Menapak Jejak Asa Nur Khotimah

Menjadi introvert bukanlah suatu penghalang bagi seorang Karinta Fakhira, S. E untuk mencoba menelusuri lebih jauh bakatnya, yang berupa hobi di bidang seni dan hiburan. Baginya menjadi penyiar adalah tantangan sekaligus hal yang unik yang terkadang dianggap remeh, dan terlihat main-main padahal semua butuh konsep dan dengan waktu yang sebentar. Dari sini, Karin akan bercerita perjalanannya menjadi seorang penyiar. Simak terus ya Sahabat Asa!

Manusia tercipta dari perbedaan dan bermula dari keberagaman, namun esensi dan tujuan manusia tercipta karena satu hal yang sama, bermanfaat untuk manusia lainnya. Salah satunya adalah berkarya, jalan yang ditemukan untuk mengetahui jati diri kita dalam memahami perbedaan, menghargai kesempatan pada langkah masing-masing orang, dalam kerangka yang sama dan visi yang searah, yaitu membangun bangsa.

Terlahir menjadi anak bungsu dari 9 bersaudara, tidak membuat personality sahabatku ini, Ari Ramadhan menjadi tidak mandiri. Justru di balik setiap perjuangannya merupakan langkah yang selalu diupayakan untuk membahagiakan orang-orang di sekitarnya, orang tua dan saudaranya. Sebuah keterbatasan tak membuatnya menyerah, dari kerja kerasnya kita diberi pembelajaran bahwa jalan hidup ke depan berawal dari langkah kita di hari ini yang siap kita tentukan.

Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya, mungkin kalimat ini relate dengan perjalanan seorang sahabat seperjuanganku, Eka Octavian Pranata, S.E. Karena semasa S1 berulang kali gagal dalam menembus dan mendapatkan kursi di salah satu kampus bonafide tanah air, Institut Pertanian Bogor (IPB), di tahun ini akhirnya perjuangan seorang Eka terbayarkan, mimpinya terwujud walau berulang kali bersahabat dengan kegagalan namun akhirnya Ia mampu belajar di kampus impiannya dengan jenjang yang lebih tinggi yakni Strata 2 IPB.

"Never give up for your dream" merupakan langkah awal yang harus diperjuangkan oleh perempuan berkelahiran tahun 1992 ini, Desma Sartika, SS., S.Hum. Semua berawal dari mimpi , yang membuatnya terus bersemangat untuk menggapai cita-citanya hingga berhasil dalam menembus langit Arab Saudi untuk pertama kalinya, dalam menekuni profesi sebagai pramugari. Tumbuh sebagai anak sulung wanita dari 3 bersaudara, mengharuskannya untuk punya bahu yang kuat dalam memikul tanggungjawab yang besar, karena Ia sadar bahwa Ia akan menjadi role model bagi adik-adiknya dan harapan bagi keluarga.

Berada di posisi peringkat bawah dari 30 siswa di kelas, membuat salah satu karib SMAku ini, Aldi Oktareza menjadi terintrospeksi bahwa tak ada yang tak mungkin jika setiap pencapaian harus diraih dengan perjuangan yang terbaik, dan dukungan dari orang terdekat, berhasil menjadikannya melewati jutaan kegagalan yang pada akhirnya Ia mampu menemukan "suksesnya" di waktu yang tepat.