Kebersamaan dengan Tuhan Truth Daily Enlightenment

    • Christianity

Dengan rentang waktu tahun, indah sekali Tuhan mengingatkan supaya kita bisa menghitung berapa lembar tahun yang kita miliki. Betapa berharganya waktu hidup kita ini. Kita hanya memiliki 70 lembar tahun, 80 lembar tahun, paling banyak 90 lembar tahun. Selama tahun-tahun itu diberikan kepada kita dan kita jalani, apakah kita benar-benar berjalan bersama Tuhan? Sebab kalau kita tidak bersama dengan Tuhan sejak kita hidup di bumi ini, maka ketika melewati tahun-tahun hidup kita, kita tidak akan pernah bersama dengan Tuhan di kekekalan. Dan ini hal yang paling prinsip di dalam hidup ini: kebersamaan dengan Tuhan. 

Kalau kita memeriksa diri dengan jujur, apakah tahun-tahun yang kita miliki tersebut benar-benar terwarnai oleh kebersamaan kita dengan Tuhan atau tidak? Biasanya, orang tidak memedulikan. Kalau tahun lalu dinilai, apakah kita hidup dalam kebersamaan dengan Tuhan? Kemudian berlanjut pertanyaannya: apa ukuran kebersamaan dengan Tuhan dalam tahun itu? Ya, mesti kita lebih melihat detail hari hidup kita, bulan, minggu, hari, jam, dan menit-menit hidup kita. Dari 360 hari, apakah kita benar-benar dalam kebersamaan dengan Tuhan atau tidak? Coba kita melihat per jam kita, lalu kita lihat per menit: apakah kita ada dalam kebersamaan dengan Tuhan? 

Kalau tahun lalu kita sulit menilainya, coba kita lihat hari hidup kita sekarang, jam kita sekarang, menit kita sekarang. Karena orang tidak bisa mendadak berjalan dengan Tuhan atau mendadak terpisah dari Tuhan. Irama hidup yang kita miliki di tahun lalu menjadi irama hidup yang sekarang ini kita jalani; tidak beda jauh, mungkin juga sama persis. Jadi, menilai 360 hari kita tahun lalu, kita lihat dari hari-hari hidup kita sekarang ini, apakah bersama dengan Tuhan? Sekarang kita melihat menit kita hari ini, apa yang kita lakukan? Dari kita bangun tidur, bagaimana kita mengisi menit-menit hari kita, menit-menit hidup kita, apa yang kita lakukan? 

Setan membuat orang terlena, tidak waspada, tidak mengenali dirinya dengan benar, dan ini mengerikan. Ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang ada di luar lingkungan gereja, namun termasuk yang ada di lingkungan gereja dan kesibukan pelayanan di lingkungan gereja dan Sekolah Tinggi Teologi. Karena bukan tidak mungkin kita sibuk dalam urusan gereja, tapi kita tidak berjalan dengan Tuhan, sangat besar kemungkinan itu bisa terjadi. Tanpa sadar, sering kita memperhatikan pekerjaan gereja, pekerjaan pelayanan secara teknis, sedangkan kita sendiri tidak melekat dengan Tuhan, tidak dalam persekutuan dengan Tuhan. Yang nanti ketika kita berjumpa dengan Tuhan, Tuhan bisa berkata, “Aku tidak kenal kamu.” 

Setelah melewati rentang panjang perjalanan hidup, sejatinya kita harus lebih bisa menghayati atau merenungkan kalau kita suatu saat menutup mata, lalu melihat hari-hari hidup yang tidak berjalan bersama Tuhan, maka akan ada penyesalan yang tiada terduga, tak terhingga, tak terbayangkan; yang Alkitab katakan sebagai “ratap tangis dan kertak gigi.” Dan masalahnya, kita tidak bisa mengembalikan waktu, tidak bisa memutar waktu kembali. Berharganya hidup kita adalah kesempatan bisa berjumpa dengan Sang Pencipta, dan berjalan bersama dengan Dia di lembar tahun hidup kita.

Sehingga Firman Tuhan yang mengatakan, “Baik kau makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Allah.” “Selain Engkau, tidak ada yang kuingini di bumi,” hal itu tidak berlebihan, sungguh tidak berlebihan. Kalau kita memandang itu berlebihan, pasti ada yang rusak di dalam hidup kita, rusak jiwa kita. Kita belum menemukan kehausan akan Allah. Dan kalau kita tidak menemukan kehausan akan Allah, kita juga tidak punya kerinduan akan Allah. Kalau tidak ada kerinduan akan Allah, kita tidak memiliki kecintaan kepada Tuhan, dan firman Tuhan mengatakan, “Terkutuklah orang yang tidak mengasihi Tuhan” (1 Kor. 6:22). 

