Kolektor Puisi Usang Riana Sitorus

Puisi ini dibaca dan direkam untuk pertama kalinya pada saat acara Puisi Oktober yang diadakan oleh Komunitas CoandBook Palembang pada tanggal 7 Oktober 2020 di kedai Kopi Lawas. Hanya dilakukan sedikit pengeditan agar tidak mengubah esensi dari pembacaan itu sendiri. Pemilihan lagu sebagai pendamping pembacaan puisi juga dipilih secara dadakan. Terlepas dari beberapa deskripsi penulis tentang sedikit makna puisinya pada saat di Kopi Lawas, penulis kembali menyerahkan kepada pendengar untuk memaknainya sesuai interpretasi masing-masing. Naskah tidak boleh dipublikasikan sementara waktu karena sedang dalam kurasi untuk dicetak dalam sebuah buku antologi puisi. Terima kasih sudah bersedia mendengarkan pembacaan puisi dadakan ini. Semoga berkesan~ (Ilustrasi gambar oleh 2.bp.blogspot.com)

Pernah enggak sih "nyesel pernah sayang" sama seseorang yang dulunya kita bucinin atau yang pernah kita beri rasa sayang dengan sepenuh hati? Di episode spesial ini, kita bakalan gibahin orang yang pernah kita sayang itu. Coba dengarkan, siapa tahu mirip dengan kisahmu. Selamat mendengarkan.🤗💙

Suara-suara dalam kepala adalah suara yang bungkam, akhirnya diteriakkan melalui tulisan-tulisan secara acak, tanpa jeda sebagaimana kepala memaksa kata-kata untuk terus mengalir dan berisik. "Mari Bercerita" ditulis pada tanggal 2 Januari 2020, saat wilayah Jabodetabek sedang terkena banjir parah selama beberapa hari. Seseorang berhasil meredam kecemasan saat dalam musibah. Selamat mendengarkan.💙

Suara-suara dalam kepala adalah suara yang bungkam, akhirnya diteriakkan melalui tulisan-tulisan secara acak, tanpa jeda sebagaimana kepala memaksa kata-kata untuk terus mengalir dan berisik. "Aku Terlalu Takut" ditulis pada tanggal 1 Januari 2020, tepat pada saat setelah menit-menit malam pergantian tahun. Selamat mendengarkan.💙

Suara-suara dalam kepala adalah suara yang bungkam, akhirnya diteriakkan melalui tulisan-tulisan secara acak, tanpa jeda sebagaimana kepala memaksa kata-kata untuk terus mengalir dan berisik. "Aku Percaya" ditulis pada tanggal 31 Desember 2019, dan akan diteriakkan ulang untuk mengawali podcast ini. Selamat mendengarkan.💙

Manusia memang senang sekali berencana, membuat janji-janji, lalu pergi seakan tidak ada yang terjadi. Semesta merancangnya sedemikian rupa, lalu kita tidak pernah mampu untuk menolaknya. Lagu ini direkam di kafe Kopi Malam bersama riuhnya suara pengunjung dan derasnya hujan di kota Palembang. Semoga menikmati rekaman sekali jadi ini.💙