Выпусков: 1 519

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

Kencan Dengan Tuhan Danang Kurniawan

    • Религия и духовность

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan.
Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

    Edisi Hari Rabu, 26 Juni 2024 - Jaga Hati, tetaplah Rendah Hati

    Edisi Hari Rabu, 26 Juni 2024 - Jaga Hati, tetaplah Rendah Hati

    Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 26 Juni 2024



    Bacaan:

    Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (Obaja 1:3)



    Renungan:

    Suatu ketika ada seorang penulis terkenal di Eropa. Tadinya ia adalah orang yang miskin, tapi karena ketekunan dan kerja kerasnya, ia berhasil menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Dalam sekejap, ia menjadi seorang penulis yang sangat terkenal. Tetapi seiring dengan perubahan tersebut, berubah pula sikapnya. Ia menjadi orang yang sangat sombong, selalu meninggikan diri dan memandang rendah orang lain. Suatu hari penulis terkenal itu didatangi oleh seorang wanita tua, yang membawa sebuah buku catatan lusuh. Sambil memohon wanita itu berkata, "Bisakah Bapak memberikan penilaian atas tulisan ini?" Katanya sambil menyodorkan buku catatan yang dibawanya. Tanpa memandang wajah wanita tua itu, si penulis melihat-lihat isi buku tersebut. "Ini tulisan anak Ibu?" "O, bukan," jawab si wanita. "Jadi, ini tulisan siapa?" "O... ini tulisan murid saya," jawab wanita itu sambil tersenyum. "Ah, tulisan ini sangat buruk, seperti cakar ayam dan tidak bisa dibaca. Saya berani menjamin bahwa anak ini tidak mungkin berhasil." Wanita itu tidak marah meskipun kata-kata sang penulis terkenal itu begitu memojokkan. Lalu dia berkata, "Sebenarnya, ini adalah buku catatanmu ketika masih anak-anak. Apakah kamu tidak mengenali saya lagi? Saya dulu pernah menjadi gurumu." Ia terdiam, lalu mengambil buku itu dan melihatnya dengan cermat. Akhirnya dia mengenali tulisan itu sebagai miliknya. Wajahnya memerah karena malu, tapi sejak saat itu dia tidak lagi sombong.

    Jika tidak menjaga hati, kita bisa terjebak dalam dosa kesombongan. Banyak orang yang suka meninggikan diri, merasa paling benar, paling tahu, paling pandai, dan meremehkan orang lain. Sebagian orang tidak menganggap sifat-sifat yang disebutkan di atas sebagai pelanggaran yang serius terhadap firman Tuhan, seperti halnya dosa yang lain, seperti mencuri. Padahal firman Tuhan secara terang-terangan menyebutkan bahwa Tuhan membenci orang yang sombong. Selanjutnya dikatakan bahwa orang yang sombong akan direndahkan Tuhan. "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yes 2:11)

    Jika kita mulai menyombongkan diri karena kelebihan-kelebihan yang kita miliki, berhati- hatilah. Ada baiknya kita memegang prinsip berikut, bahwa di atas kita masih ada orang yang lebih dari kita. Lebih baik, lebih tahu, lebih bijaksana, lebih pintar, lebih cantik, lebih kaya. Lagi pula belum tentu kita sehebat apa yang kita kira, karena orang yang sombong seringkali menilai dirinya secara berlebihan. Mari kita meminta agar Tuhan memampukan kita menjadi orang yang rendah hati. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, aku selalu tergoda untuk sombong karena kelebihan yang aku miliki. Mampukanlah aku untuk bersikap rendah hati, agar Engkau lebih leluasa memakai aku sebagai alat-Mu. Amin. (Dod).