Orang yang mengasihi Tuhan pasti menantikan kedatangan Tuhan. Kita khawatir jangan-jangan hati kita sudah tidak b

Dengan rentang waktu tahun, indah sekali Tuhan mengingatkan supaya kita bisa menghitung berapa lembar tahun yang kita miliki. Betapa berharganya waktu hidup kita ini. Kita hanya memiliki 70 lembar tahun, 80 lembar tahun, paling banyak 90 lembar tahun. Selama tahun-tahun itu diberikan kepada kita dan kita jalani, apakah kita benar-benar berjalan bersama Tuhan? Sebab kalau kita tidak bersama dengan Tuhan sejak kita hidup di bumi ini, maka ketika melewati tahun-tahun hidup kita, kita tidak akan pernah bersama dengan Tuhan di kekekalan. Dan ini hal yang paling prinsip di dalam hidup ini: kebersamaan dengan Tuhan. 

Kalau kita memeriksa diri dengan jujur, apakah tahun-tahun yang kita miliki tersebut benar-benar terwarnai oleh kebersamaan kita dengan Tuhan atau tidak? Biasanya, orang tidak memedulikan. Kalau tahun lalu dinilai, apakah kita hidup dalam kebersamaan dengan Tuhan? Kemudian berlanjut pertanyaannya: apa ukuran kebersamaan dengan Tuhan dalam tahun itu? Ya, mesti kita lebih melihat detail hari hidup kita, bulan, minggu, hari, jam, dan menit-menit hidup kita. Dari 360 hari, apakah kita benar-benar dalam kebersamaan dengan Tuhan atau tidak? Coba kita melihat per jam kita, lalu kita lihat per menit: apakah kita ada dalam kebersamaan dengan Tuhan? 

Kalau tahun lalu kita sulit menilainya, coba kita lihat hari hidup kita sekarang, jam kita sekarang, menit kita sekarang. Karena orang tidak bisa mendadak berjalan dengan Tuhan atau mendadak terpisah dari Tuhan. Irama hidup yang kita miliki di tahun lalu menjadi irama hidup yang sekarang ini kita jalani; tidak beda jauh, mungkin juga sama persis. Jadi, menilai 360 hari kita tahun lalu, kita lihat dari hari-hari hidup kita sekarang ini, apakah bersama dengan Tuhan? Sekarang kita melihat menit kita hari ini, apa yang kita lakukan? Dari kita bangun tidur, bagaimana kita mengisi menit-menit hari kita, menit-menit hidup kita, apa yang kita lakukan? 

Setan membuat orang terlena, tidak waspada, tidak mengenali dirinya dengan benar, dan ini mengerikan. Ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang ada di luar lingkungan gereja, namun termasuk yang ada di lingkungan gereja dan kesibukan pelayanan di lingkungan gereja dan Sekolah Tinggi Teologi. Karena bukan tidak mungkin kita sibuk dalam urusan gereja, tapi kita tidak berjalan dengan Tuhan, sangat besar kemungkinan itu bisa terjadi. Tanpa sadar, sering kita memperhatikan pekerjaan gereja, pekerjaan pelayanan secara teknis, sedangkan kita sendiri tidak melekat dengan Tuhan, tidak dalam persekutuan dengan Tuhan. Yang nanti ketika kita berjumpa dengan Tuhan, Tuhan bisa berkata, “Aku tidak kenal kamu.” 

Setelah melewati rentang panjang perjalanan hidup, sejatinya kita harus lebih bisa menghayati atau merenungkan kalau kita suatu saat menutup mata, lalu melihat hari-hari hidup yang tidak berjalan bersama Tuhan, maka akan ada penyesalan yang tiada terduga, tak terhingga, tak terbayangkan; yang Alkitab katakan sebagai “ratap tangis dan kertak gigi.” Dan masalahnya, kita tidak bisa mengembalikan waktu, tidak bisa memutar waktu kembali. Berharganya hidup kita adalah kesempatan bisa berjumpa dengan Sang Pencipta, dan berjalan bersama dengan Dia di lembar tahun hidup kita.

Sehingga Firman Tuhan yang mengatakan, “Baik kau makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Allah.” “Selain Engkau, tidak ada yang kuingini di bumi,” hal itu tidak berlebihan, sungguh tidak berlebihan. Kalau kita memandang itu berlebihan, pasti ada yang rusak di dalam hidup kita, rusak jiwa kita. Kita belum menemukan kehausan akan Allah. Dan kalau kita tidak menemukan kehausan akan Allah, kita juga tidak punya kerinduan akan Allah. Kalau tidak ada kerinduan akan Allah, kita tidak memiliki kecintaan kepada Tuhan, dan firman Tuhan mengatakan, “Terkutuklah orang yang tidak mengasihi Tuhan” (1 Kor. 6:22). 

Orang yang mengasihi Tuhan pasti menantikan kedatangan Tuhan. Kita khawatir jangan-jangan hati kita sudah tidak b