23 episodes

Ruang diskusi permasalahan Advokasi, Politik, Budaya, Seni, Demokrasi, Kebangsaan yang lebih berani menampilkan gagasan tak biasa.

Agoes S. Alam | Podcast Agoes S. Alam

    • News

Ruang diskusi permasalahan Advokasi, Politik, Budaya, Seni, Demokrasi, Kebangsaan yang lebih berani menampilkan gagasan tak biasa.

    MENOKAK LUKA PADA PARUT

    MENOKAK LUKA PADA PARUT

    Jangan kau tanyakan padaku
    Tentang berapa juta hektar hutan kami yang telah punah
    Jangan kau kesahkan lagi padaku
    Tentang berapa milyar barel minyak bumi kami yang telah kau sepah kenarah
    Tak usah dikau sebut lagi padaku tentang Sakai, Bonai, Talang Mamak, Akit, Laot yang tak berhujung itu
    Biarlah dia pada seru tali aros yang nyongsang

    Jangan kau tanyakan pada hutan, jangan kau kesahkan pada minyak, tak usah kau sebut lagi sakai, bonai, talang mamak, akit dan laot
    sebab akan menokak luka pada parut puru saja

    • 1 min
    AKU DALAM AKU

    AKU DALAM AKU

    Akan kunafikan aku dalam aku
    Biar riya' tak lagi bersarang dalam aku
    Akan kunafikan aku dalam aku
    Agar Ujub pergilah menjauh keluar dalam aku
    Akan kunafikan aku dalam aku
    Biar hasad tak mewabah dalam aku
    Akan kunafikan aku dalam aku
    Biar dendam kesumat hancur dalam aku
    Akan kunafikan
    Agar riya' tak lagi bersarang, agat Ujub pergilah menjauh,
    biar hasad tak mewabah, dan biar dendam kesumat
    Hancur balek pada maqom azazil bukan pada azhaly...

    • 1 min
    TANYA DIRIMU BUKAN AKU APALAGI BATU

    TANYA DIRIMU BUKAN AKU APALAGI BATU

    TANYA DIRIMU BUKAN PADAKU
    APALAGI BATU

    Tanpa terasa bangunan kebangsaan kita mulai rapuh...
    Atau Pemimpin negara ini lebih sibuk mengurus masa depan bangsa ini dengan mengejar angka dan indek pertumbuhan sehingga tak terlalu serius mengurus perekat bangunan kebangsaan yang sudah usang ini
    Atau mungkin juga rakyat yang sudah tidak peduli dengan kebangsaan serta pemimpin di negara ini
    Dan mereka lebih memperjuangkan diri masing-masing ketimbang harus ikut kata pemimpin atau menjaga kebangsaan,
    Kata individualisme lebih menarik buat mereka ketimbang kebangsaan dan mereka berkata memang kalau gue lapar ada yang mau memberi saya makan...
    Entahlah...entahlah dan entahlahh
    Entah anggaw apalah yang merasuk tubuh bangsa ini
    Sehingga dia meronta-ronta, meragaw-ragaw merasuk dan merusak tatanan kebangsaan yang dibangun dengan rasa cinta dan ketulusan hati anak bangsa
    Jengahlah ke belakang, dimana ketika merebut kemerdekaan atau ketika sumpah pemuda kita elukan sebagai simbol persatuan bangsa
    Terlalu kecil rasanya bangsa ini kalah hanya dengan virus
    atau terlalu lebay rasanya antara anak bangsa saling bully karena virus
    Apatah lagi hanya karena virus rasa kebangsaan kita hari ini tersobek...
    Lantas apa sebenarnya yang terjadi kenapa semua hari ini serba tidak kena dan serba salah, ada apa ?
    Baleklah ke pangkal jalan, tataplah cermin kebangsaan yang kita bangun bersama itu, maka akan ada jawaban jujur pada dirimu sendiri bukan pada aku apalagi batu
    ***

    • 2 min
    ULAMA DAN AMBIGU PENGUASA

    ULAMA DAN AMBIGU PENGUASA

    Kadang entah nak berkata apa
    Ketika apa yang terjadi didepan mata
    Perkara agama semacam dibuat seperti pemain hanya dengan sebuah ketidakkonsistensinya sikap
    Padahal sebuah fatwa bukanlah perkara mainan
    Tapi para penguasa entah paham atau tidak...entahlah
    Mereka tak peduli ketika marwah fatwa ulama hanya menjadi olok-olokan atas apa yang mereka buat
    Hanya dengan kebesaran hati ulama untuk istiqomah menjaga ummat ditengah ambigu penguasa
    Hari ini masih ada aura kesejukan kebangsaa itu terasa meski dalam ruang membahang

    • 1 min
    Penjaja Layangan

    Penjaja Layangan

    Petang ini sudah masuk tujuh likur
    masih pada hari yang sama ketika petang megang
    Duapuluh satu layang-layang yang dijajakannya

    sejak petang megang puasa sampai ke petang tujuh likur hanya tujuh layang saja yang terjual
    Tak ada logika yang mampu menterjemahkan hari-hari penjaja layangan itu
    Bagaimana dia dan istri serta tiga orang anaknya masih bisa bertahan...
    Entahlah...akupun tak tau bagaimana caranya
    Sedangkan kalau satu layang saja laku sehari tidak dapat memberi makan seorang anaknya
    apatah lagi tak ada layang yang terjual...
    Terlintas sayup dalam gumannya terdengar,"Ya Allah, belilah layangan hamba ini barang sebutir, biar hambaMu ini dapat berbuka bersama keluarga dipetang tujuh likur ini, ya Allah."
    Uuuuffffhhhh....

    • 1 min
    MARSINAH

    MARSINAH

    Panggil saja aku Marsinah. Meski harus meregang nyawa diusia muda, namamu masih ada ditanah Indonesia ini. Nama yang lekat dengan simbol perlawanan, keberanian dan perjuangan hak-hak buruh. Perjalanan panjang perjuangan Marsinah dalam memperjuangkan buruh bukan perjuangan mudah. Dimana otoriter penguasa dengan tangan besi yang bisa mengatur apa saja yang mereka mau. Marsinah harus membayar perjuangan itu dengan nyawa. Jasad yang penuh luka memar bekas pukulan, tulang punggung hancur dan disela-sela paha ada bercak darah harus dibayar Marsinah untuk buruh. Kini Marsinaj tinggal bukti sejarah dalam catatan kelam perjuangan buruh di Indonesia. Terima kasih Marsinah, engkau telah mengajarkan aku arti perjuangan dan arti kemerdekaan orang-orang kecil di republik ini. Salam hangatku, dan kuletakkan sekuntum bunga dimakammu bukti bahwa perjuangan buruh tidak akan pernah usai di tanah Indonesia ini.***

    • 1 min

Top Podcasts In News

30 with Guyon Espiner
RNZ
The Rest Is Politics: US
Goalhanger
Tova
Stuff Audio
The Rest Is Politics
Goalhanger Podcasts
Serial
Serial Productions & The New York Times
The Daily
The New York Times