    • 6 мин.
    Edisi Hari Selasa, 25 Juni 2024 - Memetik Hikmah dari setiap hal

    Edisi Hari Selasa, 25 Juni 2024 - Memetik Hikmah dari setiap hal

    Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 25 Juni 2024



    Bacaan:

    "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah." (Roma 15:7)



    Renungan:

    Di dalam kehidupan sosial yang kita jalani, terkadang keberadaan orang-orang di sekitar kita membuat kita merasa terusik. Hal ini pernah dialami oleh bangsa Israel, di mana Tuhan ingin membentuk dan menguji bangsa ini menjadi suatu bangsa yang kuat, baik secara mental maupun secara rohani. Pada suatu masa di mana bangsa Israel belum menjadi kerajaan, yaitu pada zaman pendudukan Kanaan, Tuhan membiarkan bangsa tersebut dicobai. Tuhan ingin melatih bangsa itu menjadi bangsa yang kuat, mampu berperang, dan mengandalkan Tuhan. "Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN." (Hak 3:2). Di samping itu, Tuhan juga ingin menguji hati bangsa Israel apakah mereka masih berpaut sepenuhnya kepada Tuhan walaupun situasi sulit datang menghimpit. Namun, sangat disayangkan karena dalam situasi seperti itu, tindakan umat Israel mengecewakan Tuhan. "Mereka mengambil anak-anak perempuan, orang-orang itu menjadi isteri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada anak-anak lelaki orang-orang itu, serta beribadah kepada allah orang-orang itu." (Hak 3:6)

    Terkadang kita bertanya mengapa Tuhan membiarkan orang-orang yang menjengkelkan, iri hati, dan suka menindas, berada di sekitar kita. Ingatlah selalu bahwa Tuhan sering kali mengajari kita melalui kondisi sulit di sekitar kita. Kita tidak perlu mengeluh tentang keberadaan mereka. Saat bertemu dengan orang yang selalu menyakiti kita, sapalah mereka dengan senyuman. Bukankah melalui dia Tuhan menjadikan kita orang-orang yang sabar dan kuat? Saat kita bertemu seseorang yang telah mengkhianati kita, ada baiknya kita berbicara dengannya. Karena jika bukan karena dia, kita akan terlalu mudah mempercayai semua orang. Memang sulit untuk melakukan semua ini dengan kekuatan kita. Untuk itu mintalah kekuatan dan kemampuan dari Roh Kudus. Jika kita mampu melewati kondisi sulit dengan kemenangan, maka kita sudah maju selangkah secara rohani. Oleh karena itu, jika ada orang yang membuat kita kesal, pandanglah mereka sebagai alat Tuhan. Hanya dengan sikap menerima, bersyukur, dan mau belajar melalui kesulitan yang ada kita akan mengalami kemenangan. Petiklah manfaat dari setiap situasi yang kita alami! Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur dengan keberadaan orang-orang yang ada di sekitarku. Berilah aku hati yang selalu bersyukur atas kehadiran mereka sehingga aku bisa menerima mereka apa adanya. Amin. (Dod).

    • 5 мин.
    Edisi Hari Senin, 24 Juni 2024 - Bijak mengatur waktu

    Edisi Hari Senin, 24 Juni 2024 - Bijak mengatur waktu

    Kencan Dengan Tuhan - Senin, 24 Juni 2024



    Bacaan:

    Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. (Kejadian 1:14-15)



    Renungan:

    Jauh sebelum manusia diciptakan, Tuhan sudah terlebih dahulu merancangkan waktu untuk kehidupan manusia, yaitu yang nantinya dibatası dengan hari, minggu, bulan sampai tahun, serta agar dapat menentukan atau mengetahui musim-musim yang ada di bumi. Dalam penciptaan di hari keempat inilah Tuhan menentukan waktu-waktu bagi manusia, melalui terbentuknya matahari, bulan, dan bintang. Dalam ayat 14 dikatakan, "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. "Sangat jelas, ayat ini menunjukkan bahwa benda-benda penerang yang diciptakan Tuhan, yaitu matahari, bulan, dan bintanglah yang dipakai Tuhan untuk memisahkan waktu-waktu tersebut. Ada beberapa tugas benda- benda penerang tersebut: Pertama, memisahkan siang dari malam. Itulah tugas khusus bagi matahari. Kedua, menunjukkan masa serta tahun-tahun. Istilah "masa" biasanya dipakai untuk menentukan waktu menanam dan menuai atau panen di ladang. Orang-orang pada zaman dahulu, ketika melihat benda-benda penerang tersebut di langit, akan mengetahui kapan masa menabur dan kapan mereka harus menuai. Ketiga, sebagai penerang bagi bumi. Tuhan menentukan bahwa yang lebih besar, yaitu matahari, akan menguasai siang. Artinya menjadi penerang di siang hari. Sedangkan yang lebih kecil, yaitu bulan, akan menguasai malam. Artinya menjadi penerang di malam hari. Kadang, oleh para nelayan, bintang-bintang dijadikan pertanda bagi mereka untuk melaut, khususnya untuk menentukan tempat di mana mereka menebarkan jalanya.

    Tuhan kita bukan hanya memiliki jiwa seni yang sangat tinggi, yang dapat kita perhatikan melalui karya-karyaNya, namun juga memiliki sifat yang sangat menyukai adanya keteraturan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini harus memiliki keteraturan. Termasuk juga keteraturan dalam waktu. Ide Tuhan dalam menciptakan benda-benda penerang tersebut merupakan cara la untuk mempermudah mengatur berjalannya waktu di bumi, khususnya yang disediakan bagi manusia.

    Sudah seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan karena Dia sudah menetapkan waktu bagi kita melalui penciptaan benda-benda penerang di langit. Itu memudahkan kita dalam menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu, jangan menyia-nyiakan waktu. Gunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat. Ingat, waktu yang telah berlalu tidak akan bisa diulang! Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk bisa mengatur waktu yang ada dengan bijak, agar apa yang aku kerjakan dapat berjalan sesuai dengan rencana-Mu. Amin. (Dod).

    • 5 мин.
    Edisi Hari Minggu, 23 Juni 2024 - Berani mengampuni, hadirkan kedamaian

    Edisi Hari Minggu, 23 Juni 2024 - Berani mengampuni, hadirkan kedamaian

    Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 23 Juni 2024



    Bacaan:

    "Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." (Lukas 17:3-4)



    Renungan:

    Seorang penulis dalam bukunya menuliskan suatu kisah sedih yang dialami oleh seorang wanita. "Baru-baru ini saya mendengar cerita tentang seorang wanita di Florida yang diperkosa, ditembak di kepala, dianiaya di luar batas-batas perikemanusiaan dan ditinggal begitu saja supaya mati. Tetapi, ajaibnya wanita itu selamat sekalipun ia harus mengalami kecacatan. Luka-luka di kepalanya telah menyebabkan wanita itu menjadi buta seumur hidupnya. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi, pembawa acara menyimpulkan bahwa pasti hati wanita itu hancur oleh kebencian dan kepahitan yang luar biasa dan menderita luka batin yang tak terhapuskan seumur hidupnya. Namun, tanggapan yang diberikan wanita itu sangat mengejutkan, "Oh, tidak, tidak! Pria itu hanya dapat menghancurkan hidupku selama satu malam saja. Tidak lebih dari itu. Karena setelah itu aku tidak pernah mengizinkan diriku untuk memikirkannya lagi, walau barang sedetik pun."

    Kita tidak tahu pasti mengapa wanita itu dapat berkata seperti itu, namun apa pun alasannya kisah itu mengajarkan kepada kita bahwa peristiwa yang tidak menyenangkan di dalam hidup ini tidak boleh dibiarkan mengganggu jiwa kita selama-lamanya. Jika kita terus memikirkannya justru kita sendiri yang akan rugi. Pilihan untuk membuang jauh-jauh kenangan pahit dari peristiwa tragis itu ternyata baik bagi wanita tersebut. Sekalipun ia buta seumur hidup, tetapi ia tak suka hidupnya digerogoti oleh kepahitan yang hanya akan membuat batinnya terluka dan terus bertambah dalam lukanya. Ia sadar bahwa hidup itu harus terus berjalan. Yang penting baginya adalah menikmati sisa hidup ini bagaimana pun bentuknya.

    Di dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai pengikut Tuhan Yesus, pasti akan terus diserang oleh kepahitan-kepahitan yang ditimbulkan dari perkataan dan perbuatan sesama kita. Jangan biarkan kepahitan menguasai hidup kita, agar hati kita terhindar dari luka. Jika sesama menyakiti kita, ampunilah dia, karena pengampunan adalah anugerah Tuhan agar kita bisa mengatasi kepahitan dan terhindar dari luka batin yang merenggut kedamaian itu. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, kehidupan ini sangat sering membuat aku kecewa dan mengalami kepahitan. Biarlah Roh-Mu selalu membimbingku agar aku senantiasa rela mengampuni, sehingga akar kepahitan tidak akan menguasaiku. Amin. (Dod).

    • 6 мин.
    Edisi Hari Sabtu, 22 Juni 2024 - Datang Kepada Orang yang Tepat

    Edisi Hari Sabtu, 22 Juni 2024 - Datang Kepada Orang yang Tepat

    Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 22 Juni 2024



    Bacaan:

    Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." (2 Raja-raja 4:1)



    Renungan:

    Pada suatu hari ada seorang jenderal yang ingin menyeberangi

    sebuah sungai. Tapi ia ragu mengenai kedalaman sungai itu, apakah ia dan kudanya bisa menyeberang. Sang jenderal melihat sekelilingnya apakah ada orang yang bisa memberikan pendapat dan saran. Akhirnya ia melihat seorang anak laki-laki kecil dan jenderal pun meminta saran darinya. Setelah mengamati sang jenderal dan kudanya dengan saksama, dengan yakin anak itu berkata, "Tidak masalah, Anda bersama kuda Anda bisa menyeberang dengan selamat." Sesampai di tengah sungai, jenderal menyadari bahwa sungai itu sangat dalam dan ia pun meneriaki anak kecil tadi dengan marah. Anak itu sangat tersinggung dengan perlakuan sang jenderal, karena ia merasa sudah memberikan saran yang baik dan tidak berbohong. Saran itu didasarkan pada pengalamannya setiap hari. Maka tanpa merasa bersalah anak kecil tadi menjawab, "Setiap hari kawanan bebek saya menyeberangi sungai ini padahal kaki mereka lebih pendek daripada kaki kuda Tuan."

    Kita harus bijak memilih kepada siapa kita meminta saran, nasihat atau pertolongan. Janda nabi dalam dalam bacaan di atas sedang dalam masalah besar dan ia tidak tahu apa yang harus dia perbuat. Sebenarnya ia bisa saja meminta saran atau pertolongan dari tetangga maupun kenalannya. Tetapi ia melakukan tindakan yang tepat dengan datang kepada orang yang tepat, yaitu Elisa abdi Tuhan. Dari perkataan yang diucapkan wanita ini terlihat jelas betapa dia mengharapkan janji pertolongan Tuhan melalui hamba-Nya Elisa. Kalau dibicarakan secara bebas, mungkin kira-kira beginilah cara janda itu berkata, “Hambamu, suamiku, sangat mengasihi Tuhan hingga ia menyerahkan diri untuk mengabdi kepada-Nya dengan menjadi muridmu. dia sudah mati, dan sekarang kedua anakku juga akan diambil dariku karena hutang yang ditinggalkannya. Tolong minta kepada Tuhan untuk membantu kami.” Sebagai nabi Tuhan, Elisa yakin kuasa Tuhan tetap sama selamanya dan pasti akan mengungkapkan mukjizat-Nya kepada janda ini. Tuhan tidak pernah mau berhutang pada orang yang setia kepada-Nya. Dan memang benar, di akhir kisah janda ini, mukjizat Tuhan benar-benar terjadi.

    Ketika kita menghadapi kesulitan atau mulai meragukan penyertaan Tuhan, datanglah kepada orang yang tepat. Temui hamba Tuhan atau saudara seiman yang kita percaya bisa menguatkan iman kita untuk lebih mengenal Tuhan dan mengalami kuasa-Nya. Menemui orang yang tidak tepat bisa membuat kita mengambil keputusan yang salah. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, terangilah hati dan pikiranku dengan kuasa-Mu, agar ketika aku menghadapi situasi yang sulit aku pahami, aku masih percaya pada cinta dan kekuatan-Mu. Amin. (Dod).

    • 5 мин.
    Edisi Hari Jumat, 21 Juni 2024 - Menjadi berkat lewat tindakan nyata

    Edisi Hari Jumat, 21 Juni 2024 - Menjadi berkat lewat tindakan nyata

    Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 21 Juni 2024



    Bacaan:

    Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." (Keluaran 2:9-10)



    Renungan:

    Di dalam Alkitab, kita bisa membaca kisah tentang seseorang yang tidak pernah dicatat namanya, tetapi mempunyai peran besar dalam sejarah bangsa Israel. Orang tersebut adalah putri Firaun. Sebagai putri raja, tentu saja dia terkenal di negerinya pada zamannya. Bahkan mungkin terkenal di negara-negara sekitar Mesir. Namun, mengenai namanya, Alkitab tidak pernah mencatatnya. Orang memang tidak mengenal namanya, tetapi orang mengenal apa yang dilakukannya. Dialah yang menemukan bayi Musa. Dia tahu bahwa bayi itu adalah salah satu target pembunuhan ayahnya. Tetapi, karena hatinya baik, timbullah belas kasihan kepada bayi itu, bukan keinginan untuk membunuhnya dalam rangka memuaskan keinginan ayahnya. "Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." (Kel 2:6). Tindakan ini sangat berisiko, sebab jika diketahui Firaun, bisa jadi dia yang akan dihukum. Namun, sepertinya dia tidak takut pada hal itu. Nyatanya, ketika anak itu telah besar, dia malah mengangkatnya menjadi anaknya. Sebenarnya, dari apa yang telah dilakukan putri Firaun, yang mendapat keuntungan justru bangsa Israel. Dengan menyelamatkan Musa, putri Firaun telah menyelamatkan seseorang yang akan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Ini adalah kerugian besar bagi Firaun dan Mesir. Dengan mengangkat Musa menjadi anaknya, putri Firaun telah membuka kesempatan kepada Musa untuk menjadi orang terpandang di Mesir. Status ini berguna bagi bangsa Israel ketika mereka keluar dari Mesir, yaitu menjadi alat Tuhan untuk membuat orang Mesir semakin bermurah hati. Di samping itu, dengan mengangkat Musa menjadi anaknya, putri Firaun telah membuka kesempatan bagi Musa untuk mengenyam pendidikan yang cukup baik. Inilah peran besar putri Firaun bagi bangsa Israel sekalipun kita tidak tahu apakah akhirnya dia menjadi orang beriman atau tidak.

    Ingin dikenal itu wajar, tetapi lebih penting dari itu adalah menjadi berkat melalui tindakan nyata. Mari kita berlomba-lomba menghasilkan karya yang bisa dirasakan orang banyak, terutama yang membangun kehidupan rohani dan membuat Tuhan dimuliakan. Tuhan Yesus memberkati.



    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk berkarya dan melakukan tindakan yang memberkati banyak orang tanpa harus memikirkan ketenaranku. Amin. (Dod).

    • 5 мин.

Топ подкастов в категории «Религия и духовность»

Отвечают сирийские мистики
Arzamas
Восточные книги (буддизм, веды)
Сергей
Без звезд не разобраться
Наталья Ермоленко
Жуть
Blitz and Chips
Неправильные эксперты
Неправильные эксперты
Почему Ислам?
STUDIO FURQAN