4 episodes

A Poem to live your life!

AR umiqq

    • Arts

A Poem to live your life!

    PUISIKU

    PUISIKU

    Kekasih kau kusambut pagi ini

    Meski matahari masih malu-malu

    Ku sapa kau dalam senyum

    Ohhhh bahagia tak terkata

    Kau yang dulu hadir

    Dan menghilang begitu saja

    Kau kembali datang

    Kau datang kembali

    Kau kembali datang

    Menyapaku sampai ke jantung

    Sungguh tak terpikirkan bahagianya

    Oh….

    Terima kasih tak akan cukup

    Sekali lagi ku bahagia KAU KEMBALI… PUISIKU

    Selamat hari Puisi Nasional, 28 April 2020!

    Dari Garut yang tercinta!

    • 1 min
    Maaf Untuk TAK Menyambutmu

    Maaf Untuk TAK Menyambutmu

    Kali berbeda sambut dirimu

    Kau datang tanpa riuh dan gaduh

    Hadirmu pun tanpa hiruk pikuk anak manusia



    Ada yang tak biasa kali ini

    Tanya pada siapa soal ini

    Adakah kau sendiri tau kenapa ini?



    Berabad rasa ini tak pernah ada

    Menjerit rasa batinku

    Kuatkah aku dengan asa hadirmu yang seperti ini?



    Sungguh ternyata semuanya salah

    Kau datang begitu bahagia

    Suka cita kau terima sambutan kami



    Hadirmu ada diantara doa-doa Khusyu kami

    Hadirmu ada diantara rumah yang penuh sanandung Quran

    Hadirmu ada diantara damainya jiwa dan ruh anak manusia



    Kau, yang seperti ini, yang ternyata kami tunggu

    Kau, yang seperti ini, yang ternyata bumi tunggu

    Tapi cukuplah, cukuplah yaa Raabbb kami menyambutnya dalam sepi, sekali ini saja!

    Tapi cukuplah, cukuplah yaa Raabbb…. Kami rindu menyambutnya dalam gegap gempita….



    CUKUP rasanya kami belajar dari ikhlasnya IA hadir tanpa sambutan demi sebuah TAUTAN HAQIQI



    Marhaban yaaa Ramadhan…. Marhaban yaaa Ramadhan…..

    Sungguh kami amat merindukan mu…

    Sungguh kamu bahagia akan hadirmu

    Marhaban Ramadhan.... 

    • 3 min
    KONDE dan CADAR

    KONDE dan CADAR

    Puisi ini adalah karya seorang sahabat (saya sebut namanya dalam puisi ini), yang inspirasinya Beliau dapat dari seseorang pembenci CADAR.... tapi saat wabah COVID-19 tanpa dia sadari, akhirnya diapun memakai "cadar" yang menutupi wajahnya untuk mencegah paparan virus tersebut. Semoga puisi ini bisa membuat kesadaran baru bahwa tak ada sama sekali membenci sesuatu yang diyakini benar oleh orang lain selama itu tidak mengganggu dirinya bahkan lingkungan pada umumnya..... Melihat identitas tak mesti dengan harus muka terbuka sehingga cadar di larang.... ada banyak cara menghormati keputusan pribadi bercadar dengan juga menghormati kepentingan umum tanpa harus menjadi PEMBENCI. Salam damai untukmu saudariku yang dulunya membenci cadar.... :) 

    • 3 min
    Kartini Masa (bukan) KINI (saja)

    Kartini Masa (bukan) KINI (saja)

    Puisi ini adalah puisi antitesis dari maraknya pandangan tentang Kartini Masa Kini yang berbalut modernitas, kualitas intelektual dan akademis.  Kita lupa Kartini Indonesia itu beragam sehingga tidak bisa dengan mudah mendefinisikan KARTINI MASA KINI itu seperti apa. Pada kenyataannya, kartini Indonesia itu lebih banyak di pedesaan, lebih banyak yang bekerja serabutan daripada kantoran, lebih banyak yang tak kenal berbagai modernitas yang acapkali menjadi standard kemajuan kesuksesan. Kartini dalam puisi ini adalah Kartini Masa (bukan) KINI (saja), Kartini sepanjang masa. Selamat mendengar! 

    • 10 min

Top Podcasts In Arts

ŽRÚTI
ZAPO
Podgast by Čoje
REFRESHER SK
How I Met My Architect
Rádio Expres
Neplecha ukončena
Neplecha ukoncena
ESENCIE - Leo Prema
Leo Prems
Knižný kompas | Podcast o knihách a čítaní
Ikar