37 avsnitt

Sebuah inisiatif untuk mengabadikan, sekaligus menyimpan, cerita-cerita pendek karya sastra para penulis Indonesia. Sekaligus membuka kemungkinan makna baru lewat media bukan teks.

Cita-citanya sederhana: sebagai arsip daring cerpen Indonesia dalam bentuk audio. Karena semakin banyak yang menikmati, semakin kaya dan panjang umurlah sebuah karya.

-

Kritik dan saran sila kontak IG @febrianputra @membacakancerpen

Membacakan Cerpen Membacakan Cerpen

    • Konst

Sebuah inisiatif untuk mengabadikan, sekaligus menyimpan, cerita-cerita pendek karya sastra para penulis Indonesia. Sekaligus membuka kemungkinan makna baru lewat media bukan teks.

Cita-citanya sederhana: sebagai arsip daring cerpen Indonesia dalam bentuk audio. Karena semakin banyak yang menikmati, semakin kaya dan panjang umurlah sebuah karya.

-

Kritik dan saran sila kontak IG @febrianputra @membacakancerpen

    Sorga Di Bumi (1956) | Sugiarti Siswadi

    Sorga Di Bumi (1956) | Sugiarti Siswadi

    Sugiarti Siswadi, sepanjang tahun 1960an menjadi bagian dari anggota pimpiman pusat Lekra. Sugiarti pernah menjadi co-editor di majalah Api Kartini, dan menerbitkan sejumlah tulisannya di Harian Rakjat. Cerpen "Sorga di Bumi" merupakan karya yang ia terbitkan di Harian Rakjat pada masanya menjabat sebagai anggota Lekra. Sugiarti merupakan perempuan yang vokal dan lantang membicarakan betapa pentingnya pengembangan sastra anak. Ia meyakini bahwa pengembangan sastra anak mampu juga menjadi tonggak masa depan nilai-nilai kerakyatan di masyarakat.



    Perjuangan Sugiarti dalam merancang gagasan kerakyatan pada sastra dan perbukuan berlangsung sampai dengan 1965. Pemerintah orde baru turut membatasi riwayat pergerakan Sugiarti sebagai anggota Lekra, sampai dengan melarang peredaran tulisannya pada masa itu.

    • 13 min
    Besok | Bachtiar Siagian

    Besok | Bachtiar Siagian

    Dibacakan oleh Febrian.

    -

    Bachtiar Siagian merupakan seorang sutradara film dan penulis poros kiri pada masanya. Ia bergabung dan menjadi salah satu figur Lekra pada tahun 1950. Karyanya yang berjudul Turang (1957) berhasil meraih empat penghargaan di Festival Film Indonesia tahun 1960.

    Pada masa Soeharto mulai berkuasa, Siagian sedang berada di Jepang dalam proyek pembuatan dokumenter. Sekembalinya ke Indonesia, otoritas negara telah menjadikannya buron dan akan membayar mahal untuk penangkapannya. 

    Siagian ditangkap dan menjadi tahanan politik pada tahun 1966, ia dilarang menerbitkan karya di berbagai media, dan baru dibebaskan pada tahun 1977. Selama menjadi tapol, ia banyak menuliskan karya dan manuskrip film secara anonim.

    • 8 min
    Sedikit Hangat (1957) | Nusananta

    Sedikit Hangat (1957) | Nusananta

    Dibacakan oleh Febrian

    -

    Harsono Setiadi adalah seorang penulis puisi yang berasal dari Banyuwangi yang lebih dikenal dengan nama pena Nusananta. Kuliah Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP) di Pagelaran. Sesudah bergelar doktorandus, pada tahun 1965 ia menjadi kepala jawatan kebudayaan di Semarang, Jawa Tengah.

    Seiring terjadinya Peristiwa G30S, ia ditangkap karena ketokohannya di dalam Himpunan Sarjana Indonesia (HIS) cabang Semarang, kemudian dibuang ke Pulau Buru, dan meninggal tak lama sesudah ‘dikembalikan ke masyarakat’ pada tahun 1978 di Yogyakarta.

    • 14 min
    Rambutnya Juminten (1993) | Ratna Indraswari Ibrahim

    Rambutnya Juminten (1993) | Ratna Indraswari Ibrahim

    Dibacakan oleh Dea

    -

    Ratna Indraswari Ibrahim merupakan penulis perempuan Indonesia kelahiran 24 April 1949. Pada masa kanak-kanak, Ratna menderita radang tulang yang mengakibatkan kedua kaki dan tangannya tidak berfungsi. Hal inilah yang menyebabkan Ratna harus menjalani semua aktivitas kehidupannya dengan duduk di atas kursi roda semenjak berusia 10 tahun.

    Walaupun kemampuan fisiknya sangat terbatas, namun ia mampu melahirkan karya sastra secara produktif. Kesetiaan untuk terus berkarya di dunia sastra ditandai dengan lebih dari 400 karya cerpen dan novel yang ia hasilkan sejak usia remaja hingga akhir hayatnya di usia 62 tahun.

    Kemanusiaanlah yang menjadikan Ratna tetap menulis. Cerpen-cerpen Ratna senantiasa mengabarkan kepada kita bahwa ada penindasan dan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Dan cerpen adalah media yang dipilihnya untuk mengungkapkan perasaannya dalam melukiskan sebuah kisah.

    Dalam sebuah artikel di situs jurnalperempuan.org, Ratna mengutip ucapan mendiang Ibunya, “Perempuan itu jangan ngobrol saja, perempuan itu harus menulis, menulis apa saja. Karena dengan menulis, ia dapat menemukan dirinya.”

    • 15 min
    Dua Dunia (1955) | N.H. Dini

    Dua Dunia (1955) | N.H. Dini

    Dibacakan oleh Nesha
    -

    Nurhayati Srihardini Siti Nukatin atau lebih dikenal dengan nama pena Nh. Dini adalah seorang penulis kelahiran Semarang, 29 Februari 1936, yang menulis berbagai genre sastra, seperti puisi, drama, cerita pendek, dan novel. Siapa yang tak kenal beliau?

    Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaannya terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisan-tulisannya.

    Sementara menurut Putu Wijaya, ia adalah seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, dengan ‘kebawelan yang panjang’.

    Ia telah menulis lebih dari 20 buku dan kebanyakan karya-karyanya bercerita tentang wanita. Beberapa karya Nh Dini yang terkenal di antaranya adalah Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), dan kumpulan cerita Dua Dunia (1956) yang ia tulis saat memasuki usia SMA dan salah satu kisahnya dibacakan di Fragmen Ketiga Membacakan Cerpen ini.

    • 16 min
    Point Zero (1990) | Omi Intan Naomi

    Point Zero (1990) | Omi Intan Naomi

    Dibacakan oleh Dewi Michele

    -

    Omi Intan Naomi adalah penulis perempuan kelahiran Denpasar, 26 oktober 1970. Ia merupakan anak seorang budayawan Darmanto Yatman. Ia sudah menulis sejak usia 7 tahun dan merupakan salah satu penulis yang produktif pada masanya. 



    Karyanya banyak tersebar di media cetak dan beberapa diterbitkan dalam Kumpulan Sajak Omi (1986), Memori (1987), Puisi Cinta (1987), dan skripsinya yang kemudian diterbitkan sebagai buku berjudul Anjing Penjaga (Gorong-gorong Budaya dan ISAI, 1996), sebagai bentuk perlawanan terhadap orde baru. 



    Omi yang berparas cantik, cerdas, dan cakap banyak menghabiskan waktunya dalam kesendirian dan membangun website pribadinya www.geocities.ws/rainforestwind di mana ia banyak menuliskan perspektifnya mengenai budaya populer dan ketertarikannya pada budaya Jepang. Di website tersebut, Omi bisa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menulis dengan nama samaran Nina Wihelmina. 



    Kecerdasan dan luasnya wawasan Omi membuatnya hadir dalam salah satu kumpulan tulisan Korie Layun Rampai "Sastrawan Angkatan 2000". Omi meninggal pada tahun 2006 di Yogyakarta pada usia 36 tahun, meninggalkan satu tulisan terakhir yang berjudul "Song of Silence".

    • 10 min

Mest populära poddar inom Konst

Expressens bokklubb
Expressen
Jordkommissionen
Perfect Day Media
Recept tack!?
Perfect Day Media
TEXTEN - med Flora Wiström
Podplay
Skilda världar
Nicole Falciani & Anna Pankova
Meny
Sveriges Radio