14 episodes

Karya terbaik dari bonsai management.

Bonsai Management Podcast Kusuma Oke

    • Society & Culture

Karya terbaik dari bonsai management.

    kita adalah semoga yang tak pernah berhenti untuk saling medo'a. Kan?

    kita adalah semoga yang tak pernah berhenti untuk saling medo'a. Kan?

    Mmmm ... Lucu juga yah, Bagaimana bisa sepasang yang sama-sama ingin menggenggam tiba-tiba menceritakan masa lalunya. Padahal, masa depan itu sudah terlihat jelas lebih menyenangkan. Lebih membuat masing-masing dari kita dapat berkembang dengan sangat baik. Menciptakan karya-karya dan terkadang membuat orang-orang tertawa. Tapi kembali lagi ke pertanyaan yang pertama. Bagaimana bisa sepasang yang ingin menggenggam masih saja menceritakan masa lalunya? Ah, sudahlah. Tuhan mempunya rencana yang terbaik pastinya. Percaya aja, kita adalah semoga yang tak pernah berhenti untuk saling medo'a.

    • 55 sec
    Karena hidup itu berproses, kan?

    Karena hidup itu berproses, kan?

    Sulit membedakan antara diam dan melamun, yang keduanya tanpa kata, bukan tanpa alasan, hari ini harapan yang susah aku bangun untuk mewujudkanya kenyataan nya harus runtuh, tak apa dan tak ku sesali,. Semuanya memang proses, proses penyaringan yang terbaik dariNya, tak apa, aku bisa melewati smuanya, toh sekelilingku banyak orang yang baik, yang slalu men support, thanks ya atas smua tempaan hidup yang udah kamu goreskan, aku memaafkan, tapi perlu tau, aku tak akan pernah lupa semua pelajaran yang udah kamu torehkan begitu dalam, thanks buat semua sahabat2ku yang slalu memberi tawa dan canda, tanpa kalian warna ini teramat monokrom.

    • 1 min
    #12 | . | Ssstwt

    #12 | . | Ssstwt

    Untuk apalagi penyesalan penyesalan ini? Jika dahulu ketika memutuskan sesuatu tak pernah sedikitpun penyesalan itu melintas.
    Aku benar benar jengah dengan tingkah laku para manusia seolah mereka mampu menerima aku, seperti mereka tak peduli pada kesulitan kesulitanku pada masa lalu. Mereka begitu percaya diri bahwa aku akan jauh lebih baik baik saja di masa mendatang, dengan catatan aku harus bersama mereka; seperti segala kemudahanku bergantung pada mereka.

    Kerap kali aku mencoba mempercayai, namun rasa percaya yang kutanamkan lah yang justru mengincarku mati.

    Aku mencoba membangun keberanian untuk membagi cerita yang sejak dulu coba kumakamkan, sebab kepercayaanku terhadap perkataan mereka; bahwa mereka betul betul mampu menerima aku.

    Dan aku melakukan kesalahan.
    Ternyata rasa percaya dan keberanian itu menghadapkan aku pada kenyataan bahwa aku lagi lagi dipertemukan dengan manusia kejam.
    Aku melupakan sesuatu, penerimaan yang mereka maksudkan itu adalah segala hal sempurna yang selama ini berusaha kupertontonkan.
    Mereka ingin aku bungkam atas segala kecacatan di masa lalu. Tetapi aku tidak mau itu!
    Ketika aku menuntut mereka pada janji janjinya, mereka hilang dan mencari kesempurnaan lain.

    Rasa percaya yang mengincarku mati sungguh berhasil menanamkan racunnya dengan mempesona. Rona luka itu terlihat melebam di dasar dada. Aku tak berminat mencari obat, biarkan racun itu menggerogoti sampai detaknya henti, sampai benar benar mati. Karya : Susi Setiawati.

    • 2 min
    #11 | Kita, Rasa, Dan Takdir | FY

    #11 | Kita, Rasa, Dan Takdir | FY

    Cukup umum bukan, manusia selalu bermimpi
    Lalu mimpinya ingin selalu terwujud.
    Padahal, mimpi buruk pun sebagian dari mimpi
    Dan itu pula yang terjadi padaku.
    Dulu aku selalu berandai-andai tentang segala yang ku kira akan berjalan secara teratur Seperti napas
    Naasnya sebuah tamparan yang aku dapatkan.
    Terjebaknya aku dalam sandiwara yang diperaninya. Merupakan mimpi burukku
    Dan Tanpa dapat dipungkiri pula, ada rasa tak terima yang sekarang mendominasi.
    Seperti yang sudah ku katakan tadi, berjalan secara teratur seperti napas.
    Hanya saja sepertinya aku lupa, pernapasan juga memiliki difisiensi yang menyebabkan napas tak teratur.
    Alhasil sikap dan caraku mengahadapi persoalan ini memang cukup tak masuk diakal. Tapi setidaknya, ada hak yang sekarang aku pertahankan, hak untuk berbicara setelah apa yang dirasakan.

    • 1 min
    #10 | Cukup |AKA

    #10 | Cukup |AKA

    Sulit di tebak memang. Bisa saja kopi malam ini terasa begitu pahit, tetapi, bisa juga kopi ini menjadi semanis-manisnya. Tergantung, siapa yang menemaniku. ah tapi kenyataanya kopi ini terasa begitu pas. Tidak pahit dan tidak juga terlalu manis. Ya, mungkin Karena aku sendiri menikmati nya pada malam ini.

    • 47 sec
    #9 | Catatan Hari Ini | DFY

    #9 | Catatan Hari Ini | DFY

    Ini kisah yang tak penting di untaikan dalam sebuah kata
    Karna pedih sakitnya hanya hati yang rasa ha ha ha
    tangan kaki dan rambut tak perlu merasakan nya
    Siapa yang suruh kamu berenang ke air terjun yang indah

    Jangan remehkan merpati yang sedang mematuki makanan
    Karna tak kan bisa kamu menangkapnya tanpa rasa
    Jangan biarkan hatimu basah seperti tissue
    Karna tissue tak ber tenaga saat basah

    Malam semakin menghitam menusukan rasa yang semakin kelam
    Tidurlah ambil bantalmu tarik sarung mu rebahkan tubuhmu
    Agar akalmu berjalan saat kau terjaga di kilaunya mentari
    Membukakan jendela kamar agar ruangan di kamarmu menjadi hangat.

    • 1 min

Top Podcasts In Society & Culture

Between Two Beers Podcast
Steven Holloway & Seamus Marten
The Upside Podcast
AIA Vitality & TVNZ
Stuff You Should Know
iHeartPodcasts
The Girls Uninterrupted
Brodie Kane Media
Conversations
ABC listen
Shameless
Shameless Media