Podcast Dakwah Sunnah Dakwah Sunnah Media

Fiqih qurban merupakan aturan dalam Islam yang berkaitan dengan tata cara penyembelihan hewan qurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik setelahnya. Allah berfirman dalam Surah Al-Kautsar ayat 2, "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah." Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga bersabda dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, "Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah selain menyembelih hewan qurban."

Adab dalam qurban mencakup beberapa aspek penting: pertama, niat yang ikhlas untuk berqurban hanya karena Allah semata. Kedua, memilih hewan yang sehat, tidak cacat, dan memenuhi syarat usia minimal (kambing atau domba satu tahun, sapi dua tahun, dan unta lima tahun). Ketiga, melakukan penyembelihan dengan cara yang baik sesuai syariat, seperti memastikan pisau tajam agar hewan tidak menderita, menyebut nama Allah dengan basmalah, dan memotong bagian tenggorokan serta urat leher hewan untuk proses penyembelihan yang benar. Penyembelihan sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim yang memahami tata cara penyembelihan yang benar.

Rumah tangga bahagia dalam Islam berdasar pada prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah menjadi tujuan utama, sebagaimana disebutkan dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang menyatakan, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang." Selain itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan pentingnya saling menghormati, komunikasi yang baik, dan saling membahu dalam menjalankan tanggung jawab rumah tangga. Hadis riwayat Al-Tirmidzi menyebutkan, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan saya adalah yang terbaik kepada keluargaku." Oleh karena itu, membangun rumah tangga bahagia dalam Islam melibatkan penghargaan, cinta, dan keikhlasan dari setiap anggota keluarga.

Bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang sangat istimewa dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, sunnah, dan hadist. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Fajr: "Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (Q.S. Al-Fajr: 1-2) yang merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Pada periode ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal dan ibadah. Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Tidak ada hari-hari yang lebih besar di sisi Allah dan di dalamnya amal lebih dicintai-Nya daripada sepuluh hari ini." (HR. Bukhari). Selama bulan Dzulhijjah, ibadah haji dilaksanakan, yang merupakan rukun Islam kelima, serta perayaan Idul Adha yang disertai dengan penyembelihan hewan qurban sebagai tanda ketaatan dan pengorbanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Keutamaan lainnya termasuk puasa pada hari Arafah bagi yang tidak berhaji, yang memiliki pahala besar yaitu diampuni dosa-dosa tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Oleh karena itu, bulan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak ibadah, doa, dan amal sholeh.

Menurut Al-Quran dan Hadits, menghadapi pasangan yang tak seindah angan membutuhkan kesabaran dan pengertian. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 19, "Dan bergaullah dengan mereka secara patut." Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam juga mengajarkan dalam Hadits, "Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya." Dalam Islam, penting untuk mengutamakan cinta, kesabaran, dan pengertian dalam pernikahan. Kita diajarkan untuk menerima pasangan dengan segala kekurangan dan kelebihannya serta selalu berusaha memperbaiki diri dan hubungan. Ikhtiar untuk memperbaiki hubungan dengan komunikasi yang baik dan doa kepada Allah adalah langkah utama yang sejalan dengan tuntunan agama untuk mencapai keharmonisan bersama pasangan.

Menjelang hari terbaik di dunia, yaitu bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik karena Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang paling suci dalam kalender Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran, Surah Al-Fajr ayat 1-2, "Demi fajar dan malam yang sepuluh," yang merujuk kepada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'Anhu, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidak ada hari-hari yang amalan shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari Dzulhijjah)." Oleh karena itu, umat Islam sebaiknya memperbanyak ibadah seperti puasa, dzikir, membaca Al-Quran, serta berdoa selama periode ini untuk meraih keberkahan dan ampunan dari Allah. Selain itu, puncak dari ibadah di bulan Dzulhijjah adalah pelaksanaan ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban sebagai tanda ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam, dilihat dari banyaknya ibadah dan amal shalih yang dianjurkan dilakukan pada bulan ini. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu yang sangat istimewa, di mana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Fajr ayat 2, “Dan demi malam yang sepuluh,” yang menurut tafsir ulama, merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah selain dari sepuluh hari ini." (HR. Al-Bukhari). Pada hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah, dianjurkan untuk berpuasa yang memiliki keutamaan penghapusan dosa selama dua tahun (HR. Muslim). Di samping itu, ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam juga dilakukan pada bulan ini, memperjelas betapa mulianya bulan Dzulhijjah. Ibadah kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari-hari Tasyriq merupakan bentuk ketaatan dan pengorbanan yang mendekatkan diri kepada Allah serta sunnah Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Amalan-amalan seperti memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil, serta sholat sunnah, dzikir, membaca Al-Quran, dan sedekah selama bulan Dzulhijjah memberikan pahala berlipat ganda dan mendatangkan ridha Allah. Dengan menghidupkan amalan-amalan tersebut, bulan Dzulhijjah menjadi waktu yang penuh berkah dan kesempatan emas bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa.