2 min

#12 | . | Ssstwt Bonsai Management Podcast

    • Personal Journals

Untuk apalagi penyesalan penyesalan ini? Jika dahulu ketika memutuskan sesuatu tak pernah sedikitpun penyesalan itu melintas.
Aku benar benar jengah dengan tingkah laku para manusia seolah mereka mampu menerima aku, seperti mereka tak peduli pada kesulitan kesulitanku pada masa lalu. Mereka begitu percaya diri bahwa aku akan jauh lebih baik baik saja di masa mendatang, dengan catatan aku harus bersama mereka; seperti segala kemudahanku bergantung pada mereka.

Kerap kali aku mencoba mempercayai, namun rasa percaya yang kutanamkan lah yang justru mengincarku mati.

Aku mencoba membangun keberanian untuk membagi cerita yang sejak dulu coba kumakamkan, sebab kepercayaanku terhadap perkataan mereka; bahwa mereka betul betul mampu menerima aku.

Dan aku melakukan kesalahan.
Ternyata rasa percaya dan keberanian itu menghadapkan aku pada kenyataan bahwa aku lagi lagi dipertemukan dengan manusia kejam.
Aku melupakan sesuatu, penerimaan yang mereka maksudkan itu adalah segala hal sempurna yang selama ini berusaha kupertontonkan.
Mereka ingin aku bungkam atas segala kecacatan di masa lalu. Tetapi aku tidak mau itu!
Ketika aku menuntut mereka pada janji janjinya, mereka hilang dan mencari kesempurnaan lain.

Rasa percaya yang mengincarku mati sungguh berhasil menanamkan racunnya dengan mempesona. Rona luka itu terlihat melebam di dasar dada. Aku tak berminat mencari obat, biarkan racun itu menggerogoti sampai detaknya henti, sampai benar benar mati. Karya : Susi Setiawati.

Untuk apalagi penyesalan penyesalan ini? Jika dahulu ketika memutuskan sesuatu tak pernah sedikitpun penyesalan itu melintas.
Aku benar benar jengah dengan tingkah laku para manusia seolah mereka mampu menerima aku, seperti mereka tak peduli pada kesulitan kesulitanku pada masa lalu. Mereka begitu percaya diri bahwa aku akan jauh lebih baik baik saja di masa mendatang, dengan catatan aku harus bersama mereka; seperti segala kemudahanku bergantung pada mereka.

Kerap kali aku mencoba mempercayai, namun rasa percaya yang kutanamkan lah yang justru mengincarku mati.

Aku mencoba membangun keberanian untuk membagi cerita yang sejak dulu coba kumakamkan, sebab kepercayaanku terhadap perkataan mereka; bahwa mereka betul betul mampu menerima aku.

Dan aku melakukan kesalahan.
Ternyata rasa percaya dan keberanian itu menghadapkan aku pada kenyataan bahwa aku lagi lagi dipertemukan dengan manusia kejam.
Aku melupakan sesuatu, penerimaan yang mereka maksudkan itu adalah segala hal sempurna yang selama ini berusaha kupertontonkan.
Mereka ingin aku bungkam atas segala kecacatan di masa lalu. Tetapi aku tidak mau itu!
Ketika aku menuntut mereka pada janji janjinya, mereka hilang dan mencari kesempurnaan lain.

Rasa percaya yang mengincarku mati sungguh berhasil menanamkan racunnya dengan mempesona. Rona luka itu terlihat melebam di dasar dada. Aku tak berminat mencari obat, biarkan racun itu menggerogoti sampai detaknya henti, sampai benar benar mati. Karya : Susi Setiawati.

2 min