1 min

episode 1 ( Al fatihah dan terjemahan ayat 1 - 7 ‪)‬ Najimi

    • TV & Film

Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7  ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara  surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat  ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka  dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau  Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi  Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap  sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang  berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam  sembahyang.

Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan  seluruh isi Al Quran, yaitu :

1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan  Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala  puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah  Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat  itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata  Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti  Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu  mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat  oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari  Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan  dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh  manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu  pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan  Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu  merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup  dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5,  yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami  sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi  pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.  

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada  hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya  sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti  janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap  perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata  ditujukan kepada Allah, selanjutnya lihat no. [6].

2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan  dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia  dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya  keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan  maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.

3. Kisah-kisah:
Kisah  para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar  dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang  dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat  ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh  beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang  saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah  golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang telah  disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7  ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara  surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat  ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka  dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau  Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi  Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap  sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang  berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam  sembahyang.

Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan  seluruh isi Al Quran, yaitu :

1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan  Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala  puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah  Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat  itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata  Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti  Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu  mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat  oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari  Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan  dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh  manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu  pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan  Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu  merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup  dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5,  yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami  sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi  pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.  

Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada  hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya  sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti  janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap  perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata  ditujukan kepada Allah, selanjutnya lihat no. [6].

2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan  dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia  dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya  keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan  maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.

3. Kisah-kisah:
Kisah  para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar  dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang  dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat  ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh  beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang  saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah  golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Perincian dari yang telah  disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

1 min

Top Podcasts In TV & Film

Bridgerton: The Official Podcast
Shondaland Audio and iHeartPodcasts
The Rest Is Entertainment
Goalhanger Podcasts
Give Them Lala
Lala Kent | Cumulus Podcast Network
Pretty Little Liars: True Crime
PodCo
Drama Queens
iHeartPodcasts
The Official Doctor Who Podcast
Doctor Who