat. Saat ini ketika la mencari kita, jawablah, "Ya Bapa, ini aku, aku mau kembali kepada-Mu." Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mengucap syukur karena mengenal Engkau dan menjadi anak-Mu. Ampunilah aku jika aku sering beranggapan bahwa Engkau membenciku dan tidak mempedulikan aku lagi karena dosaku. Amin. (Dod).

    • 5分
    Edisi Hari Selasa, 7 Mei 2024 - Menempatkan Tuhan Sebagai Sahabat Pertama

    Edisi Hari Selasa, 7 Mei 2024 - Menempatkan Tuhan Sebagai Sahabat Pertama

    Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 7 Mei 2024



    Bacaan:

    "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15:15)



    Renungan:

    Di dalam Alkitab, ada hubungan persahabatan yang indah antara Abraham dengan Tuhan. Secara gamblang kita dapat melihatnya pada kisah Sodom dan Gomora. Ada perkataan Tuhan yang menarik di sana. Bisa dibilang, mungkin saat itu Tuhan seperti sedang bergumam di dalam hatiNya, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" Tuhan seakan resah dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu dari Abraham. la merasa perlu menceritakan keinginan-Nya untuk memusnahkan Sodom dan Gomora kepada Abraham. Menariknya lagi, kita melihat bagaimana Abraham bisa dengan bebasnya tawar-menawar dengan Tuhan, seperti tidak ada batasan. Beginilah hubungan persahabatan yang benar. Menganggap satu sama lain penting, sehingga merasa perlu untuk saling bertanya, berdiskusi, dan merasa tidak enak bila menyembunyikan sesuatu. Hubungan yang indah bukan? Lantas apakah kita pun bisa memiliki hubungan yang indah ini dengan Tuhan?

    Sesungguhnya Tuhan bisa menjadi Sahabat bagi siapa saja, tanpa memilih-milih. la tidak hanya menjadi Sahabat Abraham, tetapi bisa juga menjadi Sahabat bagi kita. Namun yang terjadi, kitalah yang justru tidak menjadikan-Nya sebagai Sahabat. Bila kita ingin Tuhan menjadi Sahabat kita, maka kita harus memiliki hubungan yang erat dengan-Nya. Ingat, hubungan yang erat hanya tercipta dari komunikasi yang erat pula. Berdoa dan merenungkan firman-Nya adalah sarana komunikasi yang dapat kita pakai untuk terhubung dengan-Nya. Maka kualitas hubungan kita dengan-Nya tergantung pada seberapa banyak kita mempergunakan sarana tersebut.

    Seharusnya kita bersyukur karena Tuhan terlebih dahulu menganggap kita sebagai sahabat-Nya. Sekarang tinggal bagaimana kita, maukah kita menjadikan-Nya Sahabat? Berkomunikasilah dengan bebas kepada Tuhan, namun sopan. Nyatakanlah segala isi hati kita kepada-Nya. Walau tak terlihat tetapi sesungguhnya Dialah yang paling dekat dengan kita daripada sahabat kita yang lain. Belajarlah untuk menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dari orang-orang yang hendak kita temui untuk diajak berbagi, bertukar pikiran, mendapatkan motivasi, dsb. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah memberikanku sahabat di dunia ini sehingga aku bahagia. Namun aku lebih bahagia lagi karena Engkau mau menjadi Sahabatku. Amin. (Dod).

    • 5分
    Edisi Hari Senin, 6 Mei 2024 - Mengampuni dan hadirkan kedamaian hati

    Edisi Hari Senin, 6 Mei 2024 - Mengampuni dan hadirkan kedamaian hati

    Kencan Dengan Tuhan - Senin, 6 Mei 2024



    Bacaan:

    "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)



    Renungan:

    Ada begitu banyak alasan untuk menyimpan kepahitan. Seorang pria tidak bisa memaafkan dan melupakan kepahitan yang dialaminya pada masa kecilnya, karena ayahnya memperlakukan dia dengan kejam. Seorang wanita tidak bisa lepas dari kebencian karena suaminya telah berselingkuh. Seorang pemuda tidak bisa melupakan penolakan atas cintanya, dll. Adalah hal yang dapat dimengerti jika kita marah kepada orang yang bersalah atau berlaku tidak adil kepada kita, akan tetapi kita tidak boleh membiarkan kemarahan singgah lama dalam hati kita, sehingga kemarahan itu berubah menjadi kebencian.

    Dalam hal melepaskan rasa benci, hendaknya kita belajar dari Daud yang selalu melepaskan pengampunan terhadap orang yang telah menyakiti hatinya. Suatu hari, hati Daud galau, ia sedang dalam pelarian dari Absalom, putranya, tiba-tiba muncul Simei yang mengutukinya. Kondisi yang dialami Daud sebenarnya mendukungnya untuk membenci Simei, namun Daud tidak memberi kesempatan pada kebencian itu untuk singgah di hatinya. Menanggapi komentar anak-anak Zeruya yang berusaha menghasut Daud untuk membenci dan membalas tindakan Simei, Daud mengatakan hal ini, “Tetapi raja berkata: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian? Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:10, 12).

    Kita harus segera menetralkan "racun" kemarahan yang akan mencemari hati dan cenderung mematikan kasih dalam hidup kita, yaitu dengan cara melepaskan pengampunan. Mengampuni bukan berarti toleransi terhadap kesalahan orang lain, tetapi memberikan kesempatan kepada orang yang berbuat salah untuk bertobat. Orang yang tidak mau mengampuni akan membuat dirinya "berkubang" pada pengalaman pahit di masa lampau. Melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita merupakan cara untuk melepaskan diri dari "kubangan" kebencian, dan kunci untuk menikmati damai sejahtera yang Tuhan sediakan. Kebencian menjadikan kita tawanan kepahitan masa lampau, padahal Yesus siap memerdekakan kita dari kebencian itu. Di sisi yang lain, pengampunan akan menciptakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus dengan orang yang seharusnya tetap kita kasihi. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mau mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku selama ini. Seperti Engkau mau mengampuni aku orang yang berdosa ini, mampukanlah aku untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hatiku. Amin. (Dod).

    • 5分
    Edisi Hari Minggu, 5 Mei 2024 - Hancurkan kesombongan, jadilah rendah hati

    Edisi Hari Minggu, 5 Mei 2024 - Hancurkan kesombongan, jadilah rendah hati

    Kencan Dengan Tuhan

    Minggu, 5 Mei 2024



    Bacaan: Yakobus 4:6

    Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."



    Renungan:

    Seseorang pernah berkata, "Di dalam usaha untuk semakin serupa dengan Kristus, musuh utama yang kita hadapi bukanlah Iblis, melainkan diri kita sendiri." Sifat kedagingan yang ada di dalam diri kita kadangkala terlalu kuat untuk dikalahkan, tetapi kita harus berusaha selangkah demi selangkah untuk mengalahkannya. Tidak mudah menekan harga diri, tetapi itulah cara terbaik untuk belajar menjadi rendah hati dan melepaskan diri dari belenggu kesombongan. Orang yang sombong selalu sakit hati atas banyak hal yang tidak disukainya, namun orang yang rendah hati tidak mudah terluka.

    Kita perlu menyadari bahwa kesombongan mendasari banyak kekacauan mental dan emosi, tapi kerendahan hati memerdekakan kita.

    Seorang yang menyebut dirinya hamba, harus menunjukkan hati seorang hamba. Ia selalu menganggap orang lain lebih utama, memberi penghargaan kepada mereka yang lebih rendah darinya, tidak banyak menuntut dan tidak selalu minta dimengerti. Ia mengucap syukur untuk semuanya karena ia tahu bahwa ia adalah hamba. Melalui sikap hidupnya, pada akhirnya banyak orang yang diberkati dan akhirnya percaya kepada Yesus. Seperti kata firman Tuhan bahwa seseorang akan dikenal dari buah yang dihasilkannya, demikian pula orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus akan dikenal orang dari

    kehidupan sehari-harinya.

    Dengan pertolongan Roh Kudus, marilah kita hilangkan kesombongan yang begitu mengikat selama ini, agar kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Kalau selama ini kita selalu menuntut untuk dimengerti dan diutamakan, saat ini marilah kita belajar untuk mengerti dan mengutamakan orang lain. Jika kita menyebut diri hamba, tunjukkan bahwa kita juga mempunyai hati seorang hamba. Dengan sifat kerendahan hati tersebut, akan banyak orang di sekitar kita yang dapat kita bawa untuk mengenal Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari sifat kesombongan, dan gantikanlah dengan kerendahan hati, sehingga melalui kehidupanku semakin banyak orang diberkati. Amin. (Dod).

    • 4分
    Edisi Hari Sabtu, 4 Mei 2024 - Kejujuran dan Integritas

    Edisi Hari Sabtu, 4 Mei 2024 - Kejujuran dan Integritas

    Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 4 Mei 2024



    Bacaan:

    "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Amsal 28:13)



    Renungan:

    Suatu ketika ada seorang wanita datang ke penjual daging ayam. Wanita itu berencana akan menghidangkan ayam bakar kepada tamu-tamunya di arisan keluarga. la meminta ayam yang paling besar kepada si penjual daging, dan si penjual memberikan ayam terakhir yang dimilikinya. "Yang ini beratnya empat pon Bu," katanya sambil tersenyum. Setelah melihat dan memperhitungkan banyaknya tamu yang akan datang. wanita itu berkata, "Saya rasa ini tidak cukup. Pak, apakah ada ayam yang lebih besar?" Si penjual mengambil ayam tersebut dan mengembalikannya ke tempatnya, kemudian ia berpura-pura mencari ayam yang lebih besar. Beberapa menit kemudian ia mengeluarkan ayam yang sama dan menimbangnya. Saat menimbang ia menekan timbangan itu dan berkata, "Ah... yang ini beratnya enam pon Bu." Melihat besar ayam yang tak berbeda, wanita itu mengernyitkan dahinya dan kembali memperhitungkan banyaknya tamu yang akan dijamunya. "Saya benar-benar kurang yakin kalau satu ekor ayam akan cukup untuk semua tamu saya. Begini saja, saya mau membeli dua ekor ayam, yang ini dan yang tadi," kata wanita itu. Ketidakjujuran membuat si tukang daging terjebak di dalam situasi sulit yang ia ciptakan sendiri.

    Jika kita ingin menjalani kehidupan terbaik, mulailah membangun integritas setiap hari, dimulai dengan komitmen untuk hidup jujur. Seorang yang berintegritas akan berusaha lebih keras untuk melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar. Integritas membuat kita hadir di tempat kerja sebelum waktunya, atau paling lambat tepat waktu. Kalau jam masuk kerja jam delapan, maka hadirlah paling lambat jam delapan tepat. Banyak orang yang muncul di tempat kerja lima belas menit setelah jam masuk, kemudian tidak langsung bekerja tetapi terlebih dulu mondar-mandir, membaca koran, sarapan, dan mulai bekerja satu jam kemudian. Ada juga yang gemar menghabiskan jam kerjanya dengan berbicara di telepon, bermain game atau chatting. Jangan berharap atasan ataupun Tuhan akan mempromosikan kita ke level yang lebih tinggi kalau sikap seperti ini masih melekat pada kita. Ketahuilah bahwa Tuhan memberkati orang yang berintegritas, bukan yang curang. "Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya. Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya." (Ams 15:8-9). Milikilah kepribadian yang unggul karena Tuhan memanggil kita menjadi orang yang lebih baik, unggul dan berintegritas! Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, kerinduanku adalah terus bertumbuh menjadi pribadi penuh berkat, seperti yang Engkau inginkan. Bantulah aku mewujudkannya. Amin. (Dod).

    • 6分
    Ediai Hari Jumat, 3 Mei 2024 - Menjadi Saksi Kristus

    Ediai Hari Jumat, 3 Mei 2024 - Menjadi Saksi Kristus

    Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 3 Mei 2024



    Bacaan:

    "Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah." (Kisah Para Rasul 3:9)



    Renungan:

    Ketika seorang anak berhasil di dalam studinya, tentu dia akan sangat senang. Di sisi lain, orang tuanya menjadi bangga. Apalagi kalau dia mencapai nilai tinggi dan mendapat penghargaan atas prestasinya, maka sangat mungkin orang lain akan bertanya, "Anak siapakah dia?" atau "Siapa sih orang tuanya?" Anak itu telah mengangkat nama orang tuanya. Demikian juga ketika seseorang menerima berkat atau mujizat, maka sudah seharusnya itu menjadi jalan untuk sebuah kesaksian di hadapan orang lain.

    Si lumpuh di gerbang indah telah memberikan contoh untuk hal itu. Dikatakan bahwa, "Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah." Mujizat kesembuhan itu tidak mungkin disembunyikan dan si lumpuh pun tak mau menyembunyikan dengan berpura-pura lumpuh lagi. Dia berjalan kian kemari, yang mau tidak mau membuat orang-orang di sekitarnya melihat dia. Menariknya adalah, dia berjalan sambil memuji Tuhan. Situasi menjadi berubah, di mana biasanya orang-orang melewati Gerbang Indah itu dengan pandangan yang biasa-biasa saja ketika melihat si lumpuh, namun sekarang mereka melihatnya dengan penuh keheranan. Dikatakan, "Sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. "

    Dengan kejadian itu membuat Petrus dan Yohanes berkesempatan untuk memberitakan Kabar Baik. Tidak perlu berpanjang lebar lagi, Petrus langsung menjelaskan tentang Yesus. Bayangkan seandainya si lumpuh berpura-pura lumpuh lagi, mungkin karena takut tidak lagi mendapat sedekah, dan tidak mau berjalan sambil memuji muji Tuhan, maka tidak ada kesempatan untuk bersaksi tentang Yesus saat itu, karena tidak ada orang yang berkumpul karena terheran-heran. Namun, kenyataannya si lumpuh sudah menjadi sarana kesaksian tentang Yesus, bahkan dirinya juga bisa dikatakan sudah menjadi saksi, karena sudah memuji Tuhan atas berkat kesembuhan yang dia terima.

    Kalau kita disembuhkan dari sakit kita, sesungguhnya itu harus menjadi sarana kesaksian. Kalau kita dilepaskan dari jerat masalah ekonomi dan keuangan, maka itu pun harus menjadi sarana kesaksian. Apalagi jika kita diberi kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam usaha dan karier, maka biarlah nama Yesus menjadi dikenal. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk menjadi saksi tentang-Mu, terutama ketika aku mengalami mujizat-Mu, sehingga banyak orang diselamatkan. Amin. (Dod).

    • 5分

宗教/スピリチュアルのトップPodcast

What The Pastors!! -WTP-
PBA
道端ドコカの迷い道 from 5点ラジオ
Michibata Dokoka
禅Life フリーランス僧侶が教える心穏やかな生活
禅インストラクター 曹洞宗僧侶 深澤亮道
Temple Morning Radio
松本紹圭
Dr.Recella presents 江原啓之 おと語り
TOKYO FM
とうもろこしの会presents僕は怖くない 新館
とうもろこしの会presents僕は怖くない 新